الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR Muslim)
Klikbmi, Tangerang-Koperasi BMI akan menyerahkan 10 penghargaan desa penggerak koperasi kepada para kepala desanya pada perhelatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2021, Selasa 25 Januari 2022 mendatang.
Ketua Panitia RAT Tahun Buku 2021 Casmita menjelaskan, Ke-10 kades yang terpilih berada di wilayah pelayanan Kopsyah BMI. Tidak hanya menggenjot permodalan, Kades yang mendapat apresiasi juga membantu Koperasi BMI dalam mengokohkan pilar model BMI syariah lainnya seperti pendidikan, kesehatan, spritual dan sosial.
“Insya Allah, penghargaan kepada para kades akan kita serahkan pada RAT Koperasi BMI Tahun Buku 2021 dan mereka akan kami undang langsung ke acara ini untuk mendapatkan penghargaan,” terang Casmita.
Ia menambahkan, selain mendapatkan penghargaan, Kopsyah BMI juga memberikan apresiasi perlengkapan kantor untuk menunjang operasional desa senilai Rp 5 juta. Semua furnitur dan perlengkapan dikirim langsung oleh Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI).
”Bantuan ini merupakan apresiasi BMI atas kerja sama para kades dalam mensosialisasikan manfaat Koperasi Syariah BMI kepada warganya,” jelasnya.
Casmita menjelaskan, Ke-10 desa yang terpilih berada di Kabupaten Tangerang, Serang, Pandeglang, Lebak serta Kabupaten Bogor. ”Kiprah kades sebagai stakeholder di tingkat desa sangat sentral. Mulai dari ikut menghimpun calon anggota BMI pada gelaran pertemuan umum, nyatanya kades juga mampu memupuk semangat warganya untuk bergotong royong menjadi anggota BMI,” jelasnya.
Ia menambahkan, melalui penghargaan ini kemitraan BMI dan pemerintah desa semakin erat. Simbiosis mutualisme antara BMI dan desa hingga kini belum bisa terpisahkan baik dari sisi meningkatkan kinerja pemberdayaan hingga sosial.
Sebelumnya pada RAT BMI Tahun Buku 2020, Koperasi BMI juga menyerahkan apresiasi kepada 9 kades. Diantaranya kepada Desa Pekayon Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Apreasiasi BMI juga akan diberikan kepada delapan kades penggerak koperasi lainnya. Seperti Kades Kohod Pakuhaji LR Rohman, Kades Sukamanah Rajeg Rohadi, Kades Pasir Ampo Kresek Suardi. Sementara dari Bogor adalah Kades Babakan Ciseeng Apendi. Dari Lebak, apreasiasi juga diberikan kepada Kades Sindangsari Muncang Lebak Busro.
Peran kades sebagai penggerak koperasi di Banten Selatan juga tak luput dari perhatian BMI. Bantuan akan diberikan kepada Kades Pareang Mekarjaya Pandeglang Cecep Suherman dan Kades Malingping Selatan Lebak Aceng Junaidi. Dan Kades Bandung Kabupaten Serang Mad Yusuf. Sama halnya dengan tahun ini, seluruh bantuan disuplai langsung oleh Kopmen BMI.
Pola dukungan kades kepada BMI juga bermacam-macam. Mulai dari kontribusi bisnis dan permodalan (menjadi anggota dan menyimpan simpanan berjangka), ikut mensosialisasikan manfaat Koperasi Syairah BMI kepada warganya, memfasilitasi pertemuan staf lapang dengan calon anggota hingga ikut mengawasi jalannya pembangunan program hibah rumah siap huni (HRSH) Kopsyah BMI di desanya.
Saat dihubungi, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menerangkan, peran kepala desa tidak hanya memberi restu pelaksanaan pertemuan umum sebagai inisiasi awal pelayanan BMI, melainkan juga mendompleng kinerja BMI dalam pemberdayaan anggota di daerahnya.
”Bagi BMI, Kades tidak hanya sebagai pemimpin di daerahnya semata, melainkan menjadi motor edukasi ekonomi syariah lewat skema Model BMI syariah kepada warganya. Saya mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada para kepala desa yang terpilih atas support dan partisipasinya bagi kelangsungan BMI,” jelasnya.
Dalam prekteknya, kades menjadi orang yang pertama yang ditemui langsung oleh BMI dalam melakukan sosialisasinya. Kades juga menjadi sosok yang ikut mengawal sebelum membentuk kelompok kecil hingga tercipta rembug pusat. “Dalam PU, pemangku kepentingan yang ada di wilayah desa tersebut, salah satunya kades. Jadi kepala desa tidak hanya memegang peran kunci masuk BMI ke daerahnya, mereka pun ikut menjadi saksi bagaimana BMI melakukan tahapan standar prosedur operasional salah satunya PU,” jelas Penulis Tiga Seri Buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia tersebut.
Hingga kemudian, terjadi titik demarkasi bahwa Program BMI dan Desa dalam membangun kemandirian desa ternyata berjalan saling beriringan. ”Artinya dari sisi pembangunan ekonomi, warga desa yang mampu bisa menyimpan tabungannya di BMI, dan dikelola oleh BMI dan diberikan lagi kepada warganya dalam bentuk pembiayaan. Jadi arah Koperasi BMI sudah sejalan yakni menuju kemandirian ekonomi yang dimulai dari desa,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)