Supomo : Koperasi BMI Role Model Pengembangan Koperasi Indonesia

BMI Corner

Klikbmi, Tangerang –  Sejumlah upaya terus dilakukan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM (LPDB-KUMKM) untuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19 yang dirasakan koperasi dan UKM. Salah satu upayanya ialah mempercepat penyaluran pembiayaan dan pendampingan melalui koperasi. Dampak pandemi Covid-19 amat dirasakan oleh koperasi  maupun UMKM di Indonesia. Ada lima hal yang menjadi dampak terbesar UKM, yakni penurunan penjualan, bahan baku terhambat, pengurangan jumlah pekerja karena penawaran dan permintaan yang terganggu, terhambatnya produksi, dan permodalan.

Untuk membantu koperasi pada awal pandemi, LPDB-KUMKM melakukan tiga hal. Pertama, mempercepat penyaluran pembiayaan dengan target Rp1 triliun mulai April hingga September. Kedua, LPDB menurunkan bunga atau margin. Sekarang kita turunkan jadi setara 3%. Ketiga, memberikan fleksibilitas dalam melakukan pinjaman, kita berikan keleluasaan atau grace period sesuai kebutuhan.

Sambutan Pengurus, Pengawas Operasional dan Pengawas Syariah Atas Tamu LPDB-KUMKM

Hari ini (Senin, 23/8) dalam fungsinya   monitoring mitra koperasi yang diberikan pembiayaan ,Supomo (Direktur Utama LPDB-KUMKM) berdampingi oleh Ratih (Kadiv PBS 2), Rizal (Analis PBS 2), ADC Dirut LPDB KUMKM dan Humas LPDB KUMKM melakukan kunjungan ke Koperasi BMI di Kantor Pusat Koperasi BMI di Kawasan Gading Serpong, Tangerang.

Menyambut kunjungan LPDB- KUMKM segenap pengurus, pengawas operasional dan pengawas syariah.  Dipimpin oleh Kamaruddin Batubara (Ketua sekaligus Presiden Direktur), seluruh pengurus hadir. Pengurus lain yang hadir yakni Radius Usman (Wakil Ketua sekaligus Wakil Presiden Direktur), Yayat Hidayatullah (Sekretaris I sekaligus Direktur Operasional), Agus Suherman (Sekretaris II sekaligus Direktur SDM) dan Makhrus (Bendahara sekaligus Direktur Keuangan).

H Didi Budiharta, Ketua Pengawas Operasional juga turut menjamu tamu yang hadir didampingi H Machdiar dan Bagus WD Wicaksono yang merupakan anggota pengawas operasional. Dari Pengawas Syariah hadir H Hendri Tanjung (Ketua Pengawas Syariah) yang juga merupakan komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI). Koperasi BMI menunjukkan soliditas antara pengurus, pengawas dan manajemen secara total dalam pengelolaan koperasi yang berprinsip Good Cooperative Governance (GCG).

Kamaruddin Batubara mewakili Koperasi BMI mengatakan bahwa BMI saat ini tengah membangun holding koperasi. “ Saat ini ada Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dengan ruang lingkup kerja pada sektor keuangan dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dengan ruang lingkup sektor riil. Saat ini terdiri dari beberapa sektor bisnis mulai dari Minimarket dan Grosir, Divisi Konstruksi dan Toko Bangunan (DKTB), BMI Tour and Travel, Café Kopi Rindoe Benteng (KRB) dan BMI Elektronik” ujarnya memberikan pembuka sambutan.

“Insayallah awal tahun depan kita akan bentuk Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia yang akan mengelola usaha jasa koperasi yaitu konstruksi dan perumahan, tour & travel dan jasa-jasa lain seperti diklat dan jasa yang dibutuhkan anggota kita. Lalu koperasi ini akan membentuk holding koperasi” papar pria penerima anugerah Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI (2018).

Supomo yang dilantik maret 2020 mengatakan bahwa LPDB-KUMKM diberikan tugas untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, yakni dengan memancing atau memberikan insentif kepada koperasi yang ingin mengakses pembiayaan saat terjadi pandemi Covid-19.  ” Keberadaan kita saat pandemic ini tentu untuk mengurangi dampak besar dalam masa pandemi, yakni untuk menjaga koperasi agar tetap memiliki likuiditas yang cukup sehingga dapat melayani anggota UMKM, yang salah satunya adalah menggenjot penyaluran dana bergulir khususnya dalam keadaan yang sulit seperti sekarang ini” ujarnya membuka pernyataan.

“Kedatangan kita ke Koperasi BMI juga sebagai sarana silaturahmi, banyak orang katakan tak kenal maka tak sayang. Untuk itulah kita datang dan baru kali ini bisa datang ke BMI. Saya kira Koperasi BMI merupakan mitra yang sangat strategis. Ini perlu saya katakan karena selama monev (red : monitoring) yang dilakukan oleh tim kami juga berjalan dengan baik” ujar pria yang lahir di Jawa Timur  ini.

“Koperasi BMI yang sangat kooperatif ini saya kira  merupakan model koperasi yang baik, Koperasi BMI salah satu koperasi yang bisa dijadikan model pengembangan koperasi Indonesia. Pengurus dan manajemen masih muda dan punya visi kuat. Dengan kapasitas koperasi yang seperti ini, saya kira Koperasi BMI bisa jadi teladan atau contoh untuk mitra-mitra kita yang lain” ujarnya melanjutkan.

Menutup sambutannya, Supomo mengatakan keberadaan LPDB-KUMKM untuk masa pandemi saat ini sangat berarti bagi koperasi Indonesia. “Untung masih ada LPDB, sehingga kesulitan sebagian koperasi Indonesia bisa teratasi terkait liquiditasnya. Dan bagi koperasi yang terus berkembang seperti BMI, keberadaan LPDB bisa menjadi mitra untuk mewujudkan visi, misi dan tujuannya” pungkas Supomo dalam sambutannya.

Dalam sesi diskusi muncul  sesi menarik bahwa setelah holding koperasi berdiri, LPDB akan lebih mudah menyalurkan pembiayaan kepada holding dan tidak perlu repot menyalurkan ke koperasi anggota sekunder (holding). “Saya kira visi pengurus tentang holding koperasi ini sangat menarik dan visioner. Dengan begini LBPD tinggal memberikan pembiayaan kepada holding dan holding akan lebih fokus memberikan pembiayaan kepada koperasi primer yang tepat untuk mengelola dana bergulir ini” ujar Supomo dalam sesi diskusi.

Setelah sesi makan siang, Supomo menyempatkan diri mengisi acara Podcast Buka Mata Indonesia (BMI) yang dibawakan oleh Sularto (Koordinator Humas dan Promosi Koperasi BMI). Podcast bisa disimak oleh pembaca melalui chanel youtube BMI NEWS yang akan diluncurkan Selasa (24/8) pukul 16.00 WIB. Dalam pernyataan Supomo mengatakan bahwa koperasi yang layak untuk dibiayai adalah koperasi yang menjunjung tinggi governance. “Saya kira koperasi yang layak mendapatkan pembiayaan dari LPDB adalah koperasi yang menjujung tinggi baiknya pengelolaan atau Good Cooperative Governance (GCG)”  papar Supomo.

“Saya kira Koperasi Koperasi BMI merupakan salah satu koperasi yang bisa dijadikan model pengembangan koperasi di Indonesia”  ujar Supomo kembali menegaskan tentang model Koperasi BMI yang dikelola oleh manajemen yang masih muda dan menggunakan IT kekinian.

Mengakhiri kunjungan segenap pengurus, pengawas operasional dan pengawas syariah serta rombongan tamu LPDB melakukan sesi foto bersama dan penyerahan buku karya BMI yakni buku Model BMI Syariah yang merupakan Seri I Peradaban Baru Koperasi Indonesia yang juga buku best seller di Gramedia, Buku Mikro Tata sanitasi dan Mikro tata Air (MTS & MTA), buku yang baru terbit di Gramedia (Seri II Buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia) karya Kamaruddin Batubara dan buku Manajemen Syariah Dari Kisah 25 Nabi dan Rasul karya H Hendri Tanjung. (Sularto/klikbmi).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *