وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS Az-Zariyat : 19)
Klikbmi, Tangerang– Koperasi BMI menghelat urun rembug bersama warga Desa Daon, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang di aula desa, Kamis 14 Oktober 2021. Diketahui, BMI telah beroperasi sejak tahun 2008. Jumlah anggotanya mencapai 393 orang.
Selama 13 tahun beroperasi, BMI telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp31,7 miliar kepada anggota, dengan jumlah simpanan anggota BMI mencapai Rp1,8 miliar.
Potensi desa Daon juga sangat strategis. Mayoritas warganya berkerja di sektor daur ulang limbah. Untuk itu, Kopsyah BMI dan Kopmen BMI menggandeng aparat desa untuk menggali potensi bisnis bersama.
Di tengah agenda bersama Kementerian Koperasi dan UKM di Tapanuli Selatan Sumatera Utara, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menyempatkan diri menghadiri urun rembug Desa Daon melalui zoom meeting.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatullah, General Manajer Koperasi Konsumen BMI Taufik Hidayat, Manajer Operasional Kopsyah BMI Muhammad Fadlillah, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita, Manajer Area 02 Suhaemuddin dan Manajer Cabang Johaeriyah.
Selain urun rembug, BMI juga menghelat peletakan batu pertama rumah gratis hibah rumah siap huni (HRSH) kepada non anggota. Penerimanya adalah Ibu Konil, Warga Kampung Galebug, Daon, Rajeg.
Dalam sambutannya, Presdir mengatakan bahwa output dari urun rembug adalah terciptanya sejumlah program-program kemitraan antara desa dan koperasi.
Ditegaskannya, bahwa niat Kopsyah BMI hadir di Desa Daoin adalah menegakkan ekonomi gotong-royong sesuai pasal 33 UUD 1945 yang bersumber dari pemikiran sang proklamator Bung Hatta.
”Koperasi adalah sarana kita untuk mencapai kesejahteraan ekonomi. BMI mengajak warga Desa Daon menguatkan kembali ekonomi gotong-royong, karena tolong menolong sangat kental dengan kultur bangsa kita. Indonesia pun menjadi negara paling dermawan di dunia menurut survey luar negeri,” paparnya.
Diketahui, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia menurut Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021. Faktor terbesar yang mendorong masyarakat Indonesia menyumbangkan uangnya karena didorong kewajiban berzakat.
Dengan begitu, sambung Kamaruddin, Kopsyah BMI mengajak warga Desa Daon bersama sama berjuang mewujudkan tujuan ekonomi kerakyatan. Yakni saling membantu satu sama lain dengan sifat gotong royong dan azas kekeluargaan. Itulah esensi berkoperasi yang sebenarnya.
”Jadi Bapak Kades Daon dan bapak ibu sekalian, jika hanya sekedar usaha mencari untung, tidak mungkin kami membuka layanan baru sampai ke pelosok daerah. Tapi inilah berkoperasi, kami mendorong agar masyarakat kita memiliki kesempatan yang sama untuk mengangkat harkat dan tingkat kesejahteraan keluarganya dengan menjadi anggota koperasi,” terangnya.
Ia menuturkan, sejak awal Kopsyah BMI terus konsisten melakukan pemerataan ekonomi berkeadilan melalui Model BMI Syariah. Kopsyah BMI kini telah memiliki 77 cabang di Provinsi Banten, Kota Bogor, Kota Depok dan Kabupaten Bogor . Kawasan paling selatan Banten pun dijamah BMI mulai dari Bayah dan Cibaliung.
”Kedatangan kami disini adalah mengajak bapak-ibu untuk belajar bermuamalah.Karena koperasi itu dalilnya adalah Al Maidah ayat 2 yang jika diterjemahkan yakni Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatullah. Ia berharap, melalui urun rembug ini kemitraan BMI dan pemerintah desa semakin erat. Simbiosis mutualisme antara BMI dan desa hingga kini belum bisa terpisahkan baik dari sisi meningkatkan kinerja pemberdayaan hingga sosial.
”Ini yang BMI bilang bahwa BMI dan desa saling keterkaitan dan keterikatan. Urun rembug merupakan bentuk BMI untuk membangun desa dengan potensi yang ada. Harapannya desa tersebut bisa memberikan motivasi kepada warganya yang belum menjadi anggota untuk bergabung ke BMI,” terangnya.
Sementara Kades Daon Johani mengucapkan terima kasih kepada BMI atas agenda ini. Ia mengakui, baru Kopsyah BMI sebagai koperasi yang mengamalkan syariah di tengah warganya dan ia menyatakan siap untuk mendampingi BMI membawa perubahan dan peningkatan ekonomi di desanya.
”Kami berterima kasih atas bantuan BMI yang sudah membangun dua rumah gratis untuk warga kami. Jujur ya, Kopsyah BMI ini lah yang setiap kegiatan selalu minta izin kepada kades. Padahal mah, untuk BMI kami sudah paham bahwa kerjanya untuk kemaslahatan umat,” jelasnya.
Di tengah acara, Sulastri salah satu anggota Kopsyah BMI Cabang Rajeg mengaku bangga menjadi anggota BMI. Dari BMI, ekonomi keluarganya terangkat. Pembiayaannya kini mencapai Rp 60 juta untuk usaha warungnya. Tidak hanya permodalan, Sulastri juga sudah melunasi sertifikat wakaf BMI untuknya dan sang suami. Insya Allah, dalam waktu dekat, salah satu anaknya juga akan melunasi wakaf BMI.
“Sangat bangga sekali pak menjadi anggota BMI, ekonomi kami terangkat karena pembiayaan dari BMI. Saya hanya dari BMI saja pak, tidak ada dari yang lain. Terima kasih pak, doakan semoga kami sekeluarga bisa berwakaf semua,” ujarnya.
Program kemandirian desa lewat usaha ritel juga dipaparkan oleh General Manajer Kopmen BMI Taufik Hidayat. Sebelumnya, ia mempresentasikan sejumlah unit bisnis Kopmen BMI, mulai dari Bisnis Kontruksi dan Toko Bangunan, elektronik, mini market grosir, tour and travel dan kafe Kopi Rindoe Benteng. Kesemua unit ini bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan anggota BMI.
”BMI membawa misi untuk mengangkat ekonomi desa yang mandiri dan partisipatif bersama perangkat dan warga Desa Daon,” jelasnya.
Kemudian, Taufik menjelaskan program One Village One Partner (OVOP). Program Kopmen BMI yakni mencari mitra kerja grosir untuk melayani anggota yang memiliki warung, program ini mentargetkan satu mitra kerja dalam satu desa dengan menyasar captive market yakni anggota BMI sendiri.
”Program ini tentu akan meningkatkan omzet penjualan bagi anggota Kopsyah BMI. Tentu omzet penjualan akan meningkat, karena produk yang dijual bertambah, persediaan bertambah. Dan dengan dukungan teknologi melalui BMI Mobile belanja akan lebih terarah. Lebih terprogram,” jelasnya.
Sementara Manajer Zakat Infaq Sadaqah dan Wakaq (ZISWAF) Kopsyah BMI Casmita mengatakan, bahwa BMI tidak hanya memeratakan akses permodalan namun juga mengangkat taraf ekonomi anggotanya. Mengajak anggota untuk menabung dan berbagi kepada sesama lewat ZISWAF.
Dengan ber ZISWAF sebenarnya selain ibadah muamalah kita juga berjuang untuk menumbuhkan usaha baru. Mengapa? Karena begini, ketika seorang anggota tidak memiliki kemampuan untuk memulai usaha, maka pertama kali kita memberikan sedekah yang akan digunakan oleh mereka untuk memulai usaha.
”Jika kemauan usahanya sudah ada, maka kita beri mereka pinjaman, jika sudah menghasilkan keuntungan buat dirinya sendiri, maka kita tingkatkan lagi kepada pembiayaan. Dan jika sudah bisa berbagi hasil dari pembiayaan tersebut, maka harapannya anggota tersebut bisa menabung di Kopsyah BMI dan melakukan investasi minimal membangun toilet atau kamar mandi yang sehat di rumahnya sendiri. Itulah Model BMI Syariah,” tandasnya.
(TOGAR HARAHAP/KLIKBMI)