Klikbmi, Tangerang – Puncak acara 9 Tahun Milad Koperasi BMI dan 19 Tahun Operasional yang dipusatkan di Kantor Cabang Sukadiri benar-benar meriah. Suasana cerah mengiringi perhelatan acara. Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI hadir bersama H. Didi Budiharta, Ketua Pengawas Operasional dan H. Hendri Tanjung, Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI.
Ahmad Zabadi, Deputi Perkoperasian Kemenkopukm hadir memberikan semangat dan memotivasi pengurus dan pengawas Koperasi BMI. Hadir pula, Arif R Hakim mewakili Kadis Koperasi dan UKM Propinsi Banten dan H Jamasari mewakili Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang. Hadir pula Encep Sahayat, Camat Sukadiri.
Acara yang dihelat melalui live streaming melalui chanel youtube BMI NEWS dan digelar di 5 tempat berlangsung dengan khidmad dibuka dengan doa yang dibacakan H Hendri Tanjung dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran.
Membuka sambutan, Kamaruddin menyampaikan koperasi sampai saat ini masih dianggap sebelah mata. “Bapak Ibu kita hari ini menyadari bahwa koperasi bahkan sampai saat ini masih dianggap sebelah mata. Oleh karena itu kami mulai mengajak dan alhamdulilah para Bupati di area kerja kami, kepala dinas, camat dan kades sudah menjadi anggota BMI. Langkah ini semata-mata untuk membuat koperasi semakin dilihat sebagai lembaga yang mampu berbuat banyak” tutur Kambara membuka sambutannya.
Ia menambahkan berkoperasi merupakan praktek Q.S Al Maidah ayat 2. “Berkoperasi juga merupakan praktek dari tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Melalui koperasi kita bisa membangun rumah sakit dan bahkan sekolah gratis. Inilah cita-cita kita. Rumah sakit bisa kita berikan layanan bayar seikhlasnya. Saat ini kita juga sudah memiliki 9 ambulan yang kita berikan jasa gratis tidak bayar sama sekali. Dengan berkoperasi dan tolong – menolong semua bisa kita lakukan” ujar Kambara menambahkan.
“Saat ini kita juga sudah memiliki Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) yang dengan inisiatifnya telah membuka layanan BMI poin di 55 layanan. Kita juga memiliki produk beras dan masih banyak aktifitas bisnis Kopmen BMI yang lain” papar Kambara lagi.
Melalui jaringan BMI poin di berbagai pasar Kambara berharap mampu mewujudkan terciptanya sirkuit ekonomi dan menuju alat pembayaran yang cashless.
Kambara juga menjelaskan tentang Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang menggarap berbagai sektor jasa. “Bapak Ibu, saat ini kita juga sudah memiliki Kopjas BMI salah satunya jasa Event Organizer (EO) dan acara ini juga dilaksanakan oleh EO kita sendiri” ujar Kambara melanjutkan.
Penulis Buku Model BMI Syariah ini juga menjelaskan bahwa Koperasi BMI terus menggalang wakaf. “Kami di Kopsyah BMI terus menggalang wakaf, dengan wakaf Rp 2.000,- perminggu sampai hari ini alhamdulillah kita telah mampu menghimpun Rp 20 M” ujar Kambara.
“Kita terus mengajak anggota untuk terus berinfak, berzakat juga bersedekah. Untuk wakaf kita selalu kumandangkan Q.S Ali Imron ayat 92 yang memberikan pesan kita tidak akan memperoleh kebajikan yang sempurna, sebelum kita menginfakkan sebagian harta yang kita cintai. Bapak Ibu kita punya gerakan Infak Rp 1000 per minggu. Kita juga terus mengajak masyarakat untuk menyimpan di BMI” ujarnya lagi.
“Yang golongan menengah ke atas baiknya menyimpan di koprasi, ini agar harta tidak beredar di antara orang kaya saja” tuturnya lagi.
Menutup pernyataannya Kambara mengajak untuk berkoperasi. “Berkoperasi membentuk jatidiri bangsa untuk menggerakkan ekonomi” tegasnya mengakhiri sambutannya.
Zabadi dalam sambutannya memberikan selamat kepada Koperasi BMI. “Selamat milad 9 tahun Koperasi BMI dan 19 Tahun operasional. Kami secara khusus memberikan apresiasi atas perkembangan BMI selama ini. Kami menganggap BMI sebagai Koperasi patut untuk dibanggakan” ujar Zabadi dalam sambutannya.
“Dalam setiap kesempatan Koperasi BMI ini paling sering saya sebut, karena BMI memang patut untuk dibanggakan. Koperasi BMI bisa dijadikan role model, benchmark sebagai koperasi yang murni berbasis anggota” tegas Zabadi lagi.
“Banyak koperasi yang saat ini jujur dikuasasi oleh elit-elit koperasi. Bahkan koperasi dianggap seperti perusahaan pribadi. Jika koperasi hanya dikuasai oleh beberapa elit maka ini sebetulnya pelanggaran serius” terang Deputi Perkoperasian ini.
“Koperasi BMI ini kita liah juga sebagai koperasi yang mampu mewujudkan Good Cooperative Governance. Beberapa hari lalu kami berkoordinasi dengan Menkopolkam, Bapak Mahfud MD kita membentuk Satgas Penagangan Koperasi Bermasalah. Praktek koperasi bermasalah sangat jauh dari prinsip dan nilai koperasi, akibtanya ratusan ribu anggota dirugikan. Bahkan dari 8 koperasi bermasalah ini kerugian anggota sampai mencapai Rp 26 Triliun” ujarnya dengan nada gusar.
“Koperasi semacam ini akan sangat mengganggu nama baik koperasi yang betul betul seperti BMI ini . Lama kita membangun nama baik koperasi tetapi dirusak oleh koperasi bermasalah ini” tegas Zabadi.
Menutup sambutannya ia berharap Koperasi BMI mampu mewujudkan konglomerasi usaha koperasi. “Kita berharap Koperasi BMI yang telah bertransfirmasi menjadi sebuah holding mampu menjadi konglomerasi koperasi atau konglomerasi usaha koperasi. Yang perlu diingat ukuran keberhasilan koperasi bukan hanya diukur dari besaran asset tetapi lebih dari itu adalah kesejahteraan anggota dan promosi ekonomi anggota. Berkoperasi harus menaikkan atau mempromosikan ekonomi anggota sehingga ekonomi anggota naik kelas” pungkas Zabadi mengakhiri sambutannya. (Sularto/Klikbmi)