Nasehat Dhuha Selasa, 9 Februari 2021 | 62 hari menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Iman merupakan dasar yang harus ada di dalam diri seorang muslim. Dan iman merupakan syarat diterimanya sebuah amalan di sisi Allah. Tanpa iman, kebaikan hanyalah kebaikan yang hanya berhubungan antar manusia dengan manusia.
Dan iman menjadi titik penyemangat seorang muslim untuk beribadah. Semakin tinggi iman seseorang, maka semakin semangat seseorang itu dalam menjalankan apa yang di perintah-nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Mungkin kita pernah dengar para ulama mengatakan
الإيمان يزيد وينقص، يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية
Iman itu naik turun. Naik (bertambah) dengan keta’atan dan turun (berkurang) dengan maksiat. Dengan kata lain, buah dari sebuah ketaatan adalah bertambahnya iman. Dan dengan bertambahnya iman, tambahlah semangat dalam ketaatan.
Kesimpulannya, ketaatan kita sekarang dengan mengerjakan kebaikan/ibadah (yang seharusnya) akan menimbulkan tambahnya ketaatan kita di kemudian hari. Dan ini yang disebut kontinuitas dalam beramal. Dan amalan seperti inilah yang merupakan amalan yang paling dicintai Allah.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.(HR. Muslim)
Dari hadist di atas, tidak harus sedikit dalam beramal. Tapi yang perlu kita garis bawahi adalah kontinuitasnya. Jika sedikit sangat dicintai Allah, maka banyak akan lebih dicintai Allah. Wallahu a’lam bish-showab.
Terus beramal. Terus berbuat baik dan jangan bosan jadi orang baik.
Rekening ZISWAF KOPSYAH BMI : 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia. (Sularto/Klikbmi)
ZISWAF KOPSYAH BMI