#Nasehat Dhuha# Selasa, 23 Februari 2021 | 48 Hari Menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Pernahkah kita merasa bahwa kita orang paling tidak beruntung di dunia ini? Atau orang yang selalu dicoba oleh Allah subhanahu wa ta’ala? Atau jarang mendapatkan apa yang diharapkan? Perlu diingat, perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai yang diharapkan, Kadang manusia harus melewati jalan penuh rintangan setelah jalan yang mulus.
Kadang ada gembira dan kadang ada duka. Itulah tabiat kehidupan. Dan yang harus kita ketahui bahwa Ad-dunya daarul bala’ wa daarul imtihan wal-akhiroh darun ni’am (Dunia tempat nya musibah dan ujian, dan akhirat tempatnya kenikmatan). Allah menciptakan dunia ini bukan sebagai tempat tujuan manusia untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan. Karena jika Allah menciptakan dunia sebagai tempat tujuan manusia, Terus untuk apa Allah menciptakan surga? Dunia hanyalah perantara.
Salah satu ujian yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Seseorang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya demi tujuan yang diharapkannya. Tapi kenyataannya, realita tidak sesuai dengan ekpektasi. Itu hal yang wajar. Karena manusia hanya disuruh untuk ikhtiar, dan perihal hasil agar diserahkan kepada Allah. An-naasu fit-taqrir, Wallahu fit-taqdiir (manusia yang merencanakan, Allah yang memutuskan)
Jika kita pernah kecewa dengan hasil yang diberikan oleh Allah. Kita perlu mentadabburi surat Al-Baqarah ayat 216 yang berbunyi :
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Ayat di atas memiliki hubungan yang erat dengan prinsip rukun iman yang ke-6, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Bisa jadi musibah-musibah yang kita alami merupakan jalan menuju kenikmatan dan anugrah dari Allah di masa mendatang. Beberapa kejadian yang menunjukkan bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik dan bisa kita ambil hikmahnya. Di antaranya :
- Kisah ibunda Nabi Musa ‘alaihissalam yang menghanyutkan anaknya di atas sungai nil. Dan ketika mendengar bahwa anaknya berada di tangan keluarga raja fir’aun, beliau begitu cemas dan takut. Tetapi tanpa diduga tragedi itu berbuah manis di kemudian hari.
- Kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya. Seakan sudah tidak ada harapan untuk hidup. Tetapi kejadian itu membawa Nabi Yusuf ke derajat yang lebih tinggi.
Dan banyak lagi kisah yang menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dalam ketentuan Allah untuk hamba-Nya.
Ikhtiar (sebaik mungkin), (terus) beribadah, berdoa dan (selalu) berhusnudzon. Allah tau yang terbaik untuk kita.
Rekening ZISWAF KOPSYAH BMI : 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia. (Sularto/Klikbmi)