JAKARTA– Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) meraih tiga penghargaan nasional sekaligus yang diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dalam acara peluncuran buku 100 Koperasi Besar Indonesia oleh Majalah Peluang di Ballroom Nareswara Smesco Indonesia, Jakarta, Selasa (23/2).
Tiga penghargaan berasal dari tiga kategori yakni Penghargaan Koperasi Skala Besar Nasional dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR Terbaik, Teknologi Informasi/IT Terbaik dan Konten Podcast Apreasiasi Terbaik 2021. Penghargaan diterima langsung oleh Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara.

Kepada redaksi KLIK BMI, Kamaruddin Batubara mengatakan, tiga penghargaan ini merupakan buah kerja keras anggota dan pengelola Kopsyah BMI .
“Penghargaan ini saya persembahkan kepada seluruh anggota dan pengelola Koperasi BMI. Terima kasih saya haturkan kepada semua anggota dan pengelola BMI yang telah memberikan kinerja terbaiknya sehingga kita meraih 3 penghargaan atas kinerja tahun 2019. Mari terus kita tingkatkan dengan selalu kerja keras, sinergi dan saling percaya,” ujarnya.
Kamaruddin menambahkan, penghargaan ini menjadi bentuk konsistensi BMI sebagai koperasi berskala nasional dalam menjawab tantangan digitalisasi koperasi. Selain memenuhi kebutuhan anggota, BMI mampu menjalankan teknologi informasi dalam pemberdayaan sosial lewat zakat, infak, sodaqoh, dan wakaf (ziswaf).
” Sementara di bidang digitalisasi, BMI melakukan sejumlah terobosan lewat dua aplikasi yang memudahkan anggota melakukan transaksi. Yakni Doit BMI berbasis web dan BMI Mobile, baik sebagai aplikasi pemenuhan kebutuhan anggota, pembayaran ziswaf hingga transaksi melalui simpanan sukarela. Semangat BMI tetap berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan prima untuk anggota,” terang peraih Anugerah Satya Lancana Wira Karya dari Presiden RI tahun 2018 itu.
Agenda yang dipandu Pimpinan Redaksi Majalah Peluang Irsyad Muchtar semakin istimewa oleh kedatangan tokoh koperasi Indonesia yang juga Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Sri Edi Swasono. Di hadapan para tamu undangan, menantu dari Bung Hatta itu menegaskan kembali bahwa Koperasi harus menjadi landasan Indonesia untuk meraih ekonomi yang demokratis dan mandiri.

Pembangunan negara atas dasar neoliberalisme, sambungnya, hanya menggusur orang miskin, bukan menggusur kemiskinan. Ia mengatakan bahwa koperasi menjadi alat untuk membendung Indonesia tenggelam dalam konsep pasar bebas atau neoliberalisme. Baginya, neoliberalisme justru menjadi penyebab menurunnya kesejahteraan Indonesia.
”Saatnya kita menegaskan kembali bahwa Pasal 33 sebagai dasar koperasi tidak diamandemen. Selama mata kuliah ekonomi di seluruh universitas di Indonesia tidak di isi oleh konsep koperasi maka kita tidak akan paham membangun koperasi. Karena koperasi adalah mengutamakan kepentingan orang banyak bukan orang per orang. Itu hakikatnya koperasi,” ujarnya.

Sementara dalam sambutannya, Menteri Teten Masduki memastikan substansi yang masuk dalam Undang-undang Cipta Kerja berdampak positif terhadap koperasi dan UMKM. Salah satunya, tidak ada pajak dalam sisa hasil usaha (SHU). Ia berharap gerakan koperasi menjadi gerakan untuk membendung pandemi

”Acara penghargaan bagi 100 koperasi Indonesia menjadi nilai strategis ekonomi kita di tengah pandemi ini. Ekonomi kita terkontraksi di minus 5,2 persen (quartal pertama) dan kemudian membaik di minus 2,9 persen di kuartal ketiga dan optimistis membaik. Dan saya meminta gerakan koperasi saat ini mampu mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan,” terangnya.

Dikatakannya, problem produktivitas koperasi menjadi salah satu problematika yang harus dihadapi. Solusinya yakni digitalisasi koperasi. Dari data ODS Kemenkop RI, tahun 2019 terdata 123.048 unit koperasi. Dengan jumlah aset Rp154,7 triliun dengan jumlah anggota 22 juta orang lebih. Tapi kontribusi PDB hanya cuma 5,1 persen dan menurut Teten ini masih kecil. Di sisi lain, dari sekian ribu koperasi yang memiliki website hanya 906 unit atau 0,73 persen dari koperasi.

”Jadi saat ini tantanganya adalah bukan menambah jumlah koperasi melainkan menambah jumlah warga Indonesia untuk berkoperasi. Dengan agenda ini, menunjukkan bahwa koperasi Indonesia layak diperhitungkan jadi untuk koperasi yang 100 yang menang penghargaan ini saya kasih tugas untuk mengembangkan koperasi bersama pemerintah,” tandasnya. (gar/KLIKBMI)
Apakah ada asuransi ?