Bagaimana Sebaiknya Amalan Kita Setelah Ramadhan Berlalu ?

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Minggu, 9 Mei 2021 | Hari Ke-27 Ramadhan 1442 H| Oleh :  Sarwo Edy,ME

Klikbmi, Tangerang – Gajah mati meninggalkan gading, harimau  meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Seorang manusia terutama yang akan diingat adalah jasa-jasanya atau kesalahannya. Perbuatannya baik atau buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang itu sudah mati. Setiap orang yang sudah meninggal memang memiliki kesalahan atau perbuatan buruk yang dikerjakan selama masa hidupnya. Walaupun mungkin kesalahan-kesalahan itu masih membekas di pikiran kita. Tapi kita dilarang untuk mencela perbuatan orang yang sudah meninggal tersebut. Dan menurut adab yang baik, kita dianjurkan untuk lebih menceritakan kebaikan-kebaikannya.

Rasulullah SAW bersabda : “ Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah sampai (mendapatkan) apa yang telah mereka kerjakan (HR. Bukhari). Setiap kita dianjurkan untuk meninggalkan yang baik-baik untuk generasi selanjutnya. Hal itu selaras dengan pepatah arab : innama-l-mar’u haditsun ba’dahu fakun haditsan hasanan liman wa’a (Sesungguhnya manusia akan menjadi perbincangan orang setelah tiada. Maka jadilah figur yang dapat memberikan kesan baik bagi mereka yang menyaksikannya (setelahnya). Rasulullah SAW pun seakan mengajarkan kita bahwa beliau tidak meninggalkan umatnya ataupun keluarganya kecuali hal yang bermanfaat untuk mereka dan yang bisa membimbing mereka dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan tipu muslihat yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dan beliau tidak ingin meninggalkan sesuatu yang membuat keluarganya dan umatnya tergelincir di jurang yang membuat jauh dari Allah.

Ada sebab ada akibat. Dalam Bahasa inggris kita ketahui dengan istilah cause and effect. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang datang dengan tiba-tiba. Semua itu terjadi atas proses yang terjadi. Minimal jika kita tidak melakukan sesuatu, Hidayah Allah lah yang menjadi cause nya. Dan mungkin itu bisa terjadi dari doa orang lain yang terkabul.  Hasil tidak akan mengkhianati proses. Itulah kalimat yang sering kita dengar untuk membuat kita lebih semangat dalam bekerja, belajar ataupun suatu usaha. Dan bisa jadi usaha itu adalah ibadah. Tidak ada amalan atau ibadah yang luput dari Penglihatan Allah walaupun itu sedikit.

Sama halnya dengan semua amalan yang kita kerjakan di Bulan Ramadhan ini. Seperti yang sudah kita ketahui, selama di Bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan juga ibadah. Dan salah satu yang menjadi penyemangat kita adalah dikarenakan di Bulan Ramadhan ini, semua amalah kebaikan dilipatgandakan oleh Allah SWT.  Ada yang benar-benar menggunakan kesempatan emas ini dengan penuh semangat. Karena mereka tau bahwa datangnya bulan ini hanya setahun sekali dan hanya 1 bulan dalam 12 bulan yang tertulis di kalender hijriyah. Dan ada juga yang menganggapnya hanya seperti bulan biasa yang tidak harus menjadikan mereka agak “lebih lelah” dari biasanya dalam urusan ibadah dan juga amalan kebaikan. Orang-orang tersebut sudah termasuk orang yang merugi di Bulan Ramadhan ini. Apalagi jika ada seseorang yang ketika di Bulan Ramadhan bukan menambah amalan kebaikan. Akan tetapi sebaliknya, malah terjerumus di lubang kemaksiatan. Naudzu billah.

Al-Aadah Muhakkamah (Kebiasaan dijadikan hukum). Di dalam ilmu ushul fiqh ada kaidah yang bernama Al-Aadah Muhakkamah. Kaidah ini menjadikan sebuah kebiasan yang dikerjakan berkali-kali menjadi hukum. Dan ini tidak hanya berlaku untuk ibadah saja. Karena kaidah ini secara umum bisa terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Konsepnya adalah jika kita mengulang-ngulang kegiatan tersebut, maka secara tidak langsung dan ataupun di alam bawah sadar kita akan mengerjakan kegiatan tersebut tanpa paksaan. Seperti halnya orang yang terbiasa untuk sholat tahajjud, dia akan merasa ada yang kurang atau janggal jika ada suatu malam yang terlewat tanpa sholat tahajjud.

Makanya, jika kita merasa belum terbiasa untuk berbuat baik atau merasa berat untuk melakukan kebaikan, kita dianjurkan untuk memaksa diri kita dulu untuk berbuat baik. Dan jika kita terus mengulang-ngulang kebaikan itu walaupun agak terpaksa. Tanpa disadari, suatu saat kebaikan itu akan kita lakukan dengan sendirinya. Tidak ada suatu ibadah ataupun kebaikan yang tidak berpengaruh kepada kehidupan kita. Mungkin kita pernah dengar atau membaca buku The Power Of Water. Di dalam buku itu, ada sebuah kejadian unik. Jika sebuah air kita bacakan hal-hal yang baik. Maka molekul air akan berubah jadi baik. Sebaliknya, jika kita bacakan kata-kata yang jelek. Maka molekul air akan berubah jadi jelek. Sama halnya dengan tubuh kita.

Jika kita sering melakukan hal baik, maka akan berpengaruh pada badan kita dan kehidupan kita. Contoh kecil adalah efek dari Sholat kita dalam kehidupan kita yang termaktub dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi :

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bulan Ramadhan adalah bulan amalan kebaikan. Sebentar lagi bulan istimewa ini akan meninggalkan kita dan membuat kita harus menunggu 1 tahun berikutnya. Apakah kita bisa bertemu dengan Ramadhan berikutnya? Setiap orang pasti akan mengatakan berharap agar bisa bertemu dengannya lagi.  Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana dengan amalan kita setelah Ramadhan? Sebagaimana kita ketahui, Bulan Ramadhan ini adalah bulan pendidikan beramal. Kita seakan dikarantina di sebuah tempat untuk melakukan kebaikan-kebaikan selama satu bulan lamanya. Dengan harapan bulan setelahnya kita sudah terbiasa dan melanjutkan kebiasan-kebiasan baik selama bulan Ramadhan di bulan-bulan berikutnya. 

Taqwa! Itulah tujuan puasa diwajibkan. Hal itu sesuai perintah Allah di surat Al-Baqarah ayat 183. “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. Di masa akhir-akhir bulan Ramadhan dan menjelang lebaran ini, sebagian besar orang yang bekerja di kantor ataupun perusahaan swasta sudah diberikan waktu libur. Untuk mereka khususnya dan untuk orang-orang muslim umumnya, mari kita gunakan sisa-sisa bulan suci Ramadhan ini agar lebih semangat ibadahnya, mengejar ketertinggalan dan membiasakan amalannya serta menjadikan amalan di Bulan Ramadhan sebagai lifestyle amalan kita di bulan-bulan selanjutnya.

Dan Jangan lupa bersedekah setap hari. Salurkan sedekah terbaik  kita melalui rekening Ziswaf Kopsyah BMI : BNI Syariah : 7 2003 2017 1 a/n Benteng Mikro Indonesia. Simpanan Sukarela : 000020112016. DO IT BMI : 0000000888 dengan memilih paket takjil ataupun paket wakaf mushaf Al-Qur’an dan ataupun dua-duanya. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *