Klikbmi.com, Tangerang – Jika dunia melihat Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006, sukses dengan Grameen Bank nya, maka di Indonesia khususnya di Provinsi Banten, ada sosok Kamaruddin Batubara yang identik dengan Koperasi BMI nya. Pria 45 tahun, Peraih Penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Jokowi dan Bhakti Koperasi dari Menkop dan UKM RI ini sarat dengan prestasi di bidang perkoperasian. Tak tanggung tanggung dalam dua tahun berturut turut yaitu pada tahun 2017 dan 2018 Kamaruddin Batubara memperoleh penghargaan tersebut dalam dua moment yang berbeda. Tentu saja bukan perkara mudah untuk mendapatkan penghargaan bergengsi seperti itu, pastinya ada kriteria khusus yang sangat spesial yang dijadikan parameter dan tolok ukur dari pemberi penghargaan terhadap sosok yang dinilai patut dan layak untuk mendapatkannya.
![](https://klikbmi.com/wp-content/uploads/2020/02/20200205_005858.jpg)
Kamaruddin Batubara yang berdarah Mandailing ini,sejatinya adalah sosok yang sederhana dan banyak belajar dari pengalaman hidupnya. Sejak mahasiswa di FKH IPB, dia sudah berpikir keras untuk menumbuhkan semangat wirausahanya untuk bertahan hidup dan demi kelangsungan proses kuliahnya.Sejak itulah sense terhadap pemberdayaan masyarakat terlihat menonjol. Kamaruddin sangat peka terhadap keluhan keluhan dan gejolak sosial yang terjadi di sekitarnya. Ada kesamaan semangat antara Bapak Pemberdayaan kaum miskin dan dhuafa dunia, Muhammad Yunus dengan Grameen Bank nya, dengan sosok Kamaruddin Batubara yang dikenal dengan Koperasi BMI nya. Yakni sama sama memiliki tujuan mulia untuk membela kaum marjinal dan perempuan di pedesaan serta kaum dhuafa untuk lepas dari kemiskinan bahkan harus melewati garis kemiskinan itu sendiri. Jika Muhammad Yunus begitu sukses dengan Grameen bank nya yang memiliki konsep bisnis sosial, mengentaskan kemiskinan di pedesaan dengan mengangkat kaum creditworthy menjadi seorang wirausaha yang produktif, maka Kamaruddin pun dengan Koperasi BMI nya yang memiliki konsep sosiopreneur yang berhasil mengubah kaum marjinal dan perempuan di pedesaan yang tidak bankable menjadi sosok yang berdaya guna, minimal bisa membantu suaminya menopang kebutuhan hidup sehari hari . Tidak seperti Lembaga keuangan lain yang menjadi safety player, Kamaruddin menggebrak dunia usaha mikro dan UMKM dengan tidak hanya berburu di kebun bintang saja, tapi masuk ke hutan belantara, berfikir out of the box, berani menumbuhkan usaha baru yang nyata nyata dihindari oleh Lembaga keuangan lain yang rata rata hanya fokus pada usaha eksisting saja.
![](https://klikbmi.com/wp-content/uploads/2020/02/IMG_20191216_090226-1.png)
Indonesia mengenal pola Grameen bank dari sosok Dr.Ir.Mat Syukur,MS, seorang peneliti bidang pertanian, yang memperkenalkan pola Grameen Bank kepada masyarakat Desa Nanggung Bogor pada tahun 1989. Tahun 2002 dengan advokasi dari Dr.Ir. Mat Syukur,MS, Lembaga Pembiayaan Pengembangan (LPP) UMKM terbentuk di Kabupaten Tangerang dengan bekerjasama dengan Lembaga Sumber daya Informasi (LSI) IPB. Disanalah cikal bakal Kamaruddin Batubara berkiprah hingga pada Maret 2013 berubah badan hukum menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dengan nama KPP UMKM Syariah. Selanjutnya pada bulan April 2014 mengalami perubahan anggaran dasar dan berganti nama lagi menjadi Koperasi KPP UMKM Syariah hingga akhirnya pada November 2015 berganti nama kembali menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Benteng Mikro Indonesia . Dengan pola Grameen bank yang dimodifikasi oleh pemikiran yang inovatif, Kopsyah BMI tumbuh kuat secara konsisten terus bergerak sampai saat ini. Bahkan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun buku 2019 kemarin, Aset Koperasi besutan Kamaruddin batubara ini meraih pertumbuhan ekonomi 4 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional dan tergolong excellent. Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki yang berkenan hadir pada acara RAT kemarin, memuji Koperasi BMI sebagai salah satu koperasi terbaik di Indonesia. “ Saya datang kesini sebagai bentuk apresiasi saya kepada Koperasi BMI yang begitu luar biasa dan menjadi role model bagi koperasi di Indonesia, ” Ujar Teten Masduki waktu itu.
Dalam manajemen tata kelola Koperasi nya, kamaruddin Batubara berhasil memadukan konsep simpan pinjam dengan pemberdayan model BMI Syariah. Dimodifikasi dari pola Grameen Bank yang dalam penyaluran pembiayaan awalnya melalui kelompok kecil yang berjumah lima orang, Koperasi BMI pun dalam penyaluran pembiayaan awal, melakukan inisiasi dengan membentuk kelompok kecil terdiri dari lima orang yang nantinya dihimpun dalam satu kelompok bernama rembug pusat. Pembentukan kelompok kecil pun setelah diawali dengan pertemuan umum di satu desa yang melibatkan semua stakeholder atau pemangku kepentingan yang ada di wilayah desa tersebut. Untuk menjadi anggota rembug pusat pun tidaklah begitu saja, sang calon anggota wajib mengikuti beberapa prosedur keanggotaan diantaranya Uji Kelayakan, Latihan Wajib Kumpulan dan Ujian Pengesahan Kumpulan. Baru setelah itu calon anggota wajib mengikuti aktifitas rembug pusat dan taat pada aturan koperasi serta rembug pusat yang telah dibentuk. barulah anggota bisa mendapatkan pinjaman atau pembiayaan secara bergilir dalam satu kelompok. Diharapkan nantinya anggota kelompok lainnya bisa memantau dan saling mengingatkan kewajibannya sehingga tidak ada potensi ” ngemplang” terhadap kewajiban membayar angsuran sesuai kesepakatan awal, Itulah kenapa pola ini begitu efektif diterapkan dan terbukti Non Peforming Fund (NPF) Kopsyah BMI begitu kecil hanya berkisar 0,3 % saja, jauh dari standar maksimal yang diterapkan Regulator sebesar 5 %. Di sini keterbatasan para kaum marjinal dan kaum dhuafa mengenai collateral sebagai jaminan, sudah bisa diatasi. Collateral sudah bukan lagi menjadi second way out, melainkan tidak diperlukan lagi karena sudah ada mekanisme pengawasan dan sanksi sosial dalam kelompok, dimana setiap anggota saling mengawasi dengan meningkatkan serta menumbuhkan semangat dan solidaritas sesama anggota kelompok. Sistem yang dibangun ini sudah sangat efektif dalam membentuk booking quality yang baik sehingga angka NPF pun sangat rendah.
![](https://klikbmi.com/wp-content/uploads/2020/02/batubara1-2.jpg)
Di sisi lain Kamaruddin Batubara juga sukses memadukan konsep simpan pinjam, pembiayaan dengan pola pemberdayaan Model BMI Syariah. Partisifasi anggota dibangun terus menerus melalui lima instrument pemberdayaan yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan , simpanan dan investasi. Dalam pertemuan rutin di rembug pusat maupun dalam kesempatan lain, Kopsyah BMI selalu konsisten menggaungkan lima instrument tersebut melalui semangat menabung dan menyalurkan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf. Hasilnya, luar biasa. Pertumbuhan asset Kopsyah BMI melonjak tajam pada tahun 2019 kemarin mencapai angka 603,455,385,655 ( Enam ratus tiga miliar empat ratus lima puluh lima juta tiga ratus delapan puluh lima ribu enam ratus lima puluh lima rupiah ). Ini bukti efektifitas pola pemberdayaan melalui lima instrument yang diterapkan Kopsyah BMI hingga mencapai acceptable 94,32 % dari target yang dicanangkan tahun sebelumnya.
Sebagai seorang entpreneur yang berorientasi sosiopereneur, Kamaruddin Batubara sukses membuat Kopsyah BMI dikenal sebagai rajanya Hibah Rumah Siap Huni (RSH). Sesuatu hal yang sampai sekarang belum mampu ditiru oleh Koperasi lain bahkan lembaga keuangan lainnya.Tidak hanya anggota, masyarakat umum pun yang membutuhkan diberikan hibah rumah siap huni oleh Kopsyah BMI. Sampai saat ini 240 rumah siap huni sudah dihibahkan kepada anggota dan masyarakat provinsi Banten. ” Rata rata nilai sebuah rumah itu berkisar antara 50 juta rupiah per unit. Dan kita sudah bangun 240 unit sampai akhr 2019 kemarin. Dan pada bulan Februari 2020 ini akan kita serahkan 10 unit rumah kepada anggota dan masyarakat Banten. Sumber dana berasal dari dana kebajikan yang dikonversi dari provisi pembiayaan yang disalurkan kepada anggota” ujar Kamaruddin Batubara, Tidak mengherankan memang, jika Kopsyah BMI begitu dipercaya oleh para dermawan yang menyalurkan infaqnya, karena penyalurannya tepat sasaran dan bermanfaat untuk yang membutuhkan. Dari gerakan penghimpunan ZISWAF, Kopyah BMI diganjar dengan penghargaan terbaik tingkat nasional pada tahun 2019 sebagai Nazhir Wakaf Terbaik. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Jakarta beberapa waktu lalu. Kamaruddin mendesain usaha koperasinya melalui skim pembiayaan produktif dan pembiayaan investasi. Pembiayaan produktif disalurkan melalui Produk Mikro Mitra Usaha, Mikro Mitra Mandiri, dan Mikro Mitra Ternak. Sampai saat ini ada lahan seluas 3,7 hektare yang digarap oleh petani anggota Kopsyah BMI dengan pola bagi hasil (Musyarakah) yang pro terhadap kesejahteraan anggota . Anggota tidak perlu mencicil tapi membagi hasil pada saat panen dengan porsi yang telah disepakati yaitu 65 % untuk petani dan 35 % untuk Kopsyah BMI. Begitupun dengan peternakan domba. Sejumlah anggota diberdayakan untuk mengembangbiakkan sekaligus melakukan pattening domba, sehingga pada saat peak session menjelang Idul Adha bisa dijual kembali dengan harga yang bagus dan berbagi hasil dengan Kopsyah BMI sesuai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu program rumah tanpa dp menjadi salah satu icon Kopsyah BMI yang sangat dikenal oleh berbagai kalangan di Provinsi Banten. Jauh sebelum itu, program sarana air dan sanitasi sudah disalurkan pembiayaannya oleh Kopsyah BMI bekerjasama dengan USAID IUWASH dan Water.org. Bahkan Lembaga Pembiayaan Mikro Internasional, KIVA memberikan dukungan dengan menggelontorkan modal awal sebesar 600 juta rupiah. Intinya, Kamaruddin Batubara berjuang menancapkan entitas Kopsyah BMI di mata anggota dan masyarakat dengan melakukan program pemberdayaan yang benar benar mengakar serta menyentuh langsung kebutuhan mendasar anggota dan masyarakat yang sangat membutuhkan.
Nomenklatur koperasi sejak awal diyakini oleh Kamaruddin batubara sebagai wadah yang sesuai untuk pemerataaan ekonomi masyarakat. Setiap pertumbuhan ekonomi sejatinya harus berkontribusi positif terhadap pemerataan kesejahteraan yang berkeadilan. Yang terjadi saat ini adalah sebaliknya, setiap pertumbuhan ekonomi yang terjadi seringkali malah memicu ketimpangan sosial dan ekonomi. Maka hadirlah koperasi sebagai solusi pemerataan kesejahteraan .Lima instrument yang secara konsisten terus dibudayakan oleh Kopsyah BMI yakni sedekah, Pinjaman, Pembiayaan , Simpanan dan Investasi sejatinya bertujuan untuk mencapai kemaslahatan anggota dan masyarakat dalam lima pilar pemberdayaan, yakni ekonomi, pendidikan,kesehatan, sosial dan spiritual. Konsistensi seorang Kamaruddin Batubara dengan Kopsyah BMI nya betul betul teruji . Kamaruddin tidak pernah ragu untuk menyalurkan qardul hasan bagi anggota yang tidak mampu, menerapkan kebijakan tunda bayar, restruktur hingga pemutihan (penghapusan) hutang anggota yang terkena bencana dan mengalami kesulitan, seperti yang terjadi belakangan ini di Lebak. Banten, dimana Kopsayh BMI menghapus hutang anggota yang terkena banjir di Lebak senilai 300 juta rupiah. Kegiatan sosial lainnya yang konsisten dilakukan oleh Kopsyah BMI adalah pemberian santunan fakir miskin dan anak yatim, bahkan dalam setiap Pertemuan Umum yang dilakukan oleh Kopsyah BMI di berbagai daerah selalu diadakan santunan bagi anak yatim. Sunatan masal juga rutin dilakukan sebagai bakti sosial Kopsyah BMI kepada masyarkat. Untuk semua kegiatan sosial ini Kamaruddin menjelaskan bahwa hal itu tidak membuat Kopsyah BMI merugi. ” Saya sudah terlanjur yakin. Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Semua sudah tercatat di lauhil mahfuz. Kita harus tahu kapan asuransi digunakan, kapan PPAP sebagai cadangan juga digunakan. Gunakanlah jika anggota mengalami kesulitan dan musibah. Bantu mereka, ringankan dan jika perlu hapus hutangnya. Yakin saja saja sesuai QS AL Baqarah ayat 280. Jika orang yang berhutang mengalami kesulitan maka berilah kemudahan. Menyedekahkan seluruhnya atau sebagian itu lebih baik jika kita mengetahuinya, ” Ujar kamaruddin mengutip ayat Al Quran.
![](https://klikbmi.com/wp-content/uploads/2020/02/IMG-20200121-WA0014-1024x682-1.jpg)
Di bidang Pendidikan Kopsyah BMI terus melakukan pemerataan kesempatan pendidikan bagi anak anak anggota hingga mendapat ijazah setara paket C tanpa biaya, Kopsyah BMI bekerjasama dengan sejumlah PKBM telah menelurkan sebanyak 2205 anak anggota yang lulus paket C. Ini merupakan kontribusi besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Selain itu kursus dan keterampilan menjahit misalnya, juga difasilitasi oleh Kopsyah BMI sehingga anggota dan anak anggota bisa membantu menambah penghasilan suami untuk kehidupan sehari hari. Di Bidang kesehatan Kopsyah BMI jauh jauh hari sudah menjadi pelopor dalam Sarana air dan sanitasi yang sehat dan aman. Pembiayaan sarana air dan sanitasi yang aman menjadi icon dari Kopsyah BMI sejak 2007. Kopsyah BMI menyasar anggota dan masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap sarana air dan sanitasi yang sehat seperti pembangunan wc dan toilet yang memadai.Kopsyah BMI juga sering membantu masyaraktat miskin yang memerlukan bantuan untuk mengakses pengobatan, baik sarana mobilitasnya ambulance atau dana operasional nya.Dalam bidang spritiual Kopsyah BMI memiliki simpanan umroh anggota yang berniat melaksanakan ibadah umroh dengan cara menabung di Kopsyah BMI. Ada juga simpanan qurban sebagai sarana aktualisasi ibadah qurban anggota pada saat Idul Adha . Hibah SANIMESRA, yang merupakan revitalisasi Sanitasi Mesjid, Pesantren dan Musholla pun gencar dilakukan oleh Kopsyah BMI yang bersumber dari dana Zakat yang dikumpulkan oleh team Ziswaf Kopsyah BMI.
Inovasi kamaruddin Batubara tidak berhenti sampai di sini. Tuntutan kebutuhan anggota akan berbagai keperluan konsumtif menggerakkan pemikirannya untuk membentuk koperasi Konsumen Benteng Muammlah Indonesia. Dan kembali Kamaruddin meneguhkan keyakinannya akan azas kemandirian koperasi. Dia menghimpun kekuatan dari partisifasi anggota Kopsyah BMI. Dengan kontribusi 100.00 per orang anggota, maka terkumpul 7,8 miliar dan terbentuklah koperasi Konsumen Benteng Muammlah Indonesai dengan membentuk 4 toko bangunan, 3 unit Minimarket , 3 unit grosir dan satu kafe. Dan hasilnya pada tahun pertama nya saja, Koperasi Benteng Muamalah Indonesia meraup omzet per Desemeber 2019 sebesar 20 milliar. ” Pada tahun 2020 ini kita akan membuat pabrik bioethanol untuk menunjang industry farmasi dan food grade serta pabrik pupuk hayati untuk menunjang sektor pertanian kita. Lalu kita juga masuk sektor jasa yakni membentuk tour and travel” Ujar Kamaruddin Batubara dalam RAT Tahun Buku 2019 di Serpong Tangerang. Untuk mencapai itu semua maka diperlukan suatu manajemen dan tata kelola operasional koperasi yang mumpuni yang didukung oleh sumbe daya manusia dan mengadopsi perkembangan teknologi yang tepat guna.” Kami terus memberikan pelatihan berjenjang kepada seluruh karyawan yang berkesinambungan dan kami juga sedang memeprsiapkan diri untuk bertarung di market place dan sedang mempersiapkan aplikasi BMI Mobile sebagai sarana transaksi anggota secara realtime.” Ujar Kamaruddin batubara.
Selain itu visi Kamaruddin Batubara juga sangat luar biasa. Semua potensi bisnis dan home base aktifitas pemberdayaan di bidang ekonomi, Pendidikan, kesehatan, sosial dan spitual akan dihimpun dalam satu area terintegrasi dalam satu kawasan BMI. Di lahan yang luasnya 20 hektare di Kecamatan Cisoka Tangerang ini akan dibangun sarana masjid, rumah sakit wakaf untuk berobat gratis buat anggota yang membutuhkan, sarana Pendidikan yang terintegrasi dari taman kanak kanak hingga perguruan tinggi.Selain itu terdapat juga lahan sawah produktif seluas 100 hektare. Sebagai kreator koperasi untuk pemberdayaan, Kamaruddin Batubara juga berbagi pengetahuan dan pengalamannya mengelola Koperasi BMI hingga unggul bukan hanya dalam segi pembiayaan dan simpan pinjam saja tetapi sukses dalam pola pemberdayaan melalui lima instrumen yakni sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi sehingga membentuk kemandirian koperasi yang berkarakter dan bermartabat untuk kemaslahatan anggota dalam ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Pemikiran Kamaruddin itu dituangkan dlaam sebuah buku yang berlabel MODEL BMI SYARIAH yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo ( Kompas Gramedia Group). Melalui buku itu Kamaruddin ingin menularkan konsep meraih suksesnya dengan berbagi pengetahuan agar koperasi di Indonesia bisa lebih berdaya guna dalam pola pemberdayaan anggota dan lebih dari sekedar simpan pinjam biasa. Sungguh suatu pemikiran visoner dari seorang penggiat koperasi yang memiliki konsep sosiopreneur sejati.
Kamaruddin Batubara bukan saja sebagai entrepreneur yang mengejawantahkan konsep koperasi BMI sebagai sosiopreneur, tetapi juga bisa dikatakan sebagai intrapreneur yang sangat efektif dalam mengendalikan Koperasi BMI nya. Sumber daya yang ada, potensi captive market dan etos kerja serta budaya BMI Syariah dibangun secara konsisten dalam lingkungan internal untuk mendukung kinerja dan pergerakan usaha Koperasi BMI. Jika di Grameen Bank ada 16 keputusan Muhammad yunus yang terkenal, maka di Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menekankan 7 pesan moral “JANGAN” kepada seluruh manager di semua tingkatan, Yakni pertama, Jangan datang terlambat, Kedua Jangan mengambil hak orang lain, ketiga, Jangan malu mengakui dan menghargai prestasi orang lain, keempat, Jangan malu mendengarkan nasihat yang baik meski dari anak kecil sekalipun, kelima, Jangan merendahkan orang lain, keenam, Jangan banyak berdebat (jadilah pendengar yang baik), dan ketujuh Jangan bergaya bos (jadilah pelayan yang baik). Itulah pesan Kamaruddin Batubara kepada seluruh manager koperasi BMI di seluruh tingkatan. Dengan konsistensi terhadap integritas dan jati diri sebagai koperasi yang bercirikan semangat gotong royong dan kekeluargaan, maka diharapkan muncul kemandirian koperasi yang berkarakter dan bermartabat untuk mencapai kemaslahtan anggota dalam ekonomi, Pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.” Kami bangun Koperasi BMI lebih dari sekedar koperasi, koperasi yang betul betul koperasi, yang melayani dengan hati nurani, sehingga tercipta suatu kemandirian yang berkarakter dan bermartabat, ” Ujar Kamaruddin Batubara ( AH/Klikbmi)