Belajar Dari Ustadz Hanan Attaki : Husnudzon Kepada Allah SWT

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Selasa, 18  Mei 2021 | 6 Syawal 1442 H | Oleh : Sularto

Klikbmi, Tangerang –  Tema kita kali ini adalah tentang bagaimana kita berprasangka baik kepada Allah SWT. Banyak dari kita ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak sesuai harapan. Misalnya tiba-tiba kita kehilangan barang yang kita sayangi. Atau tiba-tiba kita ditimpa musibah yang dengan musibah itu kita kehilangan banyak uang atau kehilangan barang yang kita sangat cintai. Dalam satu kutipan ceramahnya Ustadz Hanan Attaki menyampaikan itulah saatnya kita diberikan kesempatan untuk memikirkan yang terbaik atas apa yang kita akan terima setelah itu.

Kita bukan hanya diharapkan untuk memikirkan hal yang baik tetapi sebetulnya kita diberikan kesempatan untuk berpikir positif bahwa setelah kejadian yang tidak mengenakkan ini kita akan menerima pengganti yang sangat istimewa. Saat itulah kesempatan terbaik dari Allah bahwa kita segera mendapatkan sesuatu yang istimewa atau terbaik. Itulah yang harus kita prasangkakan atas setiap kejadian.

Husnudzon secara istilah disebut dengan berbaik sangka. Tetapi huznudzon ini juga dapat diartikan ke dalam bahasa yakni berpikir atau menduga sesuatu yang baik kepada sesama umat manusia dan juga Allah SWT. Sebagai umat Islam yang baik, berbaik sangka memang sangat dianjurkan. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang bersabda:

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.”

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah dari kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

Sebuah riwayat dituturkan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin Jilid 4 bab al-Khauf wa al-Raja’, tentang harapan akan ampunan Ilahi bagi seorang Bani Israil yang dimasukkan ke dalam neraka selama 1.000 tahun. Dia terus menjerit memanggil nama Allah. Lantas Jibril diperintahkan membawanya ke hadapan-Nya. Allah bertanya, “Bagaimana keadaan tempatmu?“ “Jelek sekali, ya Allah,“ jawabnya. Maka Allah  pun menyuruhnya kembali masuk ke neraka. Dia berjalan keluar dan tiba-tiba membalik badannya kembali kepada Allah SWT. Lalu ditanya, “Kenapa balik badan?“. Si pendosa itu menjawab, “Karena aku benar-benar berharap tak kembalikan ke neraka setelah sejenak aku dikeluarkan.“

Allah SWT lalu perintahkan para malaikat untuk memasukkannya ke dalam surga. Karena, ternyata dia masih punya harapan akan rahmat dan ampunan Allah. Subhanallah. Saya tidak tahu apakah itu hanya kisah rekaan sang Hujjatul Islam untuk menggambarkan pemikiran atau memang benar-benar riwayat yang beliau baca untuk ditularkan kepada kita semua. Tetapi, yang jelas, Imam al-Ghazali ingin mengajak kita, para pembaca setia pemikirannya, untuk memohon keselamatan lewat ampunan dan kasih sayang Allah. Mereka yang penuh dosa tetapi masih berharap pada ampunan-Nya akan dipeluk oleh kasih sayang-Nya. Berbaik sangkalah kepada Allah, maka Allah pun akan memberikebaikankepada kita. Yakinlah bahwa Allah itu Maha Pengampun, niscaya Dia pun akan mengampuni dosa hamba-Nya. Berharaplah kepada Allah untuk meminta apa saja yang kita butuhkan selama itu masih berupa kebaikan untuk mencari ridha-Nya.

Dalam keseharian, Rasulullah senantiasa mendidik dan mengarahkan para sahabatnya agar selalu berbaik sangka terhadap Allah. Dari Jabir r.a. dia berkata, aku mendengar Rasulullah tiga hari sebelum wafatnya beliau bersabda,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ  ( رواه مسلم، رقم  2877

“Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim).

Berbaik sangka kepada Allah adalah kenikmatan yang agung dan menjadi jaminan kebahagiaan hidup seseorang di dunia dan akhirat. Hadits Qudsi lengkap tentang sangkaan kepada Allah dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW.

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mari salurkan sedekah terbaik kita sebagai bentuk ketaatan kita, dan berharap terbaik (husudzon) kepada Allah akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Salurkan sedekah melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n  Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888 dengan memilih Paket Takjil atau Paket Wakaf Al Qur’an Terjemahan dan atau memilih keduanya. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *