Belajar Ikhlas Dengan Ilmu Hakekat Dari Gus Baha

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Minggu, 16 Mei 2021 | 4 Syawal 1442 H| Oleh :  Sularto

Klikbmi, Tangerang –  BMI Kliker yang dirahmati Allah SWT, kali ini kita akan belajar tentang belajar ikhas dengan ilmu hakekat. Intisari materi ini diambilkan dari cuplikan ceramah Gus Baha yang mengkaji tentang keikhlasan yang bersumber dai pemahaman terhadap ilmu hakekat dan bukan dengan syareat semata.  Menarik apa yang disampaikan Gus Baha dalam kajian membahas ikhlas dilihat dari syareat dan hakekat.  Kajian Gus Baha inilah yang membuat manusia berasa lelah dan susah untuk ikhlas karena hanya melihat sesuatunya dari syareat padahal sangat mudah ikhlas itu bila melihatnya dalam hakekat.

Secara syareat seseorang yang berusaha dan mendapatkan hasil Rp 100 Ribu maka pendapatan itu adalah hasil jerih payahnya, maka bila uang tersebut hilang, maka yang ada akan kecewa. Berbeda bila seseorang sudah melihat segala sesuatunya secara hakekat bahwa uang yang didapatnya adalah bukan uangnya, melainkan hanya titipan belaka, maka ketika hilangpun dia tidak akan merasakan kecewa.

Bila orang yang yakin pendapatannya itu diperoleh lewat jalan Allah sudah tentu mudah untuk bersedekah menyerahkan bagian miliknya kepada orang lain. Pada hartanya ada bagian orang lain. Lain ceritanya kalau harta itu adalah miliknya maka akan susah sekali untuk bersedekah buat orang lain karena merasa uang itu adalah milik atau hasil jerih payahnya. Begitu juga dalam hal ilmu, seseorang yang memiliki ilmu akan merasa dirinya menganggap bahwa ilmu yang didapat harus memberikan manfaat besar bagi dirinya dan dihargailah ilmunya itu bila akan diberikan pada orang lain. Akhirnya iya mengandalkan ilmunya untuk mendapatkan materi karena iya berhak mendapatkan bayaran akan hal itu. Lebih lebih karena ilmunya itu timbul sikap sombong bahwa dirinya adalah yang paling benar.

Namun berbeda halnya bila seseorang mendapatkan ilmu dengan belajar ilmu hakekat, dia akan meyakini kalau ilmu itu diperoleh karena Allah, di tanamkannya ke hatinya adalah karena Allah dan ilmunya itu adalah murni hak Allah. Karenanya dalam mengajarkan ilmunya sudah tentu tidak kan berhitung hitung untuk disampaikan kepada orang lain. Dalam hal ibadah seorang yang beribadah dalam tataran syareat akan bangga dengan ibadah yang dilakukannya baik shalat, puasa zakat dan hajinya. Dia merasa berhak dengan amalannya itu untuk mendapatkan syurganya Allah. Dan karena itu orang demikian sangat mudah dihinggapi ujub, kebanggaan dalam ibadah.

Sementara orang yang beribadah dalah ilmu hakekat akan merasakan bahwa semua ibadah itu terlaksana karena Allah dirinya dimampukan dan dikuatkan untuk menjalankan semua ibadah adalah karena Allah. Dengan pegangan demikian dirinya akan terbebas dengan adanya ujub. Dan dirinya akan berpikir dua kali untuk meminta balasan dengan apa apa yang diberikan oleh Allah dengan tetapnya iman dalam beribadah tadi. Ibnu Athailah dalam kitab Al Hikam secara tegas menyatakan : Barang siapa menyembah Allah karena mengharap sesuatu, atau untuk menolak siksa atas dirinya, maka dia belum menunaikan kewajiban terhadap sifat sifat Allah”.

Allah menurunkan wahyu kepada nabi Dawud AS : Sesungguhnya orang yang sangat kukasihi ialah orang yang beribadah bukan karena upah pemberianKu, tetapi semata mata karena Aku yang berhak untuk disembah

Gus baha memberikan contoh terkait meminta upah seperti dalam Al Hikam dengan perumpamaan bila seseorang diberikan modal usaha oleh seseorang kemudian orang itu sukses, apa iya kemudian orang itu akan meminta upah tambahan kepada orang yang memberinya. Begitu juga orang ikhlas dirinya sudah dimampukan semua untuk ibadah, maka apa iya masih berharap untuk mendapatkan sesuatu dari yang memberinya itu. Karena itu menurut Gus Baha ikhlas itu mudah dan bila susah karena pemahaman ilmunya hanya sampai pada syareat bukan hakekat. Bila dengan hakekat seusah seseorang itu untuk tidak ikhlas.

Jika kita merasa bahwa harta adalah titipan Allah SWT, mari kami ajak untuk menyalurkan sebagian rejeki kita untuk bersedekah. Salurkan sedekah terbaik  kita melalui rekening Ziswaf Kopsyah BMI : BNI Syariah : 7 2003 2017 1 a/n Benteng Mikro Indonesia. Simpanan Sukarela : 000020112016. DO IT BMI : 0000000888 dengan memilih paket takjil ataupun paket wakaf mushaf Al-Qur’an dan ataupun dua-duanya. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *