BMI Gaungkan Peradaban Baru Koperasi Indonesia Di Forum ICA Asia Pasifik

BMI Corner

Bandung, Klikbmi.com – Koperasi BMI Grup diwakili Direktur Utama Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) Yayat Hidayatullah menjadi panelis dalam even Cooperative Alliance Asia-Pacific Research Conference ke-16 di Kota Bandung, Sabtu 17 Desember 2022. Peradaban Baru Koperasi Indonesia dan Sirkuit Ekonomi Koperasi BMI menjadi bahan presentasi BMI di forum tersebut.

Bertemakan “Rebuilding a resilient global society through cooperative identity”, konferensi ini mempertemukan akademisi dan tokoh -tokoh koperasi di kawasan Asia-Pasifik.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan akademisi dan peneliti koperasi dari berbagai negara, diantaranya Malaysia, India, Nepal, Kuba, Turki, Vietnam, Australia, Kamboja, Japan, Kenya, Bangladesh, Korea Selatan dan Austria.

Dirut Koperasi Jasa BMI Yayat Hidayatullah menyampaikan presentasi Sirkuit Ekonomi Koperasi BMI di depan para peneliti koperasi se-Asia Pasifik di Bandung, 17 Desember 2022.

Selain itu upacara pembukaan juga dihadiri oleh Kementerian Koperasi, Pemerintah Kabupaten Sumedang dan Bandung, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat, International Cooperative Alliance Asia-Pacific, Bank Indonesia, Agritera, Gabungan Koperasi Susu Indonesia, Badan Standarisasi Nasional dan tamu undangan lainnya.

Rektor Universitas Koperasi Indonesia (IKOPIN University) Burhanuddin Abdullah menjelaskan, agenda dwi tahunan ini diinisiasi oleh The Committee on Co-operative Research (CCR). CCR merupakan komite tematik dari Aliansi Koperasi Internasional atau International Co-operative Alliance (ICA). CCR juga merupakan jembatan antara penelitian akademis dan dunia koperasi.

”CCR bertujuan untuk memperkuat kegiatan penelitian dan meningkatkan visibilitas penelitian serta peneliti koperasi. CCR sangat tertarik dalam memastikan bahwa pengurus, manajer, dan karyawan

koperasi memiliki akses ke penelitian terbaru, sehingga hasilnya dapat diterapkan untuk menjawab permasalahan koperasi saat ini,” papar Burhanuddin.

Seperti pertanyaan tentang audit sosial, prinsip koperasi, inovasi, identitas koperasi, globalisasi dan dimensi lokal koperasi, mempromosikan keunggulan koperasi dan munculnya gelombang baru koperasi, yang semuanya telah dipelajari dengan baik dari segi praktis maupun teoritis.

Dirut Koperasi Jasa BMI Yayat Hidayatullah (paling kanan) bersama para panelis Cooperative Alliance Asia-Pacific Research Conference ke-16 di Kota Bandung, Sabtu 17 Desember 2022.

”Tujuan dari agenda ini adalah agar penyaluran dana pendidikan tepat sasaran. Dengan agenda ini, kontribusi koperasi pada pembangunan ekonomi lebih terukur. Termasuk memperluas  relasi bagi instansi/perusahaan di bidang pendidikan dan penelitian baik skala nasional dan internasional,” jelasnya.

Dalam presentasinya, Dirut Kopjas BMI Yayat Hidayatullah menyampaikan gagasan penting tentang peradaban baru koperasi. Pertama, koperasi harus besar. Kedua, koperasi harus dikelola profesional. Ketiga, koperasi haruslah mandiri, berkarakter dan bermartabat. Keempat, koperasi haruslah memiliki ciri pemberdayaan. Kelima, koperasi haruslah memiliki kepedulian terhadap sesama (berjiwa sosial).

Rektor UKOPIN University Burhanuddin Abdullah menyerahkan cenderamata sebagai panelis kepada Dirut Kopjas BMI Yayat Hidayatullah.

”Koperasi dengan peradaban baru menekankan pada model koperasi yang memberdayakan, khusus Koperasi BMI adalah koperasi kami yang memadukan model Grameen Bank dengan sistem koperasi untuk memberikan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya untuk semangat pemerataan ekonomi yang berkeadilan,” jelasnya.

Yayat juga menerangkan pengertian koperasi mulai dari hakekat koperasi sampai dengan bisnis Koperasi BMI Grup. Ia menerangkan bahwa Koperasi BMI Grup terdiri dari 4 koperasi, 1 koperasi sekunder dan 3 koperasi primer dengan aset lebih dari Rp1 triliun.

Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) mensinergikan dan menjadi penghubung Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI).

Ketiga koperasi primer ini bersama-sama memenuhi kebutuhan anggota. “Kebutuhan anggota koperasi tentu sangat banyak. Kebutuhan terhadap simpan pinjam serta pembiayaan syariah atau kebutuhan terhadap keuangan dilayani oleh Kopsyah BMI. Sementara, kebutuhan sektor riil dilayani oleh Kopmen dan Kopjas BMI” ujar Yayat.

Yayat memberikan pemahaman bahwa bisnis Koperasi BMI Grup melayani semua kebutuhan anggota dan menciptakan sirkuit ekonomi yang bisa dikatakan baru. “Kita percaya koperasi bisa memenuhi semua kebutuhan anggota. Saat ini BMI Point salah satu unit bisnis Kopmen BMI telah ada di Jawa dan Sumatera menjadi konektivitas . Kopjas BMI dipercaya untuk membangun BMI Center secara mandiri. Dan inilah yang kita sebut sirkuit ekonomi yang baru. Koperasi harus maju tanpa harus membuat lembaga usaha berbentuk PT,” tandasnya.

(Togar Harahap/Klikbmi.com)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *