BMI Serahkan Santunan dan Tabung Oksigen Kepada Bayi Penderita Hydrochepalus Asal Sepatan

BMI Corner

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّى وَضَعْتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلْأُنثَىٰ ۖ وَإِنِّى سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّىٓ أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”.

SEPATAN– Salsabila, bayi perempuan berusia 9 bulan yang lahir dengan kepala membesar dan penuh cairan memunculkan cerita miris nan memperihatinkan. Untuk menyambung hidup, Salsabila harus ditopang bantuan oksigen 24 jam setiap harinya. Untuk memberikan susu formula juga harus hati-hati.

Kondisi putri ketiga pasangan Susi (40) dan Adi (45) membuat miris bagi yang melihat. Dengan telaten Susi memasukkan selang oksigen yang terhubung ke hidung bayi malang tersebut.

Tabung oksigen dengan panjang 1,5 meter berdiri tak jauh dari tempat tidur bayi mungil yang tinggal di Kampung Karet, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Tabung tersebut merupakan bantuan Koperasi BMI melalui Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF). Bantuan tabung untuk non anggota diserahkan langsung oleh Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita dan Manajer Kopsyah BMI Cabang Sepatan Ayun Darsih, Senin (27/7).

Ihwal opsi penanganan medis bagi Salsabila, Susi mengatakan berdasarkan penjelasan dokter, sang anak masih membutuhkan oksigen yang rutin. Hingga Karenanya ia dan keluarga hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Salsa. Saat ini, Salsa hanya dirujuk ke klinik terdekat.

Kondisi ekonomi Keluarga ini pun jauh dari kata berkecukupan. Mereka tinggal di kontrakan bedeng tak jauh dari irigasi Tangerang yang mengarah ke Sungai Cisadane. Adi hanyalah seorang pedagang bumbu dapur keliling, semantara sang istri hanyalah ibu rumah tangga. Penghasilan Adi yang hanya Rp 40 ribu perhari dibagi agar mencukupi kebutuhan keluarga dan susu sang anak.

Susi membungkus kepala bayinya dengan kain tebal agar tidak terantuk benda keras. “Sengaja ditutup pak biar nggak terkena barang asing,” katanya dengan suara serak.

Saat itu, kondisi penyakit yang diderita Salsabila belum bisa terprediksi. Tak ada pilihan lain baginya selain menerima takdir dari Yang Mahakuasa.. “Kami berdoa kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik untuk anak saya. Saya ikuti takdir Allah SWT. Kami tidak memaksakan kepada anak saya. Bila Allah kasih kepada kami ya saya iklas. Tapi bila beri jalan yang terbaik, kami serahkan ke Allah,” katanya.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI yang sudah membantu. Ia juga meminta doa dari para anggota BMI untuk kesembuhan sang anak.

Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita (kanan) didampingi Manajer Cabang Sepatan Ayun Darsih menyerahkan santunan pengobatan kepada Salsabila yang diwakili oleh sang ibu, Susi.

Sementara Manajer Kopsyah BMI Cabang Sepatan Ayun Darsih menerangkan selain menyerahkan bantuan tabung oksigen, BMI juga memberikan santunan pengobatan Rp500 ribu setiap bulannya untuk menutupi biaya hidup dan oksigen Salsabila.

“Karena kondisi pandemi, Salsabila harus menjalani perawatan jalan di rumahnya. Semoga bantuan ini sedikitnya bisa meringankan beban Pak Adi dan Bu Susi,” terangnya saat ditemui Kopsyah BMI.

Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengaku kagum atas perjuangan kedua orang tua Salsabila yang tetap merawat putrinya hingga sekarang.

”Semoga Allah SWT membalas kebaikan kedua orang tua ananda Salsabila. Kami doakan semoga ananda Salsabila cepat pulih dan kembali ceria,” harapnya.

Penulis Best Seller Model BMI Syariah itu menjelaskan program santunan pengobatan merupakan implementasi poin ke lima Peradaban Baru Koperasi Indoensia. Yakni koperasi itu peduli sesama. Koperasi yang benar – benar koperasi harus peduli dengan sesama, harus berjalan dengan semangat berbagi, tolong – menolong dan memberdayakan.

”Koperasi itu peduli sesama dan berjiwa sosial. Koperasi sebagai perusahaan memiliki tujuan ganda, koperasi tidak hanya sekedar mencari keuntungan tetapi memiliki sifat berbagi kepada sesama (anggota dan non anggota) yang merupakan cerminan dari sifat tolong – menolong. Koperasi juga memiliki fungsi untuk memberdayakan anggota dan non anggota dalam mewujudkan kesejahteraan yang mandiri dan bermartabat,” jelasnya.

Disadari atau tidak bahwa kekuatan ZISWAF dari anggota BMI menjadi faktor stimulus kemakmuran ekonomi anggota. Dalam skala desa saja, ZISWAF mampu mengurangi tingkat kemiskinan warga, menciptakan keadilan ekonomi, menciptakan distribusi pendapatan yang merata, dan menjadi jaminan sosial dengan pelayanan yang efektif.

(gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *