ُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً ۖ لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (QS An-Nahl : 10)
Klikbmi, Serang – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten menyerahkan bantuan benih padi varietas Inpari 43 kepada Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Selasa 4 Januari 2022. Benih ini diperuntukkan untuk ditanam di 5 hektar lahan wakaf BMI di Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Kepala BPTP Banten Ismatul Hidayah bersama Bagian Program dan Evaluasi BPTP Eka menyerahkan bantuan benih yang diterima langsung oleh Manajer Pemberdayaan Anggota Kopsyah BMI Muhammad Suproni didampingi dua staf Dedi Suhaemi dan Suhri Ghazali Lubis.
Kepala BPTP Banten Ismatul Hidayah menjelaskan, Inpari 43 Agritan Green Super Rice (GSR) merupakan varietas padi hasil rakitan Balitbangtan yang dilepas pada 2016 silam. Istilah Green Super Rice diberikan karena Inpari 43 yang ramah lingkungan (Green) sebab mampu mengurangi penggunaan input seperti pestisida, pupuk kimia, dan air. Potensi hasilnya juga tinggi > 9 ton/hektare (Super Rice).
”Kita berharap, varietas di demplot lahan wakaf BMI bisa meningkatkan produksi padi di sana. Semoga ini menjadi amal jariyah bersama,” paparnya.
Ia mengatakan, keunggulan Inpari 43 adalah berumur genjah (111 hari), tanaman pendek (88 cm), daun bendera panjang dan tegak, serta malai tersembunyi sehingga aman dari serangan hama burung. Varietas ini tahan penyakit Tungro, Blas, dan Hawar Daun Bakteri. Rasa nasinya enak/pulen. Inpari 43 masih mampu berproduksi tinggi pada kondisi sub optimal (kekeringan atau kebanjiran). ”Dengan begitu, beras dari lahan wakaf berkualitas baik dan semoga mampu memberdayakan anggota BMI untuk meningkatkan taraf hidupnya,” tambahnya.
Sementara, Manajer Pemberdayaan Anggota Kopsyah BMI Muhammad Suproni mengucapkan terima kasih atas perhatian BPTP dalam mendukung ketahanan pangan lokal di lahan wakaf Kopsyah BMI. Ini sangat bermanfaat khusunya untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Tangerang.
Apalagai lahan wakaf ini membantu kesejahteraan warga Cisoka, tanah garapan ini hasilnya akan dikembalikan seluruhnya untuk masyarakat. Apalagi, varietas Inpari 43 mampu menggenjot produksi padi mencapai 10 ton per hektar. “Semoga dengan bantuan ini produksi sawah wakaf semakin besar dalam memberikan manfaat warga sekitar dan anggota Kopsyah BMI lainnya,” papar dia.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengapresiasi bantuan dari BPTP Banten. Dijelaskanya, sawah wakaf produktif BMI hadir untuk menjawab permasalahan umat, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan. Dikatakannya, sawah wakaf menjadi jalan Koperasi BMI untuk menjaga lahan agar tidak dialihfungsikan ke hal lain dengan jaminan status wakaf produktif.
“Jadi tujuan kita berwakaf, agar sawah-sawah yang ada di sini tetap akan menjadi sawah. Karena wakaf tidak boleh berkurang jumlahnya,” terang penerima Anugerah Satyalancana Wira Karya oleh Presiden RI, Juli 2018 tersebut.
Di Cisoka, BMI menargetkan 20 hektar lahan wakaf. Selain lahan produktif, BMI juga akan membangun rumah sakit gratis, rumah tahfidz Alquran, sekolah gratis di sana. Yang kesemua manfaatnya diberikan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar.
”Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan BTPT Banten yang terus bersemangat membangun ketahanan pangan yang berdaulat yakni terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong, seperti BMI yang terus membangun gotong royong bersama anggotanya membangun sebagai koperasi pemberdayaan dan sosial,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)