Bogor Klikbmi.com: Sebagai Camat Dramaga Kabupaten Bogor, Atep Sumaryo terus mencari tahu mengenai Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia ( Kopsyah BMI) yang telah lama melayani warganya. Dari 10 desa di Kecamatan Dramaga Kopsyah BMI baru beroperasi di tiga desa, yakni di Desa Sinarsari, Neglasari dan Petir. Kecamatan Dramaga sendiri berada di bawah pelayanan Kantor Cabang Kopsyah BMI Cabang Ciampea.
Bagi Atep, pandangan warganya terhadap koperasi hanya mencari keuntungan saja itu berangsur-angsur hilang seiring kehadiran Kopsyah BMI di Kecamatan Dramaga. “Setelah saya cari tahu, ternyata Kopsyah BMI ini berbeda. Bukan hanya cari keuntungan dunia semata melainkan juga bekal di akhirat,” terangnya saat beretemu dengan Manajer Area 09 Basori dan Manajer Cabang Dramaga Siti Juhaeriyah.
Atep mengatakan, kebermanfaatan hadirnya Kopsyah BMI sangat terasa oleh warga Desa Sinarsari Kecamatan Dramaga. Di Desa Sinarsari Kopsyah BMI telah membangun dua unit sanitasi dhuafa untuk dua warga Kampung Setu Tengah dan satu unit Sanitasi gratis untuk Musholla Nurul Wustho, Sinarsari.
“Saya mewakili warga Kecamatan Dramaga mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI. Saya harap layanan Kopsyah BMI tidak berhenti di 3 desa saja, tapi merambah ke 10 desa lainnya. Karena manfaatnya langsung terasa oleh warga di Kecamatan Dramaga” terangnya.
Atep juga mengimbau warganya untuk bergabung ke BMI. Karena baru Kopsyah BMI yang tak pernah lelah membantu warga yang tidak mampu. “Saya mengimbau kepada warga untuk bergabung dan melakukan simpan pinjamnya di BMI. Tapi jangan hanya minjam saja, tapi juga ikut menabung di sini karena uang yang kita tabung di Kopsyah BMI juga ikut membantu usaha saudara-saudara kita,” ajaknya.
Koperasi BMI yang terus menerus berbagi melalui kegiatan sosial berdasarkan arahan Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara. Sejarah Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) bermula dari masa kecilnya yang memiliki rumah tidak layak huni di pelosok desa dibangun oleh seorang dermawan, Sanimesra dan sanitasi dhuafa terinsiprasi pula dari kehidupannya dahulu yang tidak memiliki sanitasi sehingga ketika mandi atau buang hajat harus ke sungai. Selain itu, banyak masjid dan dhuafa yang jauh dari sanitasi dan air yang baik dan sehat. Sementara sanitasi dan air sehat diperlukan untuk menunjang hidup yang sehat.
“Saya ingat masa kecil saya di pelosok desa, rumah saya tidak ada kamar mandinya, sehingga kalau mau buang hajat harus jalan jauh dulu ke sungai, rumah saya yang hampir roboh juga dibangun seorang dermawan dulu, itulah kenapa saya terinspirasi terus berbagi dan mengajak khalayak ramai terus berbagi melalui Koperasi BMI” Pungkas pria penerima penghargaan HA IPB Awards sebagai pegiat desa dan Koperasi tersebut. (Togar/Humas).