Jakarta, klikbmi.com: Dalam upaya memperluas akses pembiayaan dan meningkatkan kapasitas Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), Kementerian Koperasi Republik Indonesia menggelar rapat koordinasi bersama para pelaku Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) dari berbagai daerah di Indonesia, Rabu (25/6), di kantor Kemenkop, Jakarta.
Rapat yang dipimpin oleh Menteri Koperasi RI Budi Arie Setiadi ini turut dihadiri langsung oleh Sekretaris Kementerian Ahmad Zabadi dan Deputi Bidang Pengawasan Herbert H.O. Siagian. Agenda utama dalam pertemuan ini adalah membahas skema pembiayaan alternatif KDMP melalui kolaborasi strategis dengan koperasi.
Baca juga: https://klikbmi.com/kambara-kolaborasi-koperasi-merah-putih-adalah-jalan-revolusioner-bangun-desa/

Dalam sambutannya, Menkop menekankan bahwa kerja sama antara KSP/KSPPS dengan KDMP membuka peluang besar untuk memperkuat perekonomian lokal dan mendorong pemberdayaan masyarakat desa. “Koperasi adalah ujung tombak ekonomi kerakyatan. Melalui kolaborasi dengan KDMP, kita ingin memastikan bahwa koperasi menjadi instrumen utama pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sebanyak 23 ketua KSP dan KSPPS dari berbagai provinsi diundang sebagai peserta, termasuk di antaranya Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI Group, sebagai salah satu perwakilan KSPPS besar di Provinsi Banten. Dalam diskusi, Pria yang karib disapa Kambara tersebut menyampaikan bahwa skema pembiayaan yang dirancang bukan bersifat ‘hitam-putih’, melainkan berbasis kelayakan bisnis yang dinilai oleh koperasi. “Ini adalah bentuk kolaborasi, bukan pembiayaan langsung. Koperasi akan menilai usaha mana yang feasible dan bisa dikerjasamakan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, secara umum bisnis KDMP belum sepenuhnya layak dibiayai sektor swasta, namun dapat dijalankan dengan dukungan negara melalui kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kepemimpinan dan kapasitas pelaksana di tingkat desa.
“Dibutuhkan figur yang punya jiwa leadership (kepemimpinan), semangat entrepreneur (kewirausahaan), dan pengalaman organisasi terutama dibidang koperasi yang memadai. Tiga pilar ini penting untuk menjadikan KDMP sebagai instrumen perubahan,” pungkasnya.
Melalui forum ini, Menteri Koperasi berharap skema pembiayaan yang dirancang dapat segera diimplementasikan dengan melibatkan koperasi-koperasi yang memiliki kapasitas, integritas, dan semangat kolaboratif dalam membangun desa. (Nur/Humas)