Dua Rumah Warganya Dibangun Ulang Kopsyah BMI Aparat Desa Gempolsari Subang Keliling Kampung Galang Infak Semua Warganya.

Ekonomi

Subang-klikbmi.com: Apa yang dilakukan aparat Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang ini patut diacungi jempol. Mereka berkeliling kampung untuk menggalang infak dari para warga setelah mendengar disetujuinya pembangunan rumah gratis dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) untuk dua warganya yang dhuafa, Rohana dan Rohani. Pada Rabu pagi 26 Juni 2024, Peletakan batu pertama hibah rumah siap huni (HRSH) gratis dari Kopsyah BMI dilakukan.

Dalam sambutannya. Kepala Desa Gempolsari Ule Hermawan mengatakan inisiatif ini dilakukan sebagai wujud terima kasih pihak desa kepada Kopsyah BMI. Ule mengatakan penggalangan infak dilakukan seminggu sampai rumah selesai dibangun. “Saya bersama para aparat desa dan juga bapak-bapak kadus keliling rumah warga menggalang infak untuk pembangunan rumah Ibu Rohana dan Rohani. Ini adalah inisiatif kami karena kami belajar dari BMI bahwa kalau mau warganya sejahtera bersama harus gotong royong dan berkoperasi. Sambil keliling kampung kami juga mengenalkan Kopsyah BMI kepada warga” jelas sang kades, Ule Hermawan.

Screenshoot dari video yang dikirimkan Kades Gempolsari Ule Hermawan saat aparat desa menggalang infak dari para warga untuk pembangunan rumah warganya yang dhuafa, Rohana dan Rohani.

Sekedar informasi, Desa Gempolsari berada di layanan Kopsyah BMI Cabang Ciasem Subang. Manajer Cabang Ciasem Mahmud, mengatakan semua penerima HRSH adalah non anggota. Ibu Rohana (71 Tahun) adalah warga dusun Sodong, Desa Gempolsari yang hidup sendiri setelah suaminya meninggal dunia karena sakit beberapa tahun silam. Kebutuhan sehari-hari Rohana dipenuhi dengan bekerja sebagai buruh tani. Ia mendapatkan 3 Kg gabah dengan nominal Rp18 Ribu per harinya. Rumah yang dihuni Rohana jauh dari kata layak. Dinding bilik bambu rumahnya sudah berlubang di sana-sini. Hal yang sama juga dengan atap seng rumahnya yang tak mampu lagi menahan air hujan. Di rumah itu Rohana tinggal bersama cucunya yang masih duduk di bangku SMP. Setali tiga uang, kondisi rumah Rohani juga tak jauh berbeda dengan kakak kandungnya Rohana, Rohani (64 Tahun) tinggal bersama suaminya Buhori (79 Tahun). Sudah beberapa tahun terakhir Bukhori menderita sakit sehingga sudah tidak lagi bekerja dan hanya berdiam diri saja di rumah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekerjaaan Rohani sama halnya dengan Rohana sebagai buruh tani gabah yang jika diuangkan senilai Rp 18 Ribu setiap harinya.

Kondisi rumah Rohana (atas) dan Rohani (bawah), warga Dusun Sodong Desa Gempolsari Kecamatan Patokbeusi, Subang. Sebelum dibongkar untuk dibangun ulang oleh Kopsyah BMI.

Rumah yang jauh dari kata layak milik keduanya saat ini ditinggali oleh sembilan orang diantaranya anak, menantu, cucu serta cicit. Anak laki-laki mereka Oman bekerja sebagai pembajak sawah dengan penghasilan yang tidak menentu tergantung dengan ada tau tidaknya orang yang memakai jasanya. Upah yang biasanya diterima oleh Oman yaitu Rp 2 Juta per 4 Hektar dan itu diperoleh hanya pada saat musim tanam saja. Di luar itu, Oman bekerja banting tulang menghidupi 9 orang keluarganya. Peletakan batu pertama HRSH untuk Rohana dan Rohani dihadiri Kasi Trantib Kecamatan Patokbeusi Abdul Rosid, Kepala Desa Gempolsari Ule Hermawan, Sekdes Asep Hidayat dan aparat desa lainnya. Sementara dari internal Kopsyah BMI yakni Manajer Area 13 M Saepul dan Mancab Ciasem Mahmud.

Peletakan batu pertama HRSH Kopsyah BMI untuk non anggota Rohana dan Rohani

Dalam sambutannya M. Saepul mengatakan Lewat Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf), Koperasi BMI terus memposisikan diri sebagai lembaga keuangan syariah yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat “Biaya pembangunan dua rumah warga Gempolsari berasal dari infaq Rp 1 Ribu yang dikumpulkan dari anggota Kopsyah BMI di rembug pusat. Inilah semangat gotong royong kita sebagai insan Koperasi, ” terang Saepul.

“Kopsyah  BMI bukan hanya menjalankan simpan pinjam saja tapi melakukan pemberdayaan dan sosial. Aspek ini yang membuat BMI menjadi pembeda dengan lembaga keuangan lain,” tambah Saepul. (Togar/Humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *