Enam Koperasi Aceh Siap Adopsi Model BMI Syariah

BMI Corner

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS Hud : 6)

Klikbmi, Tangerang – Koperasi BMI menerima kunjungan 6 koperasi dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) di Aula Yasril Muttaqien Kantor Pusat Koperasi BMI Gading Serpong, Tangerang, Rabu 23 Februari 2022.

Dalam agenda studi tiru koperasi, Rombongan yang diketuai Pengawas Madya Dinas Koperasi dan UKM NAD Zulfadli mendapatkan banyak insight (pengetahuan) baru mengelola koperasi yang tidak hanya bertumpu pada bisnis semata, namun juga sebagai koperasi pemberdayaan dan sosial sesuai syariah.

Kegiatan studi tiru Koperasi BMI diawali dengan memutar profile Koperasi BMI dari chanel youtube BMI News. Perlu diketahui, kunjungan studi tiru ke Koperasi BMI Grup ini difasilitasi oleh Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang memiliki divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi koperasi.

Dalam sambutannya, Ketua Rombongan Zulfadli mengatakan, Aceh merupakan daerah syariat Islam dan Pemerintah Aceh telah melahirkan Qanun tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Dengan begitu, semua koperasi di Aceh wajib mengkonversi koperasi konvensional menjadi koperasi syariah, dan diharapkan Januari 2022 koperasi konvensional yang ada di Aceh harus sudah menjadi koperasi syariah. Namun, karena ada PPKM di DKI, kegiatan studi tiru ini baru bisa terlaksana di Bulan Februari.

”Lewat rekomendasi Kementerian Koperasi dan UKM, dipilihlah Kopsyah BMI. Karena Kopsyah BMI menjadi benchmark (tolok ukur) oleh mereka (Kemenkop) dalam mengembangkan konsep ber koperasi syariah hingga menjadi koperasi besar nantinya seperti Kopsyah BMI,” jelasnya.

Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara memberikan sambutan dalam studi tiru 6 Koperasi asal NAD di Aula Yasril Muttaqien, Kantor Pusat Koperasi BMI, Rabu 23 Februari 2022.

”Sebelumnya kita melakukan bimtek selama 4 bulan, namun kami fikir harus langsung studi banding melihat bagaimana praktik Koperasi syariah sesungguhnya seperti yang dipraktekan oleh BMI,” tambahnya.

Membuka sambutannya, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menekankan, keberhasilan Koperasi BMI hingga mencapai asset Rp1 triliun dalam jangka waktu 9 tahun (Beroperasi dengan badan hukum koperasi-red) adalah buah dari keseriusan dari pengurus dan anggotanya yang semuanya berfokus membangun koperasi.

“Karena jatuh bangunya koperasi ada di anggota. Kita menekankan pada fungsi anggota pada koperasi. Koperasi menempakan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali” papar pria yang karib disapa Kambara itu

Dengan menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali, sambung Kambara, membuat Kopsyah BMI tetap dalam spirit menjaga prinsip, nilai dan jati diri koperasi. Selain itu, Koperasi BMI menjaga koperasi tetap menjadi koperasi, tidak berubah menjadi perseroan terbatas (PT). Ini sesuai amanat Pasal 15 dan 16 UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992.

Hal ini dituangkan dalam pengembangan Koperasi BMI Grup yakni Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Dan ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa. “Dan semuanya tidak berbadan hukum PT, semua koperasi,” tegas Kambara.

Presdir Koperasi BMI Kambara menunjukan Buku Model BMI Syariah. Melalui metode ini, Kopsyah BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang

Kambara menegaskan Koperasi BMI memiliki metode atau model khusus. Model khusus ini disebut dengan Model BMI Syariah. “BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual” tegas penulis Buku Model BMI Syariah ini.

Kambara menerangkan quote dari Bung Hatta yang menjelaskan bahwa untuk mengangkat kesejahteraan anggota, orang dapat membentuk koperasi kredit sebagai lead sector. “Bung Hatta berpesan bahwa nanti akan banyak orang membentuk badan usaha yang mengatakan bahwa usahanya adalah koperasi, namun ternyata prakteknya jauh dari nilai koperasi” terangnya.

Selain itu, pengelolaan koperasi yang sesuai governance dan untuk diperlukan tata kelola manajemen yang baik. “Kita harus mulai dengan menata AD dan juga ART, serta SOP juga SOM. Ini sangat penting karena pembagian tugas haruslah jelas” jelas Kambara.

Kambara juga membuka peluang konsultasi kepada 6 Koperasi yang ikut studi tiru jika ingin belajar praktek pengelolaan lebih detail. Di sisi lain, Provinsi Aceh yang menerapkan syariat Islam merupakan peluang besar mengembangkan koperasi syariah dengan semangat pemberdayaan dan sosial. ”Koperasi BMI  akan support dan bantu memfasilitasi bapak ibu koperasi yang hadir di sini sehingga nantinya koperasi syariah menjadi besar dan maju dengan konsep syariah,” jelasnya.

Setelah Ishoma, rombongan yang dipandu Manajer Diklat Kopjas BMI Sehnuri menuju Kantor Cabang Cisauk. Di sana, rombongan bersama Asisten Manajer Cabang Cisauk Maulana Yusuf mempelajari operasional Kopsyah BMI, mulai dari pertemuan umum, latihan wajib kumpulan selama tiga hari dan lainnya.

Rombongan Koperasi asal NAD saat mengunjungi dan melihat kegiatan Kantor Cabang Cisauk.

Usai acara, Ketua KPRI Beringin Pemkot Banda Aceh Mairul Hazami yang ikut dalam rombongan, mengajak koperasi di Aceh untuk mengikuti studi banding ke Kopsyah BMI. Selain mendapatkan pandangan baru mengenai koperasi syariah, rombongan juga ikut diajak berpraktek bagaimana modifikasi Grameen Bank lewat Model BMI Syariah berhasil diterapkan oleh Kopsyah BMI.

“Inilah (Kopsyah BMI) koperasi syariah yang sesungguhnya, saya dan rekan dari daerah Aceh lainnya banyak belajar dari Pak Kamaruddin Batubara dalam mengelola koperasi syariah yang tidak hanya bicara bisnis, melainkan juga menjadi koperasi yang membawa kebaikan di dunia dan akherat. Ini yang harus kita adopsi di NAD,” tandasnya. (Togar Harahap/Klikbmi)

Manajer Diklat Kopjas BMI Sehnuri memberikan penjelasan bagaimana operasional Kopsyah BMI melayani anggotanya.
Share on:

1 thought on “Enam Koperasi Aceh Siap Adopsi Model BMI Syariah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *