Umroh Untuk Mendiang Suami Tercinta

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Rabu, 23 Februari 2022| 21 Rajab 1443 H | Oleh : Tim Humas BMI

Klikbmi, Tangerang – Langkah Dedeh (50 tahun) mulai dipercepat. Tujuannya adalah rumah Ibu Sutiyem yang jaraknya hanya tiga rumahnya dari tempat tinggalnya. Ada kabar gembira yang ingin disampaikanya untuk tetangganya itu.

”Ibu Uti, Ibu Uti,” panggil Dedeh dengan lantang dari luar pagar. Uti- begitu warga di Kampung Cisauk, Desa Situgadung, Kecamatan Pagedangan memanggilnya. Sutiyem yang masih menjaga warung dan mengasuh cucunya kemudian keluar. Nenek empat cucu ini terheran-heran. Jarang-jarang, Ibu Dedeh memanggilnya di siang bolong.  Apalagi dengan berteriak dan sedikit berjingkrak. Senang.

”Ada apa Teh Dedeh?

”Bu Uti dapat Hadiah Umroh,” jawab Dedeh.

”Beneran teh? Dari siapa?

”Dari BMI, Koperasi Syariah BMI!,” timpal Dedeh

“Alhamdulillah, Ya Allah,” lirih Uti sambil mengusap-usap dadanya.

Rabu 26 Januari 2022 di siang hari, Dedeh dan Uti menangis bersama. Bahagia. Dedeh pun demikian menyaksikan tetangganya bahagia. Berduyun-duyun tetangga pun datang dan memberi selamat kepada Uti. Termasuk para anggota Kopsyah BMI Rembug Pusat Boedi Utomo Cabang Cisauk.

Sehari sebelumnya, nama Uti bersama dua anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia lainya menjadi pemenang Hadiah Umroh dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT), Selasa 25 Januari 2022. Dalam RAT, Uti tak hadir karena harus menjaga warung dan empat cucunya.  

”Setelah saya mendapat kabar kalau saya dapat hadiah umroh, yang terbayang wajah almarhum suami saya,” ujar Uti saat KlikBMI menyambangi kediamannya, Senin 20 Februari 2022.  

Sudah lama, Uti dan suaminya Slamet akan berangkat umroh bersama. Uang umrohnya sudah mereka tabung, namun Allah berkehendak lain. Tepatnya 18 Maret 2019, Slamet tak sadarkan diri. Serangan stroke membuatnya terjatuh di lantai rumah.

Dua rumah sakit di Kota Tangsel sudah didatangi Uti, namun Slamet belum sadar dari komanya. Hingga di rumah sakit ketiga, pria yang telah hidup 39 tahun hidup bersamanya menghembuskan nafas terakhir di usia 69 tahun. ”Bapak meninggal di RS Sari Asih Ciputat, anak cucunya lengkap pas bapak meninggal,” ujar Uti.

Dari Slamet, Uti belajar memahami asam garam kehidupan. Seperti membangun sebuah rumah, Uti dan Slamet merangkai bata demi bata mahligai rumah tangga. Keduanya menikah di tahun 1978, dua tahun setelah Uti merantau dari Jogjakarta. Slamet hanyalah seorang karyawan rendahan di Perusahan Percetakan terbesar di Kota Jakarta hingga pensiun.

Di Jakarta, mereka tinggal di rumah petak kecil di tengah kawasan Roxy Mas, Jakarta. Di rumah itulah, dua putrinya lahir di tahun 1980 dan 1982. Paham dengan kondisi suaminya, Utih tak ingin berpangku dagu. Semua usaha digelutinya, mulai dari jualan sembako hingga menjahit pesanan konveksi rumahan. Penghasilan itu ia gunakan untuk menambah uang dapur. ”Saya kerjain semua, sambil gendong dua anak saya,” ujar Uti.

Hingga rezeki itu datang di pertengahan tahun 1998. Pembangunan Kawasan Roxy membutuhkan lahan yang luas. Hingga ke area perkampungan tempat Uti tinggal. Penggusuran membuat mereka mendapat ganti untung yang besar. Uang tersebut digunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah di Desa Situgadung Pagedangan yang saat itu masih dipenuhi kebun kelapa. Semua keluarga, ia boyong ke sana.

Setelah pindah, Utih tak mau berpangku tangan. Ia membuka warung sembako. Dari sana, ia menghidupi keluarganya kembali. Hingga pada Desember 2009, ia kemudian berkenalan dengan Kopsyah BMI. Uti masih ingat pembiayaan Kopsyah BMI sebesar Rp500 ribu menjadi modalnya membangun warung sembako. ”Dari penghasilan sembako itu, saya bisa beli angkot pak,” jelasnya.

Dari angkot jurusan Serpong – Cicangkal, usaha Uti terus menanjak hingga berhasil membangun tiga petak kontrakan di rumahnya. Kesibukan Utih lebih fokus mengurus empat cucunya. Ia tak mau merepotkan kedua anaknya yang sudah bekerja.

”Suami saya yang menyemangati saya untuk terus usaha pak, apapun itu selama tidak merugikan orang lain, jujur dan halal di mata agama,” terangnya.

Ibu Uti, anggota Kopsyah BMI Cabang Cisauk di warung sembakonya, Kampung Cisauk, RT 02, RW 04, Desa Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

Usia Utih sudah mendekati kepala tujuh. Namun, ia semangatnya mencari rezeki belum padam. Saban hari, ia berjualan sembako dirumahnya. Kini Utih adalah anggota penabung di Kopsyah BMI, uang tabungannya yang sudah mendekati angka Rp8 juta akan digunakannya untuk bekal umrohnya. Meski pandemi, ia terus berdoa kepada Allah SWT agar bisa melihat Kakbah dan mencium Hajar Aswad.

”Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Kopsyah BMI atas hadiahnya, semoga Kopsyah BMI semakin besar dan jaya. Kepada Ibu-ibu yang sudah jadi anggota untuk terus semangat membesarkan koperasinya, harus amanah dan jangan lupa nabung dan infaq di BMI,” ujar Uti.  

Dari Uti, kita belajar memaknai semangat hidup. Kesuksesan hidup Uti bukan diukur oleh capaian duniawi semata atau melimpahnya penghasilan. Uti tetap bersahaja mencari rezeki di usianya yang sudah sepuh.

Bagi Uti, apapun yang ia kerjakan untuk keluarga hanyalah mengharap Ridho Allah SWT, karena Insya Allah banyak pahala bagi peran ganda perempuan yang membantu suami mencari nafkah sekaligus pahala untuk tugasnya sebagai ibu dan isteri dari suaminya.

Allah Ta’ala berfirman,

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7)

Semoga kita termasuk orang-orang yang giat berikhtiar, giat bersedekah dan senantiasa yakin kepada Allah Swt. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *