Nasehat Dhuha Jumat, 25 Maret 2022| 22 Syaban 1443 H | Oleh : Ustadz M Reza Prima, ME
Klikbmi, Tangerang – Siapa yang dapat menyangka bentuk ujian Allah yang Allah akan timpakan kepada hambaNya. Termasuk kita, siapa dari kita yang dapat menebak dan menyangka-nyangka bentuk ujian yang Allah akan timapakan kepada kita. Tidak seorang pun di antara kita yang tahu bentuk ujian yang akan dialaminya. Begitu pula yang dihadapai keluarga Fatimah, anggota Koperasi Syariah BMI di Cileley, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Allah menguji keluarga tersebut dengan ujian yang tidak semua orang dapat memikulnya. Bagaimana tidak. Dari lima anak Fatimah, hanya satu yang normal, selebihnya mengidap Celebral Palsy sejak balita, yaitu penyakit yang menyerang otak sehingga terjadi kelumpuhan otak. Praktis, sejak lahir anak anak Fatimah sudah ‘menderita’ kelumpuhan otak, tidak dapat bergerak normal, pertumbuhannya bukan hanya terganggu, namun benar-benar tidak berkembang layaknya anak anak normal pada umumnya.
Dari lima anaknya, empat dari mereka mengidap kelumpuhan pada otak -seperti yang kami sebutkan-, bahkan anak pertama dan kedua sudah meninggal. Yang tersisa adalah ketiga anaknya, namun anak keempat dan kelima hanya bisa terbaring dan tidak dapat beraktivitas normal. Sungguh ujian berat yang Allah berikan kepada Fatimah dan keluarga, namun tentunya Allah sudah melihat bahwa ujian itu sanggup mereka pikul sehingga dipikulkan kepada mereka. Karenanya, satu hal yang harus dicamkan. Sungguh pada kesulitan itu pasti selalu ada kemudahan.
Fatimah hanya seorang ibu rumah tangga yang membuka warung kecil-kecilan di depan rumahnya, warung yang menjual makan ringan dan aneka jajanan kepada anak anak. Sedangkan suaminya hanyalah seorang buruh pabrik. Kondisi inilah yang membuat mereka tidak dapat maksimal mengobati anak anak mereka. Karena bukan rahasia lagi kalau biaya kesehatan bukanlah barang murah. Apalagi bagi keluarga Fatimah yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Di tengah kepasrahan kepada Allah dan ketabahan Fatimah dan keluarga, alhamdulillah ada saja kemudahan yang Allah ulurkan kepada mereka. Diantara kemudahan itu adalah bergabungnya Fatimah menjadi anggota Koperasi Syariah BMI dan mendapatkan banyak pencerahan melalui pendidikan koperasi dan rembug pusat. Hingga akhirnya melalui Meneger Cabang BMI di Ciseeng, Bapak M. Saeful, keluarga mendapatkan bantuan berupa kursi roda dan biaya pengobatan anaknya. Sesuatu yang tidak pernah terpikirikan oleh Fatimah dan keluarga, bak mukjizat, kepekaan, kepedulian dan uluran tangan itu nyata sekali diberikan Koperasi Syariah BMI kepada mereka.
Fatimah dan keluarga merasa benar-benar diperhatikan, benar-benar diayomi, diperdulikan Koperasi Syariah. Dan memang hal tersebut adalah target Koperasi Syariah yang berkomitmen menebar kemanfaatan dan kebaikan untuk semesta. Sebagaimana firman Allah, “Ta’awanu ‘alal Birri wat Taqwa – Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan” (Q.S. Al-Maidah/5: 2).
Ela, putri Fatimah yang keempat, yang sejak lahirnya sudah tidak dapat berjalan dan belum pernah mendapatkan bantuan kursi roda. Oleh Koperasi Syariah BMI diberikan bantuan berupa kursi roda sehingga dengan kursi roda tersebut ia dapat dibawa kemana mana, tidak hanya terbaring lemah di rumah. Itulah yang disampaikan ibunya Ela, Ibu Fatimah dalam ucapan terimakasinya, ”Alhamdulillah, terima kasih kepada Kopsyah BMI yang sudah membantu pengobatan dua anak saya. Anak saya Ela sekarang bisa dibawa kemana-mana pakai kursi roda dan anak saya yang bungsu bisa dibawa berobat, Terima kasih banyak BMI”. Dan itu adalah bentuk kepedulian nyata Koperasi Syariah BMI kepada anggota anggotanya dan kaum muslimin secara umum.
Selain Ela, anak kelima dari Fatimah, Sri Rahayu dengan gejala yang sama dengan Ela, mendapatkan bantuan pengobatan. Walaupun tidak besar, namun ini adalah bentuk perhatian dan kepedulian yang tulus dari koperasi.
Inilah yang sering disampaikan Ketua Koperasi Syariah BMI, Bapak Kamarudin Batubara, ”Koperasi itu peduli sesama dan berjiwa sosial. Koperasi sebagai perusahaan memiliki tujuan ganda, koperasi tidak hanya sekedar mencari keuntungan tetapi memiliki sifat berbagi kepada sesama (anggota dan non anggota) yang merupakan cerminan dari sifar tolong – menolong. Koperasi juga memiliki fungsi untuk memberdayakan anggota dan non anggota dalam mewujudkan kesejahteraan yang mandiri dan bermartabat.”
Prinsip inilah – prinsip ta’awun- menjadi spirit bagi Koperasi Syariah untuk menebar kemanfataan, kebaikan dan ta’awuni (bantuan) kepada kaum anggota dan kaum muslimin pada umumnya, bahkan untuk semesta. Berharap dapat menjadi seperti yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
« مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ »
“Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat.” [H.R. Muslim].
Kepedulian Koperasi Syariah BMI kepada Fatimah dan keluarga, telah membuat Fatimah terharu dan sangat berterimakasih karena sudah merasa dipedulikan. Memang inilah yang hendak dicapai Kopsyah BMI. [ ]
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. ( Sularto /Klikbmi)