اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Klikbmi, Tangerang – Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengunjungi Panti Rehabilitasi Sosial dan NAPZA Darul Iman di Kawaron Girang, RT 04, RW 04, Kelurahan Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Kamis 24 Maret 2022.
”Assalamualaikum, sehat semua ya?” salam Kambara yang dijawab serentak oleh penghuni panti.
Kehadiran pria yang akrab disapa Kambara itu disambut Penanggung jawab Panti Ustad Ahmad Solihin. Sebanyak 23 penghuni panti duduk berkumpul di aula kecil panti yang dijadikan tempat sholat mereka. Saat itu, mereka tengah belajar mengaji yang diawasi langsung oleh Ustad Solihin.
Semua penghuni di panti ini adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Motifnya beragam karena depresi, masalah rumah tangga, ekonomi hingga ketergantungan narkoba. rata-rata memiliki gangguan seperti skizofrenia hingga halusinasi. Ada yang depresi maupun stres ringan, tapi jumlahnya tak banyak. Yang pasti: mayoritas sensor dan saraf motorik para pasien sudah tidak lagi berada di titik yang ideal.
Ustad Solihin sepakat bahwa ODGJ punya hak untuk hidup dan diperlakukan secara baik. Kendati demikian, semua pasien baik yang ODGJ dan bekas mantan pencandu wajib mengikuti aturan yang berlaku di panti. Seperti kewajiban melaksanakan ibadah sholat lima waktu berjamaah, mengaji dan larangan merokok.
Sebelumnya, Ustad Solihin bersama beberapa anggota keluarganya mengelola sendiri panti ini dengan dana dan sarana prasarana yang terbatas. Hingga pada November 2021, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) melalui Divisi Zakat, Infaq Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF) merubah panti ini menjadi lebih layak. Perhatian Kopsyah BMI dalam bentuk pembangunan tempat wudhu dan WC lewat program Sanitasi Masjid Mushola dan Pesantren (Sanimesra).
Selain itu, Kopsyah BMI juga membedah majelis Panti Darul Iman menjadi lebih megah. Di majelis itu, semua penghuninya baik pria dan wanita diwajibkan belajar mengaji, sholat bersama dan salawat. BMI juga membedah pagar panti semakin kokoh. Selain infrastruktur, Kopsyah BMI juga memberikan insentif sebesar Rp6 juta kepada Ustad Solihin perbulan dan paket sembako setiap bulan.
Dalam pertemuan itu, semua ragam raut muka para penghuni panti tersaji. Ada yang masih ketakutan, gemetar, tersenyum sendiri hingga ada pula yang kalem. Namun, wajah mereka langsung tegak dan bersemangat mengepalkan tangan saat Kambara mengajak semuanya mengacungkan tangan ke atas.
”Semangat! Alhamdulillah, semuanya sehat. Kami berharap dukungan dari Kopsyah BMI Insya Allah bisa memberikan semangat saudara-saudara sembuh dan kembali ke masyarakat,” ujar Kambara.
Didampingi Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita, Kambara meninjau fasilitas dan sarana prasarana yang telah dibangun Kopsyah BMI. Kambara mengatakan, Kopsyah BMI kedepan akan memberikan kelas keterampilan kepada penghuni panti untuk meningkatkan lagi kemampuan mereka menghadapi realita. Seperti pertanian dan peternakan.
” Kami BMI berharap Pak Ustad Solihin tetap istiqomah fokus dalam pendampingan saudara-saudara kita di sini. Minta doanya, agar rencana pelatihan Kopsyah BMI bagi ODGJ bisa terlaksana. Bisa apa saja, bisa peternakan atau pertanian. Inilah hakikat koperasi yang berwatak sosial. Koperasi BMI yang hadir untuk semua, Sebagai koperasi yang berwatak sosial. Sebagai koperasi yang bukan hanya mewarnai peningkatan ekonomi tetapi juga dalam giat sosial,” ujarnya.
Sementara Ustad Solihin mengucapkan banyak terima kasih kepada Kopsyah BMI atas pembangunan dan dukunganya untuk kelangsungan berjalannya panti. Lewat dukungan dari BMI, setiap bulan 1-2 pasiennya sembuh. ”Terima kasih untuk Kopsyah BMI dan Bapak Kamaruddin Batubara yang sudah datang langsung ke sini dan menengok kami. Alhamdulillah, bantuan dari Kopsyah BMI mendukung kesembuhan para pasien di sini,” paparnya.
Saat ini, Panti sedang berusaha membangun ruang tidur tambahan bagi pasien pria dan wanita. Kapasitas panti sosial Darul Iman sangat terbatas. Berdiri di atas lahan 300 meter persegi, panti hanya menampung kurang lebih 20-25 pasien. Solihin pun harus merelakan setengah rumahnya untuk dijadikan tempat tidur pasien perempuan.
”Kalau ada tambahan pasien baru, ini yang membuat kami kerepotan pak. Karena ruang tidurnya terbatas,” jelasnya.
Jamal (32), Bowo (25), Zaenal Arifin (45) dan Asep (24) adalah empat dari 23 pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Asep yang sudah dua bulan sembuh dari depresi menjadi guru mengaji bagi rekan-rekanya. Para pasien yang ingin belajar bergantian datang belajar dihadapanya. Bagi Asep ini merupakan dedikasinya untuk panti setelah sembuh dari gangguan jiwa.
Kepada Klikbmi, pemuda asal Desa Pangarengan, Rajeg, Tangerang itu juga mengucapkan rasa terima kasihnya. ”Terima kasih banyak kepada Kopsyah BMI yang sudah rela merawat, mendukung serta menjaga kami di sini,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)