Kisah Perjuangan Pak Taufik dan Warga Gembong Balaraja Merenovasi Musholanya
Nasehat Dhuha Senin, 28 Maret 2022| 26 Syaban 1443 H | Oleh : Ustadz Fakhry Fadhil, S.Sy, M.H
Klikbmi, Tangerang – Sudah menjadi kebiasaan, usai menjadi Imam Sholat Subuh, Pak Taufik masih enggan beranjak dari duduknya sebelum matahari muncul. Jika tidak wiridan, pria sepuh ini akan melantunkan Sholawat Nariyah dengan suara pelan, setidaknya menentramkan hati yang mendengarnya.
Satu dua orang jamaah kadang menemaninya bersalawat. Tapi ada pula yang meninggalkannya sendirian di Mushollah Al-Maun, Kampung Jeret Sukasono, Desa Gembong, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Tak lama kemudian, deru motor dan mobil sudah ramai berseliweran. Jika sudah begitu, ia beranjak dari duduknya ke beranda mushola.
Dia berdiri di sana, dengan sarung yang digulung di pinggang, peci hitam, kemeja koko membalut tubuhnya yang sedikit kekar. Sebelum beranjak kerumahnya, pandangannya tajam melihat sekeliling mushola. Seperti mencari sesuatu. Subuh itu, ia tak melihat ada sampah yang tersisa. Alhamdulillah, Bersih kinclong!
Jikalau pun ada, Pak Taufik yang juga Ketua DKM Al Maun bergerak sendiri. Tangannya akan menyambar sapu lidi dan pengki untuk membersihkan sekeliling mushola. Jika ada noda di lantai, ia pun beranjak mencari kain pel. Rasa cinta Pak Taufik pada Mushola Al Maun begitu besar. Ia tak mau ada sampah yang menganggu pandangan warga saat beribadah nanti.
”Dulu, Mushola ini tak semegah sekarang,” kata Pak Taufik membuka perbincangan saat disambangi Fachry, Dai Muamalah Kopsyah BMI, Kamis 24 Maret 2022 lalu.
Butuh bertahun-tahun bagi Pak Taufik berjuang merenovasi Mushola ini. Sebenarnya, tak ada yang salah tentang keberadaannya. Mushola Al Maun ramai oleh jemaah yang beribadah. Letaknya juga strategis, berada di tengah Komplek Industri. Jalan di depannya adalah jalan penghubung yang ramai oleh lalu lalang kendaraan. Namun, karena kurang diperhatikan, sebagian besar bagian mushola perlu diperbaiki.
Pak Taufik sadar untuk merenovasi Mushola bukan hal yang mudah jika dilakukan sendiri. Mushola adalah milik umat. Butuh biaya dan partisipasi masyarakat sekitarnya. Langkah itu diawali dengan mengumpulkan jumlah data penduduk yang tinggal di Kampung Jeret Sukasono. Setelah terdata ternyata ada 200 kartu keluarga. Usai terkumpul, ia bersama pengurus mushola kemudian mengadakan rapat bersama.
”Dari hasil kesepatakan rapat bahwa setiap KK menyumbang Rp200 ribu. Iuran ini tidak sekaligus, bisa dicicil tanpa harus membebani warga saya. Merenovasi mushollah pasti membutuhkan biaya besar, tapi saya yakin Biiznillah, Allah akan memberikan kemudahan untuk kami merenovasinya, apalagi mushollah adalah rumah Allah pasti akan ada campur tangan allah di dalam prosesnya” ujar Pak Taufik.
Jalan memang tak selalu mulus. Dari 200 kartu keluarga yang terdata, hanya 60 KK yang ikut berkontribusi dalam pengumpulan dana. Ditambah ada berapa warga yang mengaku biaya itu terlampu besar.
Kondisi seperti ini membuat Pak Taufik dan pengurus DKM harus memutar otak kembali untuk bisa mendapatkan sumber bantuan renovasi. Balaraja merupakan daerah industri, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Pak Taufik dan pengurus lainnya membuat proposal di ajukan ke pabrik-pabrik. Perantaranya adalah melalui warga sekitarnya yang bekerja di pabriknya masing-masing.
Singkat cerita mushola di renovasi menggunakan dana yang didapat. Namun di tengah jalan, renovasi terhenti. Lagi-lagi problemnya biaya. Renovasi masih setengah jalan. Saat itu, atap mushola baru tertutup terpal, belum ada genting dan palfon. Alhasil, warga belum bisa memanfaatkan mushola ini dengan maksimal.
Hingga kemudian kabar baik itu datang. Mimin salah satu Anggota Kopsyah BMI Cabang Jayanti memberitahunya untuk mencoba mengajukan bantuan ke Tim Zakat Infaq SadaqaH dan Wakaf (ZISWAF) Kopsyah BMI.
Tak butuh waktu lama, Ziswaf kopsyah BMI memberikan respon berupa bantuan bahan merterial yang dibutuhkan sebesar Rp30 juta.Akhirnya proses revonasi selesai dan mushollah bisa di pergunakan secara maksimal. Perjuangan Pak Taufik dan warga Kampung Jeret Sukasono akhirnya berhasil.
Pak Taufik mewakili pengurus mushola mengucapkan terimakasih kepada Kopsyah BMI. Ia pun mendoakan BMI tetap istiqamah memberikan banyak manfaat buat anggota dan masyarakat
Kisah perjuangan Pak Taufik sangat menginspirasi kita semua untuk selalu bersemangat dalam berdakwah dan berjihad di jalan Allah SWT, termasuk merenovasi mushola merupakan bagian di dalamnya serta ini menjadi perintah Allah.
Allah berfirman :
إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٨
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-Taubah 9: 18)
Bukan hanya itu dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klikbmi)