Bekasi, Klikbmi.com – Sudah dua hari, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi pembicara kegiatan pendidikan perkoperasian bagi para pengurus di Kabupaten Bekasi, Senin-Selasa 11-12 September 2023. Acara Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi itu diikuti oleh 100 pengurus koperasi di Hotel PrimeBiz, Cikarang Selatan.
Selama 1,5 jam Kambara membawakan presentasi. Joke-joke segar dari Kambara mencairkan suasana. Tak ada yang beranjak dari kursinya. Di sela acara, Kambara memberikan ice breaking Tepuk 1,2,3 untuk kembali mengembalikan fokus peserta.
Kamaruddin Batubara mengawali materinya dengan memaparkan holding Koperasi BMI Grup. Ada 3 koperasi primer di Koperasi BMI Grup yakni Kopsyah BMI (Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia), Kopmen BMI (Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia) dan Kopjas BMI (Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia). Tiga koperasi primer ini disinergikan oleh Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia.
Anggota koperasi harus bertindak sebagai anggota yang harus merasa memiliki terhadap koperasinya sehingga anggota tidak ditempatkan sebagai nasabah seperti halnya industri perbankan
”Koperasi itu semangatnya kolaborasi atau kerjasama, bukan kompetisi. Kalau kompetisi itu ada pemenangnya. Karena koperasi itu mementingkan benefit atau manfaat daripada keuntungan. Makanya jangan untung sendiri. Meninggal saja kita nggak ke kuburan sendiri? butuh bantuan” ujar pria yang karib disapa Kambara tersebut.
“Makanya BMI membangun Jaringan Warung Anggota (Jawara) yakni mengarahkan anggota berbelanja ke Jawara,” tambah Kambara.
Kambara menyampaikan definisi koperasi. Koperasi adalah badan usaha beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berlandaskan asas kekeluargaan (Pasal 1 UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1).
”Maju mundurnya koperasi tergantung partisipasi anggota yang dikomandoi pengurusnya. Kalau di sini masih ada kerja sampingan, berhenti. Fokus ke koperasinya. Saya 20 tahun kerja di BMI, nggak ada kerjaan yang lain. Kalau sampingan ya hasilnya ke samping. Kalau anggotanya sukses, koperasinya pasti sukses,” paparnya.
“Gimana pak? Siap berhenti dari kerjaan yang lama? Berani nggak fokus ke koperasi? Tanya Kambara lagi.
Semua tertawa dan menggeleng.
”Tidak ada yang bisa meyakinkan bapak, kecuali bapak sendiri? Gimana bapak mau besarin koperasinya? Tinggalkan pekerjaan bapak sekarang kalau mau fokus membangun koperasinya,” jelasnya.
Sebelum melanjutkan presentasinya, Kambara menanyakan apakah ada salah satu peserta yang pekerjaanya fokus pada koperasi. Angga Surya, salah satu pengurus Koperasi Konsumen Pondok Pesantren Bina’a Enterprise Mandiri kemudian memperkenalan diri dan memperkenalkan usaha bisnisnya. Meliputi makan minuman, travel, hotel, dan lain sebagainya.
Usai Angga menjelaskan produk koperasinya, Kambara kembali bertanya kepada peserta. Apa yang membuat usaha Kopontren yang diurus Angga bisa besar. Ya, koperasinya besar karena berbasis massa (captive market).
”Koperasi harus banyak massa, harus banyak anggota kita. Apapun bisnisnya laku. Misalnya sarung, maka yang beli adalah santrinya. Jadi pengurus harus memiliki entrepreneurship dan jeli melihat peluang bisnis,” paparnya.
Pria peraih Anugerah Satya Lancana Wira Karya dari Presiden 2018 ini mengatakan asas koperasi adalah gotong royong, dan usaha bersama berdasarkan kekeluargaan artinya apa kepentingannya harus usaha bersama. Kemudian, pelayanan kepada anggota. Karena siapapun yang dilayani harus menjadi anggota dan semua anggota bertanggung jawab atas kemajuan koperasi.
”Terakhir adalah pendapatan dibelanjakan pada unit usaha koperasi dan anggota koperasi,” jelasnya.
Kambara menegaskan pesan Bung Hatta dalam membangun Koperasi bahwa koperasi tidak menghendaki orang-orang luar biasa untuk menjalankannya, melainkan orang biasa saja yang mau kerjasama dan jujur serta setia kawan. Sendi koperasi itu koperasi simpan pinjam.
Kambara menjelaskan cita-cita Koperasi BMI Grup untuk membangun kembali koperasi Indonesia, ia menekankan pentingnya membangun peradaban baru koperasi Indonesia, ada 5 point penting dalam membangun peradaban baru koperasi Indonesia. Pertama, koperasi itu besar. Kedua, koperasi harus dikelola profesional. Ketiga, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat. Keempat, koperasi harus fokus pada pemberdayaan. Kelima, koperasi harus peduli sesama dan punya sifat dan jiwa sosial.
Lebih lanjut Koperasi BMI bergerak masuk pada 3 sektor penting, sektor riil, sektor moneter dan sektor ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf). Koperasi harus ada yang masuk sektor riil,seperti : perdagangan, pabrik, pertanian, peternakan dan perikanan. “Untuk sektor riil ini, Koperasi BMI Grup masuk melalui Kopmen BMI dan Kopjas BMI dan nanti ada Koperasi Produsen Benteng Manufaktur Indonesia, untuk sektor moneter kita masuk melalui Kopsyah BMI” jelasnya.
Kambara menyebutkan tujuh ciri penting koperasi disebut modern. Ketujuhnya yakni koperasi tersebut harus memiliki manajemen yang profesional (SOP, SOM, RENSTRA, RK-RAPB, AD-ART, buku panduan dan operasional seperti Buku Model BMI Syariah). Kemudian SDM yang milenial, Diklat dan pendampingan berkala, gaji terendah setara UMR, reward dan punishment.
Pria peraih Anugerah Satya Lancana Wira Karya dari Presiden 2018 ini menjelaskan bahwa koperasi harus menciptakan sirkuit ekonomi koperasi. “Koperasi harus menciptakan perputaran dari kantong kiri ke kantong kanan, bangun rumah biasa dibiayai oleh Kopsyah BMI, beli bahan bangunan di Kopmen BMI di toko bangunannya yang garap divisi konstruksi unit bisnis Kopjas BMI dan mitra-mitra ” jelas Kambara lagi.
Paparan berikutnya Kambara menjelaskan tentang kegiatan sosial dan pemberdayaan Kopsyah BMI. Kopsyah BMI melaksanakan puluhan kegiatan sosial dan pemberdayaan antara lain pembangunan 426 unit rumah gratis (anggota dan non anggota), sunatan massal, pengobatan gratis, beasiswa, sumbangan kursi roda, santunan dhuafa, dan berbagai program sosial lainnya.
Melanjutkan materi Kambara menjelaskan program wakaf Kopsyah BMI telah berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 31 M hanya dari Rp 2000,- per minggu dari anggota. “Di Kopsyah BMI terdapat program wakaf yang merupakan program ZISWAF. Selain wakaf terdapat program infak Rp 1000,- perminggu, inilah yang kita gunakan untuk kegiatan sosial selain dari keuntungan Kopsyah BMI. Program wakaf telah melahirkan 20 Ha sawah yang sebagian kita pakai untuk BMI Center dan sebagian lagi kita bagi sebagai sawah produktif yang digarap oleh petani setempat” jelas Kambara lagi.
Kambara melanjutkan menjelaskan Kopmen BMI yang memiliki 4 unit bisnis yakni Divisi BMI Point, Divisi Elektronik, Divisi Otomotif dan Toko Bangunan. “Kopjas BMI yang menjalankan usaha di bidang jasa. Kopjas BMI memiliki divisi antara lain : bisnis dalam Jasa Percetakan, Konstruksi, Mekanial dan Elektrikal serta Tour Travel” tandasnya. (togar/humas)