Hati – Hati Wahai Corona, “virus BMI” mulai beraksi

BMI Corner

Kamaruddin Batubara : “Virus BMI” menebar optimisme

Klikbmi.com, Tangerang – Saatnya virus Covid 19 yang harus hati hati dan memperhitungkan munculnya “virus BMI”. Semua orang memang terhentak dengan adanya wabah Covid 19 ini, bahkan hampir melumpuhkan berbagai sektor terutama perekonomian. Tak terkecuali dengan sektor koperasi dan UKM yang memang rentan dengan dampak dari wabah ini. Tapi perlu diingat walaupun rentan terkena imbasnya, tetapi sektor mikro ini sudah teruji ketahanannya mengahadapi krisis. Kita harus pastikan jika koperasi dan usaha mikro bisa survive di tengah badai, walaupun kali ini case nya memang berbeda dengan krisis sebelumnya, dimana sekarang ini wabah pandemi virus Corona, menghantam langsung para pelaku usaha mikro yang bernaung dalam wadah koperasi.

Koperasi BMI sebagai salah satu wadah pengembangan usaha mikro dalam jumlah besar, pasti merasakan juga dampak langsung dari wabah virus Corona. Tapi tenang saja, Presiden Direktur Koperasi BMI sudah mengantisipasi hal itu dengan cermat. Agen agen penyebaran “virus BMI” sudah terlatih dan ditugaskan untuk menebar optimisme dan menumbuhkan semangat kemandirian koperasi melawan Corona beserta dampak yang mengikutinya.

” Kita tidak bisa berdiam diri menunggu Corona menghabisi tatanan perekonomian kita. Saatnya kini semangat kemandirian anggota koperasi ditumbuhkan. Sulit memang dalam kondisi seperti ini, tapi kita harus melangkah dengan optimis. Kita praktekkan pendidikan perkoperasian yang selama ini kita tanamkan kepada anggota, bahwa koperasi ini milik bersama, untuk kepentingan bersama, jadi tidak ada yang berpangku tangan menghadapi kesulitan ini, semua memiliki tanggung jawab dan peran masing masing. Sebagai anggota yang baik tentu saja harus meneguhkan partisipasinya terhadap koperasi, apalagi dalam keadaan seperti ini. Bagi yang mampu dan sanggup, tetap lakukan pembayaran angsuran sesuai kewajibannya, dan ini saatnya kita tingkatkan infaq dan sedekah kita untuk membantu sesama kita yang tidak mampu, serta menghindarkan kita dari penyakit dan marabahaya, ini salah satu faedah sedekah yang kita yakini. Jadi kesempatan luas sekarang, harus kita buktikan itu ” tegas Kamaruddin Batubara.

Kamaruddin Batubara menegaskan bahwa kesadaran dan kemandirian anggota koperasi tengah diuji dalam situasi seperti ini. ” Kesadaran untuk saling tolong menolong dan gotong royong. Jangan sampai yang mampu berdiam diri dan yang tidak mampu menjadi tidak berdaya sama sekali. Inilah semangat berkoperasi , saling tolong menolong. Saatnya kita buktikan bahwa Model BMI Syariah tangguh menghadapi era disruptif bahkan melawan wabah pandemi yang semua orang tidak memprediksi hal ini bakal terjadi. Lima instrumen pemberdayaan kita yakni sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi tetap harus kita praktekkan , tentu saja teknisnya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kita dalam operasional tetap patuh kepada anjuran Pemerintah untuk melakukan social distancing, tidak ada kerumunan masa dan pertemuan pertemuan, memakai masker dan hand sanitizer. Itu sudah diatur dalam surat edaran yang kami sosialisasikan kepada anggota dan berkoordinasi dengan aparat setempat selama tiga hari berturut turut mulai Rabu (1/4) hingga Jumat (3/4), ” Ujar Kamaruddin Batubara.

Mengoptimalkan UKM sebagai alternatif produksi yang dibutuhkan.

Kamaruddin Batubara juga menegaskan bahwa anggota Koperasi BMI selaku pelaku usaha mikro, jangan sampai berputus asa untuk terus melakukan upaya upaya cerdas bertahan dari krisis akibat wabah pandemi virus Covid 19. Berbagai usaha yang kira kira bisa menjadi alternatif pengganti produk yang dibutuhkan yang saat ini langka, bisa di produksi oleh anggota sebagai pelaku usaha mikro . Itulah yang dilakukan oleh Erna Ratnaesih, anggota rembug pusat Kartini Cabang Rajeg. Erna yang beralamat di Komplek Veteran Blok B No 45 RT 02/07 Sukamanah Rajeg ini bergabung dengan Kopsyah BMI sejak 2012, lalu, mendapatkan pembiayaan dimulai dari 1 juta rupiah hingga kini telah mendapatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI hingga 30 juta rupiah. ” Alhamdulillah saya bisa berkembang terus dengan bantuan pembiayaan dan pendampingan usaha dari Kopsyah BMI. Dulu usaha kantin saya biasa biasa saja, sekarang omzet kantin saya bisa mencapai 30 juta per bulan. Ditambah usaha konveksi saya kini berkembang juga dengan omzet 80 juta per bulan.” Ujar Erna kepada klikbmi.com.

Dengan dibantu oleh anaknya yang sulung, Erna mengembangkan bisnis konveksinya dengan tekun.” Saya melihat pasar dulu dan membuat produk berdasarkan pesanan hingga kualitasnya benar benar sesuai dengan yang dipesan ” Ujar Erna. Yang paling spektakuler, saat ini Erna telah memproduksi APD (Alat pelindung diri) terutama buat tenaga medis yang memang betul betul dibutuhkan dan langka saat ini. ” Saya melihat bahwa APD ini sangat langka, tenaga medis kita sangat sulit mendapatkan itu karena langka dan mahal. Padahal itu wajib tersedia untuk melawan virus Corona ini. Saya tergerak hati untuk melakukan sesuatu yang saya bisa lakukan, karena budaya kami di Kopsyah BMI harus selalu berbagi dengan sesama dan saling tolong menolong, ” ujar Erna.

Wakil Presdir Koperasi BMI Radius Usman yang memonitor langsung pembuatan APD dan pemasarannya menyampaikan bahwa APD produksi anggota Kopsyah BMI, ini sesuai dengan standar kesehatan yang dipersyaratkan oleh WHO. ” APD ini sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh WHO. Diantaranya terbuat dari bahan polyurethane dan Polyester, dan sudah teruji secara klinis. Hingga saat ini sudah dipakai juga oleh rumah sakit diantaranya RS Hermina. Dan bagusnya, APD ini bisa digunakan beberapa kali, tentu dengan pola pencucian terlebih dahulu dengan teknik tertentu yang dibenarkan oleh team medis nantinya” Ujar Radius.

Radius menegaskan bahwa pengembangan usaha ini merupakan akselerasi anggota Kopsyah BMI dalam upaya bertahan dari krisis akibat wabah Covid 19 ini. ” Presdir Koperasi BMI, Pak Kamaruddin Batubara selalu mengatakan bahwa kemandirian kita lagi diuji. Salah satunya bagaimana kita bisa mengembangkan usaha alternatif yang memang produknya dibutuhkan saat ini. Inilah buktinya salah satu kamandirian itu,” ujar Radius. Radius juga mengatakan bahwa produk APD itu sudah bisa dipesan dalam jumlah besar dan juga contoh produknya sudah tersedia di Gerai Tangerang Gemilang, Cikupa Tangerang.” Bagi yang membutuhkan, informasi ini tolong disampaikan kepada siapa saja, bahwa APD ini sudah bisa dipesan dalam jumlah besar. Harganya antara 250 sampai 300 ribu, jika memesan lebih dari 10 lusin, dari produsennya bisa dilakukan negosiasi harga” kata Radius Usman.

Tidak hanya itu . anggota Kopsyah BMI Cabang Rajeg lainnya, Leni, berupaya memproduksi masker dari bahan kain yang nyaman dan efektif untuk menangkal penyebaran virus corona . ” Saya kan mengamati dari pemberitaan bahwa kita kekurangan masker. Banyak dari masyarakat umum juga yang kesulitan kalaupun ada harganya sangat mahal. Dan kebanyakan masker yang dipakai adalah masker bedah yang buat tenaga medis. Mereka saja masih kekurangan. Akhirnya saya berinisiatif membuat masker dari bahan kain untuk masyarakat umum.” Ujar Leni.

Leni juga mengatakan bahwa dirinya sudah siap memproduksi dalam jumlah besar dan sampel contohnya sudah dipajang di Gerai Tangerang Gemilang, Cikupa, Tangerang. ” Harganya sangat murah, cuma 43 ribu per lusin nya, ” ujar Leni . (AH/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *