Stop “Social Distancing”, Gunakan, Jaga Jarak

Serba Serbi

Klikbmi.com, Tangerang – Sujiwo Tejo, memang kerap melontarkan kata kata nyleneh tapi berbobot. Seniman serba bisa ini sangat aktif menyuarakan nada nada yang memuat isu isu sosial kemasyarakatan. Seperti akhir akhir ini, Sujiwo Tejo sering berciut di tweeter nya tentang virus Corona.

Hentikan “Social Distancing”.. gunakan “Jaga Jarak”!!!! Ini udah disosialisasikan para sopir truk sejak lama!!!! Hargai juga perjuangan sopir-sopir truk!!!,” kata Sujiwo di Twitter, Kamis (19/3).

“Indonesia bukan cuma Jakarta dan milenial yang Inggrisnya cas cis cus. Di desa-desa masih banyak bahkan yg buta huruf!!!!!!,” Ujar Sujiwo Tejo.

Budayawan Sujiwo Tejo mengingatkan pemerintah agar menyosialisasikan kebijakan terkait Covid-19, seperti social distancing dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat kita.

Sujiwo meminta pemerintah berhenti menggunakan bahasa asing dalam menyosialisasikan kebijakannya. Dia menuturkan bahwa rakyat yang berada di daerah masih ada yang buta huruf.

Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)

Sementara itu budayawan sekaligus cendekiawan muslim Emha Ainun Nadjib yang biasa disapa Cak Nun mengungkapkan kemasgulannya terhadap kondisi masyarakat di Indonesia yang lebih takut akan Corona daripada Tuhannya.

Cak Nun, mengatakan bahwa hari hari terakhir ini kita sedang khusyu dengan Coronavirus yang kita impor dari Wuhan, Negeri China. ” Di Al Quran ada kosakata yang terdiri dari huruf w, h dan n, meskipun rangkaian katanya berbeda, “Wahnan ‘ala wahnin” — suatu keadaan di mana manusia menjadi lemah dan semakin lemah. Saya sebut khusyu meminjam dari idiom firman Allah, “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al ,Quran ini ke sebuah gunung, kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah-pecah dan terbelah-belah karena merasa ngeri kepada Allah”. Memang benar, kita ini, baik sebagai individu, masyarakat maupun rakyat suatu Negara, rasanya belum pernah se khusyu ini kepada Tuhan, melebihi kepada Corona yang amat sangat kecil itu.” Papar Cak Nun panjang lebar.

Menurut Cak Nun, berikhtiar akan senantiasa lebih baik, untuk lebih khusyu kepada kekuasaan Allah, daripada dipaksa khusyu oleh Allah melalui letusan gunung, gempa, banjir bandang, wabah Corona dan pegeblug-pageblug. (AH/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *