Himbauan Untuk Kita Semua, Jangan Pernah Berhenti Bersyukur !!

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Jumat, 17 Juli 2021 | 7 Dzulhijjah 1442 H| Oleh:   Sularto

Klikbmi, Tangerang –  Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita pada nasehat dhuha kali ini adalah tentang keharusan dari kita untuk senantiasa bersyukur, agar terlihat penekanannya kami berjudul jangan pernah berhenti bersyukur.

Hari-hari ini kita mendapati wabah covid-19 ini begitu galaknya. Semua rumah sakit kita kolaps menghadai pandemi ini. Bahkan tidak sedikit temen dekat kita atau orang yang kita kenal baik pergi terlebih dahulu meninggalkan kita. Kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya sepanjang hayat kita.

Untuk hari – hari belakangan ini, kesehatan bahkan kehidupan sangatlah wujud nikmat yang luar biasa. Kita menyaksikan betapa oksigin yang bagi orang sehat gratis tetapi tidak bagi yang sakit, kita menyadari betapa mahalnya harga kesehatan kita ini. Namun seringkali kita lupa untuk bersyukur.

Bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan menyebabkan terjaganya nikmat yang dikaruniakan kepada seseorang dan menyebabkan datangnya nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang lainnya. Namun, sebagaimana diterangkan oleh Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah, syukur  itu tidak akan terwujud kecuali jika terbangun di atas lima perkara, yaitu dengan (1) merendahkan dirinya kepada Allah, (2) mencintai-Nya, (3) mengakui bahwa nikmat tersebut merupakan karunia dari Allah, (4) memuji Allah dengan lisannya, dan (5) tidak menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Oleh karena itu, sudah semestinya kita melihat kembali usaha kita dalam mewujudkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apabila salah satu dari lima perkara yang harus dipenuhi tersebut tidak dilakukan, belum dikatakan orang tersebut telah bersyukur. Dengan demikian, bersyukur itu tidaklah cukup dengan mengucapkan alhamdulillah atau dengan sekadar menyadari bahwa nikmat tersebut datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan, tidak cukup pula dia tunjukkan dengan menghinakan diri serta tidak menyombongkan dirinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi, harus dilengkapi dengan mencintai Allah subhanahu wa ta’ala dan membuktikan cintanya tersebut dengan menggunakan nikmat – nimat ini pada jalan yang diridhai-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitakan dalam ayat-Nya bahwa keridhaan-Nya hanya akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَإِن تَشۡكُرُواْ يَرۡضَهُ لَكُمۡۗ

“Jika kalian bersyukur, niscaya Dia akan meridhai kalian (dari perbuatan syukur tersebut).” 

(az-Zumar: 7)

Oleh karena itu, orang-orang yang mengharapkan surga Allah subhanahu wa ta’ala sudah semestinya memperbaiki dirinya dalam bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kalau tidak demikian, bisa jadi seseorang menyangka dirinya telah bersyukur, tetapi ternyata tidak demikian kenyataannya. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana dalam firman-Nya, telah membagi manusia menjadi dua kelompok, yaitu kelompok orang-orang yang bersyukur dan kelompok orang-orang yang kufur.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

إِنَّا هَدَيۡنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, maka (manusia) ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (Al-Insan: 3)

Kami ajak mari berusaha melihat pada diri kita masing-masing. Pada kelompok yang mana kita berada? Sudahkah kita  mensyukuri waktu, nikmat sehat, penglihatan, pendengaran, lisan, dan lain-lainnya dengan menggunakannya untuk beribadah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala? Sudahkah kita mensyukuri nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada kita, kemudahan dalam sarana transportasi dan komunikasi serta yang semisalnya untuk digunakan di jalan Allah subhanahu wa ta’ala? Ataukah justru sarana tersebut digunakan untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala?

Mari kita ingat bahwa nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang dikaruniakan kepada kita sangat banyak. Kita akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mensyukuri nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala dan jangan sampai kita kufur nikmat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada umatnya dan menganjurkan umatnya untuk mensyukuri nikmat. Tersebut di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dalam Shahih keduanya, melalui jalan sahabat Anas radhiallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati sebiji kurma ketika sedang berjalan.

Beliau shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda,

لَوْلاَ أَنْ تَكُوْنَ مِنَ الصَّدَقَةِ لَأَكَلْتُهَا

“Kalaulah bukan (karena aku takut) kurma tersebut adalah sedekah, sungguh aku akan memakannya.”

Dari hadits ini, kita bisa mengetahui betapa besarnya perhatian Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap nikmat Allah subhanahu wa ta’ala. Beliau tidak membiarkan meskipun hanya sebiji kurma untuk dibuang dan rusak tanpa dimanfaatkan.

Kalau kita bandingkan dengan keadaan sebagian kita, akan kita dapatkan perbedaan yang sangat jauh. Makanan yang dibuang sia-sia merupakan pemandangan yang mungkin setiap hari dijumpai di sebagian rumah kita. Bisa jadi, karena berlebihan dalam memasak atau membelinya yang kemudian menjadi rusak dan busuk sehingga kemudian dibuang sia-sia. Padahal terkadang makanan tersebut bukanlah makanan yang murah harganya atau mudah didapatkan. Sementara itu, di sekitar rumahnya banyak orang-orang fakir miskin yang tidak memiliki makanan. Sudah semestinya kita semua berusaha memperbaiki diri dalam bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita tutup  nasehat tentang syukur ini dengan QS Ibrahim Ayat 7 :

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

7. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Mari terus bersyukur, jangan sampai kita berhenti bersyuku, dengan syukur yang diucapkan lalu ditindaklanjuti dengan tingkah laku dan perbuata, maka nikmat yang akan kita terima semakin berkah dan semakin banyak jumlahnya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *