Lewat BMI, Irawati Sukses Bangun Kontrakan dan Berangkatkan Umroh Sang Bunda

BMI Corner


وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

“Dan orang-orang yang memelihara amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. Al-Mu’minun: 8)

TANGERANG – 18 tahun silam, Irawati memberanikan diri untuk merantau dari Lampung ke Tangerang. Wanita 40 tahun ini sadar, untuk ke jenjang lebih tinggi harus butuh biaya tak sedikit. Apalagi orang tuanya yang hanya berdagang kue harus membiayai 6 orang adik beradiknya. Bermodal ijazah SMA swasta di Lampung ia akhirnya diterima di Pabrik Kopi di Bilangan Cikupa Tangerang. Lalu di tahun 2014, semua keluarganya diboyong ke Tangerang.

Di pabrik tersebut, Irawati hanya bekerja selama tujuh tahun karena harus mengasuh tiga anaknya yang masih kecil. Ia pun memilih usaha kredit barang. Namun, modal terus menerus habis  Hingga di pertengahan 2015,  Irawati mengenal Koperasi Syariah BMI.

Irawati (kiri) tengah menjalani usaha kredit alat rumah tangga di Kampung Gebang, Sukadamai, Cikupa, Tangerang

Dari BMI, Irawati membangun usaha kreditnya hingga sekarang pembiayaannya mencapai Rp 16 juta. Dari usaha tersebut, Irawati memiliki 50 konsumen yang setiap bulan mengajukan barang-barang rumah tangga. Mulai dari kasur, sprei hingga lemari es.

Dari pembiayaan BMI, Irawati tidak hanya membangun rumahnya menjadi dua tingkat, ia pun mampu membeli sepetak tanah dan kontrakan di Kampung Gebang, Desa Sukadamai, Cikupa, Tangerang. Semuanya berkat BMI. Termasuk memberangkatkan umroh orang tua.

“Jika lima tahun lalu, saya tak mengenal Koperasi BMI mungkin hidup saya nggak seperti ini,” ujarnya mengawali pembicaraan dalam silaturahmi Klik BMI dan Manajer Cabang Cikupa Deni Herdiansyah, Kamis (15/7).

“Petugasnya sopan-sopan, kami sangat senang bisa memahami koperasi. Di BMI, saya bisa membedakan mana saja koperasi yang bener-benar koperasi atau tidak,” terangnya.

Irawati bersama suami saat mendaftarkan simpanan haji sang ibu, Agustus 2020 silam

Dari perkenalan dengan BMI, Irawati berhasil mengajak empat anggota keluarganya menjadi anggota Rembug Pusat Kerajaan Tidore, yang diketuai olehnya. Salah satunya ibundanya sendiri, Watiah, melalui keanggotaannya di BMI, Watiah meneruskan usaha kue dan penganan yang pernah ia lakukan di Lampung. Penganan ini dijualnya di Halaman Sekolah Islam Terpadu Al Khairat

“Alhamdulillah, saya setiap hari membuat kue sama pempek

Watiah di depan rumah tanpa DP BMI milik menantunya yang menjadi anggota BMI. Di rumah tersebut, Watiah menjalani kehidupanya sehari-hari.

Tepat di 28 Agustus 2020, Watiah pun mengajukan simpanan haji Kopsyah BMI. Watiah pun telah menyelesaikan wakaf BMI Rp 1 juta. Kendati Haji belum bisa dilaksanakan, ia meyakini bahwa simpanan hajinya bisa dikelola BMI untuk kesejahteraan bersama.

“Saya tetap menyimpan di BMI, karena menyimpan di BMI berkah, makanya saya mau berhaji dan berwakaf di BMI,” terangnya. Masa tua  Watiah semakin spesial, karena ia tinggal di rumah yang nyaman. Saferi salah satu putranya juga mengakses pembiayaan rumah tanpa DP, yang kini ditempati Watiah.

Watiah berfoto bersama buku tabungan Kopsyah BMI dan sertifikat wakaf BMI

Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara sangat gembira melihat anggotanya yang beranjak sukses seperti Irawati sekeluarga. Kamaruddin Batubara mengatakan bahwa Kesuksesan itu harus ditularkan kepada seluruh keluarganya menjadi Koperasi BMI.

” Kita berjuang selama ini untuk mengangkat kesejahteraan anggota. Ibu Irawati dan keluarganya adalah contoh anggota yang tekun berusaha dan memanfaatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI dengan tepat sehingga berhasil seperti sekarang. Diperlukan juga usaha yang tekun dan istiqomah, jangan berhenti sebelum sukses dan berhasil, Sukses ini harus ditularkan kepada anggota lainnya, harus sukses bersama sama, itu baru luar biasa,” ujarnya.

Kamaruddin Batubara juga mengajak seluruh anggota Koperasi BMI untuk selalu menabung lewat produk simpanan yang ada di Koperasi BMI. ” Mari kita sisihkan hasil usaha kita dengan menabung di Kopsyah BMI. Semangat menabung di Kopsyah BMI harus kita galakan, baik di simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan tamasya, simpanan umroh dan haji ataupun Deposito SiJaka di Kopsyah BMI, ” Ujar Kamaruddin Batubara menutup pembicaraan.

(gar/KLIKBMI).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *