Implementasi Amanah Dalam Kehidupan Keseharian

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Jumat, 22 Oktober 2021 | 15 Rabiul Awal 1443 H | Oleh : Ust Achmad Nasution, ME

Klikbmi, Tangerang – Tema kita hari ini adalah Amanah dan Implementasinya, sejatinya manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT, lalu apa yang membuat manusia itu sempurna? Diantara hal yang membuat manusia itu sempurna adalah berani memikul tanggungjawab yang diberikan oleh Allah yaitu Amanah, bahkan langit, bumi dan gunung menolak untuk memikulnya. Mengapa demikian? Karena beratnya tanggungjawab sebuah Amanah. Allah SWT berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia”. QS. Al-Ahzab [33]: 72

Lantas, Amanah seperti apakah yang dibebankan Allah kepada manusia sehingga tiada makhluk yang berani mengembannya? Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَماناتِ إِلى أَهْلِها وَإِذا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كانَ سَمِيعاً بَصِيراً

Ibnu Katsir menjelaskan amanat tersebut: Pertama amanat menyangkut hak-hak Allah SWT atas hamba-hambaNya, seperti shalat, zakat, puasa, kifarat, semua jenis nazar, dan lain sebagainya. Kedua amanat yang menyangkut hak-hak hambaNya atas hambaNya yang lain [manusia atas manusia], seperti semua titipan dan lain-lainnya yang merupakan subjek titipan tanpa ada bukti yang menunjukkan ke arah itu. Maka Allah SWT memerintahkan agar hal tersebut ditunaikan kepada yang berhak menerimanya. Barang siapa yang tidak melakukan hal tersebut di dunia, maka ia akan dituntut nanti di hari kiamat dan dihukum karenanya. 

Terkait dengan Amanah Rasullah SAW bersabda:

ما خطبنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إلَّا قال : لا إيمانَ لمن لا أمانةَ له ، ولا دينَ لمن لا عهدَ له

Artinya: Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berkhutbah dihadapan kami kecuali beliau mengatakan: “Tidak sempurna keimanan bagi orang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang bagi yang tidak memenuhi janji.” HR. Ahmad no 11935

Dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa Rasullah seakan meng-ultimatum kepada umatnya agar menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya, bagaimana tidak demikian karena orang yang tidak Amanah termasuk orang yang tidak sempurna imannya.

Lalu, bagaimana implementasi Amanah dalam pekerjaan kita? Berikut implementasi Amanah yang dapat kita lakukan:

  1. Menjaga titipan dan mengembalikan/memberikannya seperti keadaan semula. Saudara-saudara kita yang terjun kelapangan jelas mendapatkan amanat dari anggota berupa titipan baik berupa simpanan atau lainnya, hendaknya selalu mengingat bahwa semua itu adalah Amanah bukan milik kita.
  2. Menjaga rahasia. Rahasia siapakah yang perlu kita jaga? Tentu rahasia saudara-saudara kita juga rahasia yang ada ditempat kita bekerja.
  3. Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah titipan dan sifatnya sementara maka hendaknya mempergunakannnya untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
  4. Mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan. Syukuri apa yang kita dapatkan selama ini, karena Allah lebih tau tentang kebutuhan kita. Kebutuhan itu terbatas namun keinginan itu tidak terbatas, jadi kitalah yang harus mengontrol diri.

Wallahu ‘alam bis showab

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *