Ingat ! Jangan Sampai Salah Niat

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Minggu, 28 November 2021 | 22 Rabiul Akhir 1443 H | Oleh :  Ust Fakhry Fadhil, S.Sy , M.H

Klikbmi, Tangerang – Tema kita hari adalah tentang niat, kita hendaknya menjaga niat dan jangan sampai kita salah niat. Jangan sampai niat bercampur dengan hawa nafsu. Karena hawa nafsu akan membuat banyak orang yang sebenarnya berbuat baik akan tetapi tidak berujung keberkahan.  Hal ini dikarenakan setiap perbuatannya diawali bukan karena semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT melainkan hanya untuk dipuji orang lain.

إنَّمَاالأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab a, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah ` bersabda,“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (H.R. Bukhari, no.1 dan Muslim, no.1907)

Niat secara bahasa berarti al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah adalah yang mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah, letak niat dalam batin . Al-Fadhl bin Ziyad berkata, “Aku pernah bertanya kepada Abu Abdullah -yakni Ahmad- tentang niat dalam beramal. Aku bertanya, ‘Apakah niat itu?’ Beliau menjawab, “Seseorang mengendalikan dirinya ketika hendak beramal agar tidak menginginkan pujian manusia.”

Niat adalah perbuatan hati. Ibnu Taimiyah mengatakan,“Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 18:262)

Dalam menyakinkan niat dalam hati yaitu mengikhlaskan niat setiap amalan hanya kepada-Nya. Tiga perkara berikut yang harus dihadirkan dalam niat:

(1). Berniat untuk beribadah,

(2). Berniat beribadah tersebut karena Allah semata, dan

(3). Berniat bahwa ia menunaikannya demi melaksanakan perintah Allah.” (Kitab Syarah Riyadhus Shalihin I/10).

Jadi mari tetapkan niat hanya untuk ibadah kepada Allah SWT pada setiap perbuatan baik yang kita lakukan. Dan kita laksanakan sebaik mungkin dengan tetap menjaga niat ibdaha sampai satu pekerjaan atau perbuatan selesai kita lakukan.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *