Tangerang, klikbmi.com – Dari pengalaman Koperasi BMI, peran kepala desa tak lepas dari semua aspek pemberdayaan anggota hingga ke lini paling dasar. Tidak hanya mengajak warganya menjadi anggota, kades juga menjadi sosok yang mengokohkan pilar model BMI syariah seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan spritual dan sosial lewat lima instrumen sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi.
Dalam Seremonial RAT Koperasi BMI Grup, Koperasi menyerahkan penghargaan kepada 10 kades penggerak koperasi di Ballroom The Spring Club, Tangerang, Rabu 25 Januari 2023.
Bagi BMI, para kades terpilih telah memberikan semangat baru bagi BMI membumikan Model BMI Syariah di daerah pelayananya. Para kades terbaik ini tidak hanya dari Provinsi Banten saja, melainkan juga dari Karawang, Bogor dan Kuwu Indramayu Jawa Barat . Para kades tersebut adalah :

1. Ir Slamet Rayadi, Kades Karangserang, Kecamatan Sukadiri, Tangerang.
2. Mahpudin Kipang, Kades Tegal Kunir Lor, Kecamatan Mauk, Tangerang
3. Haris, Kuwu Kliwed, Kecamatan Kertasemaya, Indramayu,
4. Mukhlis, Kades Sukasari, Kecamatan Rajeg, Tangerang,
5. Yanto, Kades Cikatomas, Kecamatan Cilograng, Lebak,
6. Wawan Fauzan, S. IP, Kades Bojonegara, Serang,
7. Hasan Sukandi, Kades Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Bogor,
8. Karuji S.Pdi, Kades Sasaran, Kecamatan Waringin Kurung, Serang,
9. Dahyudin, Kades Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Bogor,
10. Yeni Suhaeni, Kades Tanjung Pura, Kecamatan Karawang Barat, Karawang.
Kepada Klikbmi, Kades Bojonegara Wawan Fauzan mengaku, baru Kopsyah BMI sebagai lembaga keuangan mikro yang mengaplikasan tanggung jawab sosialnya kepada warganya. Hingga, warganya menjadi sadar seperti apa koperasi yang baik dan benar. Hal itulah yang membuat Wawan ikut mengajak warganya menjadi anggota BMI.

“Alhamdulillah, BMI begitu peduli terhadap warga kami di Bojonegara. Harapan saya agar desa-desa yang lain di Bojonegara untuk terus mendukung kegiatan operasional Kopsyah BMI. Karena kami akan terus bersinergi dengan pihak BMI untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat,” terangnya.
Apresiasi yang sama juga datang dari Dahyudin. Kades Sukamaju, Kecamatan Cigudeg, Bogor ini juga merasakan manfaat sebagai anggota Koperasi Syariah BMI. Yakni para staf desanya bisa mengakses pembiayaan 4 unit sepeda motor dan 5 warganya berangkat umroh bersama Koperasi BMI. Warga yang berangkat ke Tanah Suci adalah kerabat dari Dahyudin.
Dahyudin juga mendampingi Manajer Cabang Kopsyah BMI Aziz untuk membuka akses ke sejumlah desa di Cigudeg. Alasan Dahyudin, karena baru Kopsyah BMI sebagai lembaga keuangan mikro yang turut aktif membantu desa membangun usaha mikro dan sosial warganya.
“Ini menjadi kebanggan bagi saya dan Desa Sukamaju mendapat apresiasi dari BMI. Mudah-mudahan ke depan kolaborasi BMI dan desa semakin kuat,” singkat Dahyudin.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mengucapkan apresiasi kepada 10 kades terpilih. Dikatakannya, peran kepala desa tidak hanya pada memberi restu pelaksanaan pertemuan umum sebagai inisiasi awal pelayanan BMI, melainkan juga mendompleng kinerja BMI dalam pemberdayaan anggota di daerahnya.
”Alhamdulillah, hari ini Koperasi BMI menyerahkan penhargaaan kepada 10 kades yang terpilih. Bagi BMI, para kades tidak hanya sebagai pemimpin di daerahnya semata, melainkan menjadi motor penggerak untuk mengedukasi warganya untuk berkoperasi lewat skema Model BMI syariah. BMI tengah menjalankan Visi 2027, kolaborasi dengan desa menjadi penggerak untuk kesejahteraan bersama. Saya mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada para kepala desa yang terpilih atas support dan partisipasinya bagi kelangsungan BMI,” jelasnya.
Dalam prekteknya, kades menjadi orang yang pertama yang ditemui langsung oleh BMI dalam melakukan sosialisasinya. Kades juga menjadi sosok yang ikut mengawal sebelum membentuk kelompok kecil hingga tercipta rembug pusat.
“Jadi kepala desa tidak hanya memegang peran kunci masuk BMI ke daerahnya, mereka pun ikut menjadi saksi bagaimana BMI memberikan benefit kepada masyarakatnya,” jelas Penulis Tiga Seri Buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia tersebut.
Hingga kemudian, terjadi titik demarkasi bahwa Program BMI dan Desa dalam membangun kemandirian desa ternyata berjalan saling beriringan.(Togar Harahap/ Klikbmi.com)
Hanya untuk Tangerang dan Kerawang ya…memang secara nasional kondisi Koperasi sangat mengkhawatirkan, sedang berlomba untuk membubarkan diri alias hilang kepercayaan anggota.