Inspiratif! Kambara Tebar Strategi Membangun Koperasi Modern di Webinar Harkopnas ke 74

BMI Corner Edu Syariah

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadalah 58:11)

TANGERANG“Membangun Koperasi kredit adalah sendi dari gerakan koperasi kita. Koperasi Kredit mendahulukan simpanan anggota yang lemah ekonominya. Sebab itu simpanan diadakan dengan tiada berkeputusan,”.

Pernyataan Wakil Presiden RI pertama di tahun 1957 itu menjadi kalimat pembuka Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara dalam Webinar Nasional Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangkaian Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke 74, Sabtu (10/7).

Webinar yang dipandu Penulis Buku Koperasipreuner Sularto dan Praktisi Koperasi Arysad Dalimunthe membawa tema menarik yakni Menciptakan Ekosistem Koperasi Berbasis Anggota Menuju Koperasi Modern.

Turut hadir sebagai narasumber dalam webinar yakni Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, akademisi dan peneliti perkoperasian IPB Lukman Mohammad Baga dan Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Kopdit Pintu Air Yakobus Jano

DAHULUKAN YANG LEMAH : Di depan 800 lebih peserta webinar, Presdir Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengejewantahkan kembali pesan Bung Hatta yakni tanggung jawab koperasi untuk membantu anggota yang lemah ekonominya.

Kata tiada berkeputusan dalam pesan Bung Hatta, sambung Kamaruddin, diterjemahkan oleh Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Benteng Mikro Indonesia dengan membuat banyak macam simpanan yang memudahkan kebutuhan anggota yang lemah anggotanya.

”Maka dari aset kita yang baru Rp 800 miliar, itu 70 persen adalah uang anggota. Dan sekali lagi, ini pernyataan Bung Hatta pada tahun 1957. Ini (koperasi kredit) adalah sendinya koperasi. Dan dari situ luar biasa, Kementerian Koperasi menggiring agar semua masuk ke sektor produsen agar masuk ke koperasi sekunder (holding koperasi),” ujar Kamaruddin di depan lebih dari 800 peserta webinar tersebut.   

Di tengah presentasinya, Kamaruddin kembali melakukan brainstorming. Pertanyaannya yakni alasan mengapa kita harus berkoperasi kepada para peserta webinar. Ada lima alasan, pertama adalah amanah Pasal 33 UUD 1945 Pasal 1,2 dan 3. Pasal ini mendudukan koperasi sebagai sokoguru atau pilar ekonomi Indonesia. Kedua, nilai dan jati diri koperasi sangat Indonesia. Ketiga, semangat pemerataan ekonomi yang berkeadilan. Keempat adalah wadah yang tepat untuk berkarya, mengabdi dan menebar manfaat kepada sesama dan terakhir membangun korporasi koperasi yang menguasai hulu dan hilir sektor ekonomi Indonesia.

”Jika kiblat kita adalah kapitalisme atau menyerahkan ekonomi Indonesia ini ke pasar liberal maka kita mengkhianati konstitusi kita. Karena koperasi sangat Indonesia yakni semangat gotong royong,” papar pria yang akrab disapa Kambara tersebut.   

Untuk mencapai cita-cita itu koperasi harus modern. Kamaruddin menyebutkan tujuh ciri penting koperasi disebut modern. Ketujuhnya yakni koperasi tersebut harus memiliki manajemen yang profesional (SOP, SOM, RENSTRA, RK-RAPB, AD-ART, buku panduan dan operasional seperti Buku Model BMI Syariah). Kemudian SDM yang milenial, Diklat dan pendampingan berkala, gaji terendah setara UMR, reward dan punsihment.

”Kemudian koperasi yang modern adalah koperasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan fokus pemberdayaan yang mensejahterakan untuk pemerataan ekonomi berkeadilan. Setiap yang menjadi anggota BMI, hidupnya harus terangkat dan ekonominya maju. Kalau dia tambah susah ya bubarkan koperasinya. Kalau anggotanya maju kita ajak untuk menyimpan agar bisa membantu permodalan saudara-saudara anggotanya yang belum mampu ,” terang Penerima Anugerah Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI di Harkopnas ke 70, Juli 2018 silam.    

PERAN ANGGOTA : Presdir Koperasi BMI menjelaskan hak dan kewajiban anggota dalam membangun koperasinya.

Kamaruddin menjelaskan, bahwa dalil Koperasi adalah kekeluargaan dan gotong royong yang merupakan perasan Surah Al-Maidah ayat 2. Jika dirunut, proses inilah yang mendudukan posisi Mohammad Hatta tidak hanya sebagai negarawan yang nasionalis, melainkan sosok yang religius. ”Dengan begitu, koperasi seharusnya tidak mengejar keuntungan tetapi menebar manfaat bagi anggota dan masyarakat pada umumnya,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Kambara, Koperasi BMI mengenal adanya tujuh ajaran ekonomi syariah yakni keuntungan dunia dan akhirat, amanah, peduli orang lain, jujur, qanaah, bersyukut dan tidak zalim. Sehingga jika ini dijalankan, maka koperasi akan mudah mengulurkan banyak kegiatan sosial dan kebijakan yang berpihak kepada anggota.

”Tujuh ajaran ekonomi ini membuat BMI gampang kepada anggota di tengah pandemi sekarang dan usahanya tutup, maka di BMI boleh tidak bayar. Bahkan sampai bangkrut dan dia (anggota) menyerah, itu kita sedekahkan seperti perintah Allah SWT di Al Baqarah ayat 280. Inilah pemahaman bahwa koperasi itu besar dan dicintai anggotanya, “ papar penulis Buku Best Seller Model BMI Syariah Terbitan Kompas Gramedia.

Koperasi kembali menjadi sentral moneter masyarakat Indonesia saat Kamaruddin menjelaskan pilar ekonomi syariah dalam webinar kemarin. Pilar ekonomi syariah ada tiga yakni moneter, riil dan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF). Di sesi ini, Kamaruddin menjelaskan sejumlah program sektor riil yang akan dicapai dalam waktu setahun ke depan.

”Untuk sektor rill, BMI tengah bergerak ke sana. Kami berencana membangun pabrik etanol. Jadi ini harus kita punya. Sekarang kami sedang praktek ke sektor properti. Makanya di Rapat Anggota Tahunan 2022 atau Tahun Buku 2021, akan lahir koperasi jasa bidang usahanya konstruksi dan perumahan, pendidikan dan tour and travel yang ikut mengelolah keberangkatan umroh,” jelasnya.

”Sektor bisnis riil harus kita pegang saat ini. Anggota BMI hanya 283 ribu dengan dua koperasi yakni Kopsyah BMI dan Kopmen BMI. Jika 1 persen anggotanya ikut umroh, maka tour and travelnya tidak akan berhenti. Inilah koperasi yang punya captive market,” tambahnya.

Sementara untuk sektor Ziswaf, BMI telah membangun 303 rumah gratis (Hibah Rumah Siap Huni) dan masih ada 29 program pemberdayaan dan sosial yang terus berjalan di tengah pandemi sekalipun.

SOSIAL DAN MEMBERDAYAKAN : Sebanyak 30 program sosial dan pemberdayaan BMI disampaikan secara lugas oleh Presdir Koperasi BMI dalam webinar Harkopnas ke 74, Sabtu (10/7).

Kamaruddin menjelaskan tiga kesimpulan Koperasi dengan Model BMI Syariah. Yakni harus memperbaiki ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual anggotanya. Koperasi juga harus pemberdayaan yang solutif yang membuat BMI menyiapkan pendampingan peternakan dan pertanian, dan terakhirnya semangatnya adalah pemerataan ekonomi berkeadilan.

Sementara koperasi modern yang berbasis masyarakat, Kamaruddin menyimpulkan ada tiga. Yakni Selalu mengajak masyarakat menjadi anggota koperasi. Melayani semua kebutuhan anggota dan terakhir adalah koperasi itu harus besar, profesional, mandiri-berkarakter-bermartabat, pemberdayaan dan peduli sesama.

”Jadi jangan jadikan masyarakat itu nasabah. Kalau masih nasabah, berubah saja jadi bank. Karena koperasi mengajak masyarakat sebagai anggota sebanyak-banyaknya. Dan melayani kebutuhan anggota dengan membuka banyak usaha. Maka terakhir adalah lima poin peradaban baru koperasi Indonesia,” tandasnya.   

(gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *