Wabah Covid -19 Mengingatkan Kita Soal Kematian Yang Begitu Dekat

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Senin, 12 Juli 2021 | 2 Dzul Hijjah 1442 H| Oleh :    Sularto

Klikbmi, Tangerang – Keluarga besar Koperasi BMI, hari-hari ini kita diberitahu tentang kematian yang begitu dekat. Banyak orang yang kita kenal terkena wabah covid -19 dan mendahului kita. Kita lihat di medsos baik di facebook maupun wa grup, berita kematian akhir-akhir ini menjadi pelajaran bagi kita. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nya lah kita kembali). Ayat di atas selain menyuruh kita untuk bersabar atas musibah yang kita terima, juga menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dibanggakan dan disombongkan apa yang menjadi “milik” kita sekarang dan tidak perlu disesali dan terlalu ditangisi apa yang hilang dari apa kita “miliki”. Karena yang kita “miliki” adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita. Kematian tidak pandang umur dan tidak pandang fisik. Tidak pandang waktu dan tidak pandang tempat. Tidak pandang jabatan dan juga tidak pandang derajat seseorang. 

Jika Allah sudah berkehendak, maka terjadilah. Allah berfirman di dalam surat An-Nisa ayat 78 yang berbunyi :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?

Kematian adalah nasehat tanpa kata. Kematian adalah nasehat perbuatan. Kematian tidak akan mungkin lepas dari setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Sesempurna apapun makhluk itu tidak akan bisa selamat dari yang namanya kematian. Bahkan para Nabi dan Rasul pun tidak bisa. Maka kematian para pendahulu kita bisa menjadi ibrah bahwa hidup ini tujuannya untuk apa. Akan tetapi yang membedakan di antara para pendahulu kita yang sudah meninggalkan dunia yang fana ini adalah Bagaimana meninggalnya. Nabi dan Rasul sama-sama mengalami yang namanya “maut”. Akan tetapi maut yang menghampiri para Nabi dan Rasul berbeda dengan cara “maut” menghampiri fir’aun. Tinggal bagaimana kita memilih dan berdoa agar dimatikan dengan seperti apa.

اللهم اختمنا من هذه الدنيا بحسن الخاتمة

Ya Allah, akhirilah hidup kami di dunia ini dengan husnul khotimah

Ali Bin Abi Thalib mengatakan bahwa sebaik-baiknya warisan adalah ilmu dan sebaik-baiknya pelajaran adalah maut (kematian). Manusia yang mengingat kematian baik di masa senggangnya maupun masa sempitnya dikatakan Rasulullah sebagai umat yang cerdas. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ketika seorang anshar bertanya pada beliau, Mukmin manakah yang paling cerdas? Beliau menjawab : Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka  yang paling cerdas (HR. Ibnu Majah)

Beberapa hikmah di balik kematian :

Pertama, bahwa apa saja boleh dilakukan oleh manusia, akan tetapi harus diingat bahwa akan ada akhirnya (dengan kematian)

Nasihat Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW :

عِشْ مَا شِــئْتَ فَإِنَّـكَ مَـيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ وَاعْـمَلْ مَـا شِئْتَ فَإِنَّـكَ لاَقِـيْـهِ

“Hiduplah sesukamu karena sungguh engkau pasti mati. Cintailah siapa pun yang engkau suka karena sungguh kalian pasti berpisah. Berbuatlah sesukamu karena sungguh engkau pasti menemui (balasan) perbuatanmu itu.” [HR al-Baihaqi]

Kedua, semua hal akan ditinggalkan (setelah kematian) kecuali iman dan amal saleh.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

Jangan sampai kita mati-matian bekerja mengumpulkan harta yang esok belum tentu kita nikmati, hingga kita lupa menyiapkan bekal untuk hal yang pasti kita hadapi, yaitu MATI. Mari kita terus ikhtiar dalam beramal dan berdoa agar bisa husnul khotimah. Mari kita  jadikan kematian temen-teman kita sebagai pelajaran agar kita menjadi lebih baik.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *