Klikbmi.com, Tangerang, – Wabah pandemi virus Covid 19 saat ini memang berdampak serius terhadap perkembangan kinerja dunia usaha tak terkecuali koperasi. Berbagai sektor riil yang dikelola oleh UMKM dan koperasi mengalami perlambatan kinerja dan produksi. Alhasil omzet koperasi pun turun drastis. Sekretaris Jenderal Dekopin, Pahlevi Pangerang, mengatakan bahwa laju kinerja koperasi memang terhambat hampir 50 persen mengalami penurunan.” Sejak ditetapkan darurat Corona, omzet koperasi mengalami perlambatan signifikan. ” Ujar Pahlevi. Pahlevi pun mengharapkan agar Pemerintah bisa menunda angsuran pinjaman koperasi hingga 3 sampai 6 bulan ke depan.” Ini musibah nasional, seharusnya Pemerintah bisa memberi insentif dengan mengurangi pajak koperasi dan menunda angsuran pinjaman 3 sampai 6 bln ke depan.” ujar Pahlevi Pangerang sebagaimana dilansir innews.com.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki jauh jauh hari sudah mengantisipasi menurunnya produktifitas UMKM dan koperasi dan memantaunya dengan membuka layanan call center pengaduan .” UMKM yang terkena dampak virus Corona, bisa melaporkan kesulitannya kepada call center kami. Nanti kita akan koordinasi dengan pihak terkait dan membantu mencarikan solusi terbaiknya seperti apa.” ujar Teten. lebih lanjut Teten juga mengatakan bahwa sebetulnya dengan adanya kondisi seperti ini, substitusi impor bisa menjadi peluang yang bagus buat pelaku usaha UMKM. ” Misalkan buah buahn dan sayuran.ini peluang di tengah wabah pandemi corona. Ini bisa jadi substitusi impor yang menarik buat pelaku UMKM.” ujar Teten sebagaimana dilansir liputan6.com.
Sementara itu , Presiden Direktur Koperasi BMI di Gading Serpong,Tangerang, Kamaruddin Batubara, mengatakan bahwa dampak wabah pandemi global Covid 19 ini sudah dirasakan oleh koperasi dan pelaku UKM lainnya. Sektor produksi mengalami perlambatan karena memang anggota koperasi dan pelaku usaha lainnya sulit mendapatkan akses penjualan dan bahan baku.” Akses penjualan dan pemasaran terbatas juga karena penerapan social distance ini. Mau tidak mau laju usaha juga terhambat. Tentu imbasnya keuntungan koperasi juga berkurang ” Ujar Kamaruddin Batubara , Senin (23/3). Di lain pihak, penerapan work From Home (kerja di rumah) yang diterapkan oleh Koperasi BMI kepada 1000 lebih karyawannya mulai tanggal 23 Maret 2020 sampai tanggal 3 April 2020, juga pasti berimbas pada neraca keuangan Koperasi BMI. ” Ya jelas berdampak. Angsuran anggota selama dua pekan juga kan distop dahulu tanpa syarat apapun, termasuk gaji karyawan tetap kita bayarkan utuh. Layanan simpan pinjam dan pembiayaan juga terhenti karena semua saat ini menjaga jarak (social distance) dan ikuti anjuran Pemerintah untuk tidak berkumpul dan berinteraksi langsung. Saving account juga pasti lambat pertumbuhannya, karena rekrutmen anggota juga terhenti minimal dua pekan ini dulu.Ini the best choice among the worse. Ini jalan terbaik dari situasi terburuk. Kita lebih mementingkan keselamatan dan kelangsungan usaha ke depannya, daripada menghitung kerugian sesaat. ” ujar Kamaruddin Batubara.
Lebih lanjut Kamaruddin menegaskan bahwa untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh koperasi dan UMKM sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa penghapusan pajak dan memberikan stimulus berupa pembiayaan atau pinjaman yang zero interest rate alias nol bunga kepada Koperasi.”Hemat saya Pemerintah sudah tepat menyiapkan stimulus berupa pembiayaan dan pinjaman tanpa bunga kepada koperasi . Bukan hanya menunda angsuran sampai 3 atau 6 bulan saja, karena kalo saya kaji dari laporan ke call center yang ada hampir 70 persen mereka mengeluhkan soal terhambatnya penjualan karena permintaan yang menurun drastis. Sehingga diperlukan dua kali lipat modal untuk menjamin kelangsungan usaha mereka” ujar Kamaruddin.
Kamaruddin juga menilai bahwa moment ini sangat tepat jika Pemerintah menghapus juga pajak koperasi. ” Selama ini kan double tax, SHU pun terkena pajak. Menurut saya tidak tepat. Dengan situasi seperti ini, Pemerintah selayaknya menghapus pajak bagi koperasi yang betul betul terbukti dan nyata nyata mengelola UMKM. Ini diyakini bisa membantu koperasi untuk keluar dari masa sulit ini. Ini kan bisa dilihat oleh Pemerintah koperasinya seperti apa. Apalagi koperasi yang sosiopreneur, yang kegiatan sosialnya banyak. Seperti kami di Koperasi BMI, kegiatan sosial tahun 2019 saja kami mengeluarkan dana 8 Milyar rupiah. Seharusnya Pemerintah tidak menutup mata terhadap hal itu, dan penerapan pajak tidak pukul rata begitu,” Ujar Kamaruddin Batubara.
Sementara itu di tengah merebaknya wabah Covid 19 dan diterapkannya work from home, aktifitas di divisi Migros dan DKTB Kopmen BMI tetap berjalan seperti biasanya. General Manager Kopmen BMI, Sondari mengatakan bahwa Intruksi Work From Home yang dikeluarkan oleh Presdir Koperasi BMI , Kamaruddin Batubara dikecualikan untuk divisi Migros dan DKTB ” Karena beliau melihat bahwa anggota dan masyarakat sangat berkepentingan terhadap pelayanan dari kami, dan tidak boleh terputus karena kaitannya dengan kebutuhan pokok juga. Sehingga saat ini kami masih bekerja. Tentu dengan prosedur dan ketentuan mengikuti standar kesehatan yang benar,” Ujar Sondari.(AH/klikbmi)
1 thought on “KamaBara : Hapus Pajak dan berikan Zero Interest Loan untuk Koperasi”