Klikbmi.com,Tangerang,– Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara diundang oleh media ternama nasional, yaitu Media Indonesia untuk menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Virtual melalui Zoom Interaktif yang bertajuk Dialektika, UMKM Pahlawan Ekonomi di Masa Pandemi, Selasa (8/9). Kamaruddin Batubara yang akrab disapa Kambara hadir bersama sejumlah narasumber lainnya, yakni Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan, dan Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia. Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki hadir dan membuka diskusi sebagai keynote speaker. Setelah memberikan keynote speach beberapa saat, Menkop dan UKM Teten Masduki pamit dari diskusi dan posisi selanjutnya digantikan oleh Staf Ahli Kemenkop dan UKM, Fiki Satari yang kemudian menjadi salah satu narasumber juga.
Dalam keynote speach nya Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan bahwa di tengah kondisi seperti ini, dimana pendapatan dan daya beli masyarakat menurun tajam, permintaan akan barang yang diinginkan (demand) pun berkurang signifikan. ” Untuk itulah perlu kebijakan fiskal yang bisa diandalkan. Dalam hal ini, Kemenkop dan UKM sudah mencari upaya yaitu dengan mendorong lintas Kementerian dan lembaga, agar belanja produk koperasi dan UKM. Tahun ini saja, ada 307 triliun yang sebetulnya bisa diorientasikan untuk belanja produk koperasi dan UKM, ” ujar Teten Masduki.
Teten juga mengatakan bahwa ekonomi Indonesia masih bisa berputar. ” Kita punya pasar yang demikian besar, 260 juta penduduk, itu harus diperkuat daya belinya. Karena kita memiliki kekuatan ekonomi domestik yaitu belanja Pemerintah yang efektif dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi sekitar 57 %, ” ujar Teten Masduki.
Kamaruddin Batubara yang memaparkan pandangannya dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa semua pelaku UMKM memang harus menjadi pahlawan untuk dirinya sendiri dan keluarganya di tengah masa pandemi ini. ” UMKM yang bertahan itu adalah yang inovatif, mereka adaptif terhadap kondisi saat ini. usahanya menyesuaikan dengan kebutuhan riil saat ini, misalkan beralih membuat masker dan produksi makanan. Mereka harus bergerak, harus jadi pahlawan buat dirinya dan keluarganya, kalau tidak begitu ya gak bisa makan. Jadi intinya, koperasi dan UMKM itu tidak bisa dipisahkan. Selama ini koperasi lah yang melayani UMKM, walaupun hingga saat ini jumlah UMKM yang menjadi anggota koperasi hanya 20 juta orang saja, ” ujar Kambara dalam penjelasannya.
Kamaruddin Batubara menambahkan bahwa sejatinya kondisi sekarang ini bisa dijadikan momentum agar UMKM didorong untuk berkoperasi. ” Ini momentum agar UMKM mau berkoperasi. Karena selama ini koperasi lah yang terdepan memberikan pembiayaan kepada masyarakat, khususnya para pelaku usaha mikro. Koperasi akan mendampingi usaha anggota yang diberikan pembiayaan, harus bisa dipastikan bahwa usahanya tumbuh. Tidak sekedar melempar pembiayaan begitu saja. Hampir semua lembaga keuangan saat ini hanya memberikan pembiayaan tanpa ada pendampingan usaha kepada masyarakat. Ini yang membedakan kami, koperasi BMI dengan lembaga keuangan lainnya, ” Ujar Kambara lebih lanjut.
Bicara mengenai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digaungkan oleh Pemerintah, Kambara mengatakan hingga saat ini belum menerima hal tersebut. ” Sejak diundang tanggal 23 Juli 2020, ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi, kami belum menerima itu, masih dalam proses katanya, ” ujar Kambara.
Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Kemenkop dan UKM, Fiki Satari saat itu langsung menghubungi Direktur Utama LPDB, Supomo.” Menurut Pak Supomo, pengajuannya masih proses, karena jumlahnya yang besar (100 miliar rupiah). Nanti jawaban dari LPDB akan dikirimkan ke Koperasi BMI, kita semua kawal prosesnya, ” urai Fiki Satari. (AH/klikbmi)
Pemerataan ekonomi mikro tak sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengedepankan aspek skala besar yang hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat… Hal ini menjadi sebuah tantangan buat Kopsyah BMI untuk menjadi peran utama dalam hal pemerataan ekonomi mikro…. Majulah menjadi yang terdepan… Joss BMI