Kebahagiaan Keluarga Kecil Di Bogor Saat Menerima Santunan BMI

Edu Syariah

Nasehat Dhuha Rabu , 1 Juni 2022 | 1 Zulkaidah 1443 H | Oleh : Ustadz Sarwo Edy, ME

Klikbmi, Bogor – Embikan kambing saling bersautan di sebuah kandang di Kampung Pabuaran Sawah, RT 003, RW 004, Desa Cibanteng, Ciampea, Kabupaten Bogor. Tak lama, seorang pria datang dengan langkah santai. Ia membawa karung penuh rerumputan. Setelah mengelap peluh, ia naik ke kandang. Dengan telaten, ia membagi jatah rumput ke setiap kambing hingga menumpuk.

Pria itu bernama Uci Sanusi. Warga Pabuaran Sawah karib memanggilnya Mang Uci. Usianya sudah kepala enam. Sehari-hari Mang Uci bekerja sebagai pengelola ternak kambing. Uci hanya mengelola. Kambing yang ia rawat adalah kambing milik orang lain yang dititipkan kepadanya. Ia tidak mendapatkan upah dari usahanya itu. Melainkan bagi hasil.

“Saya sehari-hari mengelola ternak kambing orang. Sistemnya bagi hasil. Kalau kambingnya beranak 2. Jadi saya dapat 1 . Atau kadang saya dapat bagi dua kalau kambing ini dijual,” terangnya kepada penulis.

Kandang itu hanya berjarak 10 meter dari rumahnya. Tidak sebentar Mang Uci menggeluti profesi itu. Sudah 18 tahun yang lalu. Tepatnya saat ia berhenti menjadi montir di bengkel milik kerabatnya, pertengahan 2004 silam.

“Sudah lama mas (pekerjaannya), sudah beberapa orang yang nitip ke saya. Ada yang dari tetangga, saudara. Sampai ada juga yang dari mahasiswa IPB,” Terangnya menceritakan orang-orang yang nitip kambing kepadanya.

Belasan tahun sebagai montir, Mang Uci sadar hasil jerih payahnya tidak mencukupi kebutuhannya. Semuanya habis di urusan transport, Pasalnya bengkel yang ia bekerja letaknya 20 Km di Pusat Kota Depok

“Saya sebelumnya bekerja di bengkel, yaitu di tempat kakak saya. Tapi saya hanya sisa sedikit. Karena kadang habis di transport. Lumayan jauh dari Ciampea ke Depok. Apalagi sekarang semakin banyak bengkel yang muncul. Jadi bengkel kakak saya semakin sepi. Akhirnya saya berhenti bekerja disana”. Ujarnya menceritakan alasan berhenti dari pekerjaan sebelumnya.

Semenjak saat itu, ia memilih merawat kambing orang lain. Karena memang ia merasa tidak banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan. Akan tetapi dari pengalaman yang ada, ia merasa pekerjaan yang ia geluti itu tidaklah menjanjikan.

Karena kambing yang dititipkan kepadanya tidaklah banyak. Rata-rata tiap tahun jumlahnya kurang dari 10. Dari interval waktu yang tidak sebentar itu, Pekerjaannya tidaklah mulus. Karena kadang ia berhasil dan kadang juga gagal.

Mang Uci bersama istri di depan kandang kambing miliknya.

“Ya biasanya kambing yang saya kelola tidak banyak. Saat ini hanya ada 6 kambing yang ada di kandang. Kadang ada hasil, kadang gagal. Kalau gagal ya saya tidak dapat apa-apa. Kalau ada hasil, itupun saya bisa dapat menikmati hasilnya kadang setahun sekali, bahkan dua tahun sekali”. Terangnya

Di dua tahun terakhir ini, Mang Uci berikhtiar untuk menambah usahanya dengan menjadi pemulung. Itupun ia kerjakan sembari mencari rumput untuk kambingnya. “Selain mengelola kambing orang, saya juga mencari rongsokan, itu pas lagi mencari rumput. Sekalian aja kalau ada barang-barang rongsokan saya ambil. Sudah dua tahun saya mencobanya.” Jelasnya.

Usaha tetaplah usaha! Ternyata hasil dari usaha itu tidaklah bisa untuk mencukupi kesehariannya. Ditambah dengan keadaan istrinya yang sampai saat ini masih sakit. Sehingga tidak bisa membantu usahanya atau sekedar meringankan beban hidupnya.

“Dulu ketika anak saya belum nikah, kadang mereka masih bisa ngasih makan ke saya dan istri. Tapi sekarang, saya cuma berharap kepada satu-satunya anak yang masih belum menikah. Itupun tidak bisa bergantung kepadanya, karena kerjanya serabutan,” menceritakan keadaannya sekarang.

Salah satu rahmat Allah hadir ! Berawal kabar dari Pak RT setempat yang menceritakan keadaan Keluarga Mang Uci kepada Manajer Kopsyah BMI –saat itu- Ajat Sudrajat. Tak lama, Ajat pun langsung mengunjungi kediaman Mang Uci. Karena merasa layak untuk dibantu, Ajat pun langsung mengajukan Mang uci untuk mendapatkan santunan dhuafa berupa sembako setiap bulan.

Dan Alhamdulillah, pengajuan itu disetujui oleh Direktur Utama Kopsyah BMI. Mulai saat itulah Mang Uci mendapatkan santunan sembako tiap bulan dari Kopsyah BMI. “Alhamdulillah, saya mendapat sembako tiap bulan dari Kopsyah BMI. Sembako itu saya pakai untuk berempat. Saya, istri saya, anak saya dan cucu yang saya asuh”. Tambahnya sembari bersyukur merasa terbantu.

“Alhamdulillah pada saat itu sudah mendapat bantuan dari BMI. Bersyukur Koperasi BMI bisa membantu. Semoga bisa membantu orang-orang lain yang seperti saya ini”. Ucap istri mang uci menimpali ucapan suaminya.

Bu Tarmilah, anggota Kopsyah BMI yang saat ini menjadi ketua Rembug Pusat Unta (Kumpulan dekat rumah mang uci) yang kebetulan hadir dalam bincang-bincang itu seakan mengiyakan apa yang diucapkan oleh pasangan suami istri itu. “Kopsyah BMI itu tidak hanya simpan pinjam, tapi ada kegiatan sosialnya. Bagus oge lah,” akunya.

Setidaknya ini adalah salah satu bukti bahwa Koperasi BMI hadir tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, melainkan lebih dari itu yaitu keberkahan lah yang dicari. Karena seyogyanya keuntungan/penghasilan yang barokah itu bukan yang besar dan berlimpah. Tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rezeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan keuntungan/penghasilan tersebut (Kutipan Dr. Salim Segaf Al Jufri dalam memaknai arti berkah).

Ibnu Qayyim RA berkata, “Tidaklah kelapangan rezeki dan amalan diukur dengan jumlahnya yang banyak, tidaklah Panjang umur dilihat dari bulan dan tahunnya yang berjumlah banyak. Akan tetapi, kelapangan rezeki dan umur diukur dengan keberkahannya”. (Al-Jawabul Kafi Karya Ibnu Qayyim, 56).

Semoga kita semua selalu terlimpahkan keberkahan umur dan juga rezeki. Aamiin. Wallahu a’lam bish-showaab.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.

(Togar Harahap/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *