Kejujuran Membawa Berkah Dan Kebohongan Membawa Petaka

Edu Syariah

Nasehat Dhuha, Jumat 7 Oktober 2022 | 11 Rabiul Awal 1444 H | Oleh : Achmad Nasution, M.E

Klikbmi, Tangerang – Siklus kehidupan akan terus berjalan silih berganti tinggal bagaimana kita memaknai kehidupan, jalan kebaikan atau jalan keburukan yang akan kita pilih. Secara ritual, ibadah zhahiriyah mungkin berjalan dengan baik namun kadang kalanya belum tercermin dalam perilaku sehari-hari.

Sebagai seorang muslim tentu kita semua tahu bahwa islam sangat menekankan kejujuran dan melarang kebohongan. Kejujuran adalah bagian daripada integritas seseorang, dalam satu petuah disebutkan “Manusia itu yang dipegang kata-katanya sedangkan kerbau dipegang tali hidungnya”.

Sifat dan perilaku jujur, dalam al-qur’an dan hadist banyak disebutkan di antaranya firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”. QS. Al-Ahzab [33] : 70

Allah juga berfirman:

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ

Artinya: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta”. QS. An-Nahl [16] : 105

Dalil di atas menegaskan kepada kita bahwa kejujuran adalah mutlak sebuah perintah dari Allah SWT yang harus kita lakukan walaupun kadangkala kejujuran itu pahit untuk dikatakan.

Dalam pepatah arab disebutkan “quli-l haqqa walau kana murran” katakanlah kebenaran itu walaupun pahit, dan orang yang jujur menandakan bahwa ia adalah orang yang takwa. Dan bohong/dusta bukanlah sifat orang yang baik/takwa namun itu adalah sifat orang yang jahat, tentu itu merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain juga tanda bahwa seorang tidak beriman. Bahkan dalam sebuah hadits nabi, perilaku yang demikian masuk dalam kategori golongan orang yang munafik.

آيةُ المُنافِقِ ثلاثٌ: إذا حدَّثَ كذَبَ، وإذا وعَدَ أخلَفَ، وإذا ائْتُمِنَ خان. متفق عليه

“Tanda orang munafik tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.” HR. Muttafaqun ‘alaih, Syarh Riyadu-s Shalihin: 4/46-48

Mari bermawas diri untuk tetap menjunjung tinggi kejujuran yang merupakan elemen penting dari budaya kerja di BMI yang pertama yaitu Shiddiq. Kejujuran, ini tertuang dalam buku Model BMI Syariah karya Kamaruddin Batubara, implikasi yang dapat dilakukan adalah tegaknya kejujuran dan menghindari segala bentuk penipuan, penggelapan dan perilaku dusta.

Sejatinya, kejujuran itu akan membawa kita pada sebuah kebaikan dan keberkahan sedangkan kebohongan akan membawa kita pada sebuah petaka sebagaimana tersebut dalam sebuah hadist:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، ومَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ ويَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، ومَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ ويَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah”. HR. Muttafaqaun ‘Alaih, Shahih At-Tirmidzi: 1971

Hadist di atas menegaskan bahwa kejujuran akan mendatangkan kebaikan, hingga kebaikan itu dapat membimbing kita ke surga. Sedangkan kebohongan/dusta akan menggiring kita pada perilaku kejahatan dan akhirnya kejahatan itu menjerumuskan kita ke neraka.

Pada prinsipnya semua yang kita lakukan akan ada timbal baliknya, jika kejujuran yang kita junjung tinggi tentu integirtas kita akan meningkat sehingga orang lain akan menghargai, meghormati dan segan terhadap kita, sedangkan jika kebohongan/dusta yang kita junjung tentu ini akan membuahkan petaka bagi diri kita pribadi, orang lain akan enggan berteman dan akan sulit untuk percaya. Wallahu-l Muwaffiq ila Aqwami-t Thariq

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela: 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI: 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *