Tangerang, Klikbmi.com – Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) telah menjadi benchmark (tolok ukur) dalam mengembangkan konsep berkoperasi syariah hingga menjadi Holding Koperasi BMI Grup. Koperasi ini layak menjadi model percontohan karena tidak hanya berfokus pada bisnis semata, namun juga sebagai koperasi pemberdayaan dan sosial sesuai syariah.
Selain itu Kopsyah BMI terbukti berhasil mencapai aset Rp1 triliun dalam jangka waktu 9 tahun. Ini seiring dengan perkembangan bisnis dua koperasi primer lainnya, Koperasi Konsumen BMI dan Koperasi Jasa BMI. Hal ini menunjukkan keseriusan dari pengurus dan anggotanya yang semuanya berfokus membangun koperasi.
Hal itu lah yang membuat Ketua Penggerak PKK Kabupaten Jember Jawa Timur Kasih Fajarini datang bersama Kepala Dinas Koperasi Jember Sartini dan rombongan mengunjungi Kantor Pusat Koperasi BMI Grup di Gading Serpong, Selasa 13 Desember 2022. Ia mengajak Koperasi BMI untuk berkolaborasi membangun ekonomi warganya dengan berkoperasi. Nilai gotong royong itu terlihat dalam praktek pembiayaan yang besar tanpa agunan hingga Rp200 juta.
”Kami sangat berterima kasih diterima di BMI dan mendapatkan banyak ilmu dari Pak Kamaruddin Batubara. Bahwa berkoperasi adalah semangat saling tolong menolong dalam kebaikan. Sampai pembiayaan Rp200 juta tanpa agunan dengan tujuan saling percaya,” jelas Kasih Fajarini yang juga istri Bupati Jember Hendy Siswanto dalam studi tiru di Kantor Pusat Koperasi BMI Grup, Gading Serpong, Selasa 13 Desember 2022.
Di hadapan Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara, Bunda Rien – sapaan akrab Kasih Fajarini-mengungkapkan, BMI tak pernah lelah menebar kebaikan. BMI begitu peduli memerhatikan kondisi anggota yang tidak mampu dan kaum dhuafa. Itu terlihat lewat program sosial seperti hibah rumah siap huni, sanitasi gratis untuk dhuafa, sanitasi gratis untuk masjid dan pesantren, ambulans gratis, beasiswa anak anggota, dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya menyasar anggota, namun juga masyarakat tidak mampu.
”Bentuk koperasi dengan banyak kegiatan sosial inilah yang diminati warga Jember termasuk Pak Bupati. Jadi nggak hanya memikirkan bisnis, tapi juga sosial. Kegiatan sosial BMI sungguh luar biasa, ada infaq, ada sedekah, ada wakaf, benar-benar syariah. Tidak hanya memikirkan dunia, tapi juga akhirat. Jadi Pak Presdir, kapan BMI bisa buka (beroperasi) di Jember?” jelasnya didampingi Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Jember Sartini.
Wanita yang juga pemilik Mall Busana Muslim Rien Collection itu mengajak BMI berkolaborasi membangun UMKM dan pertanian di sana. Pertanian merupakan sektor terbesar di Kabupaten Jember. Tembakau menjadi komoditi yang paling besar. Disusul kopi, manggis, kapulaga, edamame dan tanaman hortikultura.
”Pemkab Jember juga terus membangun usaha pelaku UMKM lewat berbagai even seperti Jember Fashion Carnaval (JFC), Jember Berkebaya dan masih banyak lagi. Event ini dibangun untuk mendorong pemulihan UMKM setelah pandemi kemarin. Dan sebentar lagi, ada JFC pada 17 Desember, kami berharap BMI bisa hadir di acara ini,” paparnya dalam studi tiru yang difasilitasi langsung oleh Divisi DETT Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) itu.
Dalam sambutannya, Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menyampaikan apresiasinya atas perhatian Pemkab Jember dalam penguatan, pengembangan dan mendorong kemajuan bidang usaha mikro di daerahnya.
”Kami berterima kasih kepada ibu dan rombongan ke kantor kami. Jember sungguh luar biasa, Bupatinya juga luar biasa. Banyak melahirkan program-program agar ekonomi pelaku UMKM semakin meningkat,” jelas pria yang akrab disapa Kambara ini.
Pencetus Model BMI Syariah ini lalu menjelaskan dalil berkoperasi yang diilhami oleh kekuatan pemikiran Bung Hatta. “Bung Hatta katakan prinsip kekeluargaan sangat penting untuk dijalankan. Jika kita lihat dasar hukum koperasi dalam Al Quran kita bisa lihat prinsip gotong-royong yang ditekankan dalam QS Surat Al Maidah ayat 2” terangnya.
Kambara mengatakan, koperasi BMI menempatkan anggota menjadi pemilik, pengguna dan pengendali. Sehingga semua berkomitmen menjaga prinsip, nilai dan jati diri koperasi. Lalu memupuk komitmen bersama tentang modal bersama dengan gotong-royong, pasar bersama yang menjadi captive market, dan terus melakukan inovasi dengan tanpa henti melakukan pengembangan dari berbagai sisi.
“Koperasi BMI menjaga koperasi tetap menjadi koperasi. Oleh karenanya dalam pengembangan atau pemekaran koperasi sesuai pasal 15 dan 16 UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, semua pengembangan usaha dengan badan hukum koperasi dan bukan dengan PT,” ujar Kambara.
Didampingi Wakil Presdir Koperasi BMI Grup Radius Usman, Kambara mengatakan koperasi sebagai badan usaha harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memberikan kesejahteraan bagi anggotanya.
”Dengan demikian, pengurus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sebuah koperasi. Jangan jadi penguras. Pengurus harus menjalankan tata kelola perkoperasian secara baik dan benar dan keanggotaan koperasi harus terbuka,” paparnya.
Kambara melanjutkan penjelasan mengenai Kopsyah BMI sebagai koperasi primer anggota Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia. “Kopsyah saat ini dengan asset Rp 1 triliun. Di sini simpanan pokok hanya Rp 10 ribu. simpanan wajib sekali saja Rp 5 ribu. Simpanan wajib kita gali dari anggota yang mengakses pembiayaan dan yang memberikan simpanan berjangka” ujar Kambara lagi.
Model BMI syariah dijalankan dengan prinsip pemberdayaan dan ta’awun, kita berikan keuntungan dunia akherat. Kita menjalankan prinsip Al Baqarah ayat 282 dan 283. ”Kita jalankan pembiayaan tanpa agunan sampai Rp200 juta, kita harus yakin soal ini” tegasnya.
Kambara juga meyakinkan pelaksanaan Al Baqarah ayat 280, bagi anggota yang pailit karena musibah dan syarat yang telah kita tentukan bisa diputihkan.
”Koperasi dibangun dari rasa saling percaya. BMI memberikan pembiayaan tanpa rasa saling curiga. Bukan ketakutan yang kita bangun, tapi percaya bahwa usaha anggota BMI akan meningkat dan hidupnya akan sejahtera. Mindset nya harus seperti itu,” paparnya.
Penerima Anugerah Satya Lancana Wira Karya ini memberikan penjelasan mengenai berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan di Kopsyah BMI. Ia menegaskan kiat sukses kegiatan sosial dan pemberdayaan di Kopsyah BMI.
“Ada 4 hal yang bisa kita tingkatkan untuk suksesnya kegiatan sosial dan pemberdayaan di koperasi kita yakni ghirah syariah, dakwah muamalah, kebijakan pengurus dan membentuk tim pemberdayaan dan ZISWAF” tegasnya.
Lebih lanjut Kambara memberikan penjelasan tentang Kopmen BMI. Ia menjelaskan BMI Point sebagai konektivitas usaha antar anggota dan Digitalisasi koperasi. Lalu memberikan penjelasan tentang Kopjas BMI.
(Togar Harahap/Klikbmi.com)