Kisah Nenek Jariah Yang Menabung Rp10 Ribu Untuk Bekal Si Bungsu

BMI Corner

Nasehat Dhuha Senin, 11 April 2022| 9 Ramadhan 1443 H | Oleh : Togar Harahap

Klikbmi, Lebak – Bulu Kuduk Mohammad Mashur Saleh seketika merinding. Tangannya gemetar saat mendengar pengakuan sosok renta di depannya. Wanita tua menanggapi sikap pria itu dengan santai. Ia hanya tersenyum, seraya menganyam bambu untuk dijadikan kipas.

”Iya pak, saya sedang nabung Rp10 ribu setiap minggu kalau-kalau saya besok meninggal,” ujar wanita itu.

”Maksud ibu?” tanya Mashur Saleh.

”Jaga-jaga kalau saya meninggal nanti, dengan simpanan itu saya nggak memberatkan anak bungsu saya dan keluarga yang lain,” jelasnya.

Sosok wanita di hadapan Mashur Saleh adalah Nenek Jariah. Usianya sudah 77 tahun. Hari itu akhir Desember 2021, Mashur sebagai Manajer Cabang Kopsyah BMI Cabang Wanasalam mengunjungi rumahnya. Bersama perangkat desa, Mashur melakukan survey pembangunan rumah gratis lewat program hibah rumah siap huni gratis (HRSH) Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia.

Tubuh Jariah sudah mulai membungkuk, namun tangannya masih cekatan menganyam helaian bambu. Sudah puluhan tahun, Warga Kampung Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Lebak ini menjadi perajin anyaman bambu. Mulai dari kipas, keranjang, pemukul dan macam lainnya.

Ia sudah mulai menganyam sejak anak pertamanya lahir. Entah cuaca yang begitu terik maupun hujan dihabiskannya untuk menganyam bambu  di ruang belakang rumahnya. Sendiri tanpa ditemani siapapun. Sudah puluhan tahun, Nenek Jariah ditinggalkan suaminya karena sakit.

Nenek Jariah (bermasker merah) saat menerima kunci HRSH Kopsyah BMI yang diserahkan langsung Kadiskop dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati bersama Wapresdir Koperasi BMI Radius Usman dalam penyerahan HRSH ke 353 di Desa Cisarap, Wanasalam, Lebak, Selasa 15 Maret 2022 lalu.

Peninggalan suaminya hanya rumah berdinding bilik berikut sebidang tanah yang kecil. Jariah memiliki dua anak. Anak sulungnya sudah berumah tangga, sementara sang bungsu masih hidup bersamanya. Usia si bungsu sebenarnya sudah mendekati kepala tiga. Saat Jariyah memintanya untuk segera menikah, si bungsu menolak dengan halus. Ia masih ingin menjaga ibunya dengan penghasilannya sendiri yang serabutan.

”Saya tinggal sama anak bungsu saya. Masih bujang. Kerjanya serabutan. Kalau saya meninggal nanti, bagaimana dengan dia, beruntung saya bisa kenal dengan Koperasi BMI,” terangnya.

Jariyah sudah enam bulan menjadi anggota Kopsyah BMI. Seorang anggota penabung. Penghasilannya dari menganyam pun hanya Rp50 ribu per minggu. Sebagian hasilnya ia pakai untuk kehidupan sehari-hari, sementara Rp10 ribu ia sisihkan untuk menabung di BMI.

Uang Rp10 ribu yang ditabungnya di BMI ia jadikan bekal untuk anak bungsunya jika suatu hari ia dipanggil sang Khalik. Dibarengi Sholat Tahajjud, Jariah berdoa agar si bungsu mandiri dan lekas menikah. Pengakuan itu menggetarkan hati Mashur dan perangkat desa yang mengunjungi rumahnya. Dari perbincangan mereka, tak sedikit pun terlontar kata-kata bahwa Nenek Jariah meratapi kesedihannya.

Padahal kondisi rumah nenek Jariah jauh dari kata layak. Atapnya sudah bocor. Di balik bilik rumahnya yang sudah rapuh dan reot, disitulah tempat Nenek Jariah dan anaknya bernaung. Semua kegetiran ini dilaluinya dengan sabar. Dua pekan setelah Mashur melakukan survey, kabar pahit pun terdengar. Rumah Nenek Jariah ambruk. Angin kencang meratakan rumah tersebut. Beruntung, Nenek Jariah dan anaknya selamat.

Kabar ini pun berbarengan dengan disetujuinya pembangunan HRSH Kopsyah BMI untuk Nenek Jariah oleh Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara. Setelah keputusan itu disampaikan kepadanya, Nenek Jariah langsung bersimpuh mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Tak terperikan, berapa banyak rasa terima kasihnya kepada Kopsyah BMI yang sudah membangun rumahnya kembali layak.

Nenek Jariah mengacungkan jempol usai rumahnya dibangun ulang oleh Kopsyah BMI.

Sehari sebelum perayaan Milad Koperasi BMI ke 9 dan 19 tahun operasional, rumah Nenek Jariah diresmikan, Selasa 15 Maret 2022. Ini merupakan HRSH ke 353 Kopsyah BMI dan yang pertama di Cabang Wanasalam. Kepala Dinas Koperasi  dan UKM Kabupaten  Lebak Yudawati, Sekretaris Camat Wanasalam Nano Sampono dan Kades Cisarap Jumra menjadi saksi kebahagiaannya.

Kebahagiaan ini juga disaksikan Wakil Presiden Direktur Koperasi BMI Radius Usman, Manajer SDM Kopsyah BMI Akhmad Jauhari, Manajer ZISWAF Kopsyah BMI Casmita, Manajer Area 07 Ajat Sudrajat serta Mashur Saleh.

Di balik tenda peresmian, Jariah terus meneteskan air mata bahagianya. Sembab kebahagiaan itu kini terlihat dari pelupuk matanya. Rumahnya telah berubah megah dan menawan. Kini kening Jariah tak lagi menyentuh lantai tanah saat salat, namun menyentuh dinginnya keramik rumahnya yang baru. Tampungan air untuk wudhu kini berlimpah, hingga tak membuatnya untuk bersusah payah mengayuh katrol sumurnya dahulu. Angin malam yang dingin tak lagi menembus, karena Kopsyah BMI sudah mengganti biliknya menjadi dinding yang kokoh.

Rumah Jariah sebelum dibangun ulang oleh Kopsyah BMI.

”Terima kasih Kopsyah BMI, Sudah membantu saya, bahagia sekali. Saya nggak bisa ngasih apa-apa, Cuma bisa berdoa agar Koperasi BMI tambah besar,” kata Jariah dengan lirih, sembari menggenggam sertifikat penyerahan rumah dengan nominal Rp52 juta itu.

Kasih ibu tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Penggalan lagu ciptaan SM Muchtar ini menyiratkan betapa besarnya kasih seorang ibu kepada anak-anaknya. Ya, seorang Ibu tidak mengharapkan imbalan apa pun dari apa yang di berikannya selama ini, tugasnya di dunia ini hanyalah memberi memberi dan memberi.

Bagi Jariah, anak adalah separuh hidupnya. Di tengah kondisinya yang rapuh, ia tetap menabung agar sang anak memiliki bekal jika dirinya telah tiada untuk anak-anaknya. Hingga kemudian, karena wasilah Jariah menjadi anggota Kopsyah BMI, rumahnya yang dulu tak layak kini berubah hijau dan megah. Pembangunan rumah yang berasal dari dana kebajikan, bentuk gotong royong anggota Kopsyah BMI membantu sesama anggota yang kekurangan.

Allah Berfirman :

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman : 14)

Perjuangan Nenek Jariah menjadi semangat untuk kita menjadi lebih baik, cinta dan kasih sayang serta doa seorang ibu akan selalu menuntun langkah hidup buah hatinya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mendoakan keluarga kita, orang-orang yang selalu giat berikhtiar, selalu teguh memegang amanah, dan senantiasa yakin Allah SWT menjamin rezeki hamba-hambanya yang selalu giat berusaha. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *