Kisah Perjuangan Mak Tinah Yang Berhasil Naik Haji Dari Berjualan Bubur

Edu Syariah

Simpanannya Selama 8 Tahun Di Kopsyah BMI Jadi Bekal Mak Tinah ke Tanah Suci

Nasehat Dhuha Jumat, 1 Juli 2022 | 1 Dzulhijjah 1443 H | Oleh : Togar Harahap

Legok, Klikbmi.com – Mata Mak Tinah berbinar. Sesekali tangan wanita 72 tahun itu menepis air mata yang keluar saat menceritakan proses badal haji suami dan anak pertamanya di Tanah Suci, awal Agustus 2016. ”Haji Amad. Haji Warta bin Amad,”ujar Tinah menirukan petugas badal.

Amad adalah nama suami Tinah. Pria yang separuh hidupnya berjualan bubur itu meninggal akibat sakit Juni 2014 silam. Sementara, Warta adalah anak pertama Tinah dan Amdal. Warta menghembuskan nafas terakhirnya tiga bulan setelah ayahnya mangkat akibat sakit jantung. Sepeninggal Warta, Tinah harus merawat Yoga (20 tahun), cucunya yang baru saja menikah, setahun silam.

Perjalanan ke Tanah Suci Agustus 2016 memang menyisakan rasa sedih yang begitu mendalam bagi Tinah. Ia menyaksikan sendiri proses badal dua sosok yang begitu ia cintai. Pedih tapi juga lega. Ia tahu, bahwa jika suaminya masih hidup, ia pun akan bersamanya ke Tanah Suci.

Perjalanan ke Baitullah juga yang pertama bagi nenek delapan cicit itu. Biaya perjalanan haji didapatnya dari hasil berjualan bubur yang ia tabung bersama suami di Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). Termasuk, biaya membadalkan haji suami dan anaknya.

”Hati saya lega sudah membadalkan suami sama anak saya pak,” terang Tinah kepada Redaksi Klik BMI saat mengunjungi rumahnya di Kampung Ciodeng, Desa Palasari, Kecamatan Legok, Tangerang, Banten, Rabu 29 Juni 2022 lalu.

”Saya pakai ONH Plus waktu itu, simpanan di Kopsyah BMI saya ambil untuk naik haji. Jumlahnya kira-kira 60 juta. Alhamdulillah, saya bisa menyimpan di BMI,” terang Anggota Rembug Pusat Melati Cabang Curug itu.

Kepada KlikBMI, Tinah tanpa ragu menunjukkan gelang perak. Ya, gelang dari bahan logam berwarna silver itu dipakai sebagai identitas jamaah haji dari Embarkasi Pondok Gede. Di gelang itu tertulis, Tinah Jamari Rasikin. Orang tuanya hanya memberi nama Tinah, tak ada nama lagi selain itu. Demi kepentingan keimigrasian, ia memakai nama ayahnya Jamari dan kakeknya Rasikin untuk dibuatkan paspor.

Mak Tinah menunjukkan gelang perak identitas haji dari Embarkasi Pondok Gede, Agustus 2016 silam.

Hanya gelang itu sebagai bukti satu-satunya bahwa ia pernah berhaji, selain itu tidak ada. Di dinding rumahnya, tak tertempel foto-foto saat ia di Tanah Suci. ”Saya bingung foto pakai hape, harusnya di foto-foto. Hape juga saya pakai untuk nelepon anak saja di rumah,” ujar Tinah.

Setahun kemudian, Tinah kembali mengobati rasa rindunya ke Tanah Suci di Agustus 2017. Lagi-lagi simpanan dari Kopsyah BMI ia pakai untuk biaya ke sana. Bukan haji, melainkan umroh. Di depan Kakbah, Tinah memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk almarhum suami dan anak pertamanya, nama-nama tiga putrinya yang lain dan para cucu-cicitnya.

Ia mengucap syukur bahwa BMI bisa memfasilitasinya berangkat ke Tanah Suci. Tahun ini, Tinah pun mendaftar ke Paket Umroh BMI Tour and Travel. Harga paket Rp26,5 juta juga akan diambilnya dari sebagian simpanannya di Kopsyah BMI. Segala persyaratannya pun telah ia penuhi. Mulai kesehatan hingga vaksin Covid. Sayangnya, paspornya sudah tidak berlaku lagi.

”Alhamdulillah pak, saya jadi haji juga dari simpanan di BMI, saya ikut umroh juga dari simpanan BMI, dan sekarang saya umroh pun dari hasil nabung di BMI. Sekali lagi hatur nuhun ke BMI,” tandasnya.

Dari Mak Haji Tinah, kita belajar memaknai semangat hidup. Kesuksesan hidup Mak Tinah bukan diukur oleh capaian duniawi semata atau melimpahnya penghasilan. Namun, kerinduannya pada Baitullah. Di usianya yang sudah sepuh, Mak Tinah masih tetap bersahaja menabung untuk bekalnya selama umroh kelak.

Bagi Mak Tinah, apapun yang ia kerjakan hanyalah mengharap Ridho Allah SWT, karena Insya Allah banyak pahala bagi peran ganda perempuan yang membantu suami mencari nafkah sekaligus pahala untuk tugasnya sebagai ibu dan isteri dari suaminya.

Allah Ta’ala berfirman,

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7)

Semoga kita termasuk orang-orang yang giat berikhtiar, giat bersedekah dan senantiasa yakin kepada Allah Swt. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.

Divisi BMI Tour and Travel Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) menawarkan paket umroh 9 hari dengan harga Rp 26,5 juta. Rombongan akan berangkat dalam dua gelombang yakni 28 September 2022 (Grup 2) dan 28 Oktober 2022 (Grup 3). Untuk pemesanan silahkan hubungi Manajer BMI Tour and Travel H Zaenal Muttaqien di 0858-8249-7747.

(Togar Harahap/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *