Koperasi Pertanian Asal Kediri Jatim Serap Ilmu Spin Off Di Koperasi BMI

BMI Corner

Tangerang-klikbmi.com: Kantor Pusat Koperasi BMI Grup di Gading Serpong Tangerang kedatangan tamu dari jauh, Kamis 3 Oktober 2024. Mereka adalah para Pengurus Pengawas dan Pengelola Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Rombongan yang dikoordinir Ketua Pengurus Ahmad Basuki tidak hanya membawa internal koperasinya melainkan juga tim pendamping dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kediri.

Studi tiru Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo asal Kediri Jawa Timur di Aula Yasril Muttaqin, Kantor Pusat Koperasi BMI Grup, Kamis 3 Oktober 2024.

Membuka sambutannya, Ahmad Basuki mengungkapkan keinginan rombongan untuk menyerap ilmu pemekaran Spin Off langsung dari Koperasi BMI. “Kemenkop RI Yang mengarahkan kami langsung ke BMI. Kami berharap  ilmu dari BMI  bisa kami aplikasikan untuk mengembangkan bisnis kami saat ini” ujarnya Di hadapan Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara.
Ahmad Basuki menerangkan Koperasi Pertanian Langgeng Mulyo merupakan Koperasi konsumen yang beranggotakan 6.000 orang yang berprofesi sebagai petani nanas. Unit bisnisnya diantaranya ritel toko pupuk dan sarana pertanian. Selain itu, unit bisinis yang lainnya adalah unit simpan pinjam.

Kambara: Pengurus Koperasi harus memiliki jiwa enterpreneur agar mampu meng-create bisnis-bisnis koperasi untuk kepentingan bersama.

“Dari sekian unit bisnis kami, Aset unit Simpan Pinjam adalah yang paling besar yakni Rp 20 miliar. Untuk itulah kami ingin menimba ilmu untuk spin off mengembangkannya menjadi koperasi” ujar Ahmad Basuki.

Sudah syariah? Tanya Kambara, sapaan akrab Kamaruddin Batubara.

“Belum” jawab Basuki.
“Kalau sudah ke BMI harus jadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah,” timpal Kambara.

Kambara menyampaikan ada beberapa catatan dalam mengembangkan spin off. Pertama, koperasi yang baru (spin off) bukan menggunakan dana KSP/KSPPS secara langsung. Dan hanya boleh dilakukan secara business to business (B2B) atau sharing profit, dengan catatan harus ada MoU antara KSP/KSPPS ke koperasi yang baru dengan rasio terukur. “Yang terpenting pengurusnya bisa meng-create bisnis Koperasi untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi. Kalau untuk pribadiitu bukan pengurus tapi penguras,” jelas Kambara.

Meski belum istirahat setelah perjalanan 10 jam di atas bis, rombongan masih tetap antusias mengikuti studi tiru ini.

Catatan lainnya Dalam hal memilih Pengurus dan Pengawas serta SDM pendukung (baru atau dari koperasi primer lama). Dan terakhir, mengumpulkan simpanan pokok dan simpanan wajib baru dari koperasi baru.  ”Kemudian tujuan pemekaran (spin off) ada tiga. Pertama pengembangan koperasi, kedua pemenuhan semua kebutuhan anggota dan ketiga mengangkat serta memberdayakan potensi usaha anggota,” jelas Kambara.

Kambara melihat banyak koperasi kehilangan makna kemandiriannya karena tidak memupuk modal dari anggotanya. ”Kalau kata Bung Hatta, sendinya koperasi adalah koperasi simpan pinjam. Kenapa kita menamai koperasi simpan pinjam, karena menyimpan dahulu baru meminjam, agar ia bisa mandiri. Ajaran Bung Hatta menekankan pada kesadaran orang untuk hidup mandiri, orang itu harus semangat dengan kemauan menabung. Dan ini harus dibudayakan dengan masif. Makanya menabung itu wajib. Dan ini harus di ajak, “ jelasnya.

Ketua Pengurus Langgeng Mulyo Ahmad Basuki menyerahkan cenderamata kepada Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara.

Pria berdarah Mandailing ini menjelaskan jatuh bangunnya koperasi ada di anggota. Koperasi menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Maka anggota harus mendapatkan pendidikan koperasi. Dengan menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali membuat Kopsyah BMI tetap dalam spirit menjaga prinsip, nilai dan jati diri koperasi.

Kedua, memilih pengurus dan pengawas serta SDM pendukung (baru atau dari koperasi primer lama). Dan terakhir, mengumpulkan simpanan pokok dan simpanan wajib baru dari koperasi baru.  ”Kemudian tujuan pemekaran (spin off) ada tiga. Pertama pengembangan koperasi, kedua pemenuhan semua kebutuhan anggota dan ketiga mengangkat serta memberdayakan potensi usaha anggota,” jelas Kambara.

Dalam prakteknya, Koperasi BMI menjaga koperasi tetap berbadan koperasi, tidak berubah menjadi perseroan terbatas (PT). Ini merupakan amanat Pasal 15 dan 16 UU Nomor 25 Tahun 1992. Dengan membentuk Koperasi BMI Grup yakni Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI) dengan tiga koperasi primernya, Kopsyah BMI, Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI). ” Dengan kolaborasi ini Kita mampu memenuhi kebutuhan anggota akan rumah yang layak, kebutuhan sepeda listrik, handphone hingga kebutuhan spiritual umroh dan haji,” terangnya

Kambara menegaskan, Koperasi BMI menjunjung tinggi nilai-nilai luhur gotong royong. Yaitu sikap kerja sama yang tinggi, menjunjung tinggi sikap kerja sama, sikap hormat menghormati mengutamakan kepentingan bersama.
Koperasi mengaplikasikannya dengan berbagai program sosial dan pemberdayaan. Kini Kopsyah BMI telah membangun 500 unit  rumah gratis (HRSH) yang di anugerahi Rekor dari MURI. Kemudian santunan anak yatim, bantuan bagi dhuafa, pengobatan gratis, beasiswa, 10 ambulans gratis, pemberian kursi roda dan berbagai kegiatan sosial adalah penjiwaan dari nilai-nilai berkoperasi yang berakar dari implementasi pilar 5 pilar pada Model BMI Syariah.
Kambara menjelaskan landasan pemekaran spin off yakni koperasi harus masuk ke segala sektor bisnis di Indonesia. Koperasi harus berani masuk ke segala model usaha, bisa perkebunan, tambang, dan lain sebagainya. Undang-undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 di Pasal 15 & 16. Maka spin off dapat dilakukan dengan membentuk holding yang disebut dengan koperasi sekunder yang beranggotakan berbagai jenis koperasi primer dalam grup  yang sama atau berbeda.

”Jadi koperasi sekunder menjembatani kepentingan anggota koperasi primernya untuk membesarkan koperasi tersebut,” tandas  penerima Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI pada Harkopnas Tahun 2018 (Togar/humas)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *