Kopsyah BMI Pupuk Militansi Anggota Lewat ToT Pendidikan Perkoperasian

BMI Corner

مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; (QS Al Qashash : 84)

Tangerang, Klikbmi.com – Pendidikan Perkoperasian merupakan salah satu prinsip Koperasi. Ini ditegaskan dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1992 Bab III Pasal 5 ayat (2) disebutkan “Dalam mengembangkan Koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut : (a)  Pendidikan perkoperasian dan (b) Kerja sama antar Koperasi”.

Amanat ini kemudian diejawantahkan oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dengan menggelar Training Of Trainer (TOT) Pendidikan Perkoperasian. Agenda TOT ini diikuti oleh 45 Manajer Pusat, Satuan Pengendalian Internal (SPI) dan Manajer Area di Qubika Hotel Gading Serpong, Tangerang, Senin 15 Agustus 2022.

Pembekalan disampaikan oleh empat narasumber penting yakni Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara, Wapresdir Koperasi BMI Radius Usman, Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI Hendri Tanjung dan Direktur Operasional Kopsyah BMI Yayat Hidayatullah.

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjelaskan bahwa Kopsyah BMI yang merupakan salah satu koperasi besar di Indonesia menyadari pentingnya pendidikan perkopesian. Pendidikan tidak hanya untuk pengurus tetapi juga ditujukan untuk anggota. Setelah agenda TOT ini, para manajer dan SPI akan mendampingi 100 cabang Kopsyah BMI untuk mentransferkan pendidikan perkoperasian, mulai dari level manajer cabang, asisten manajer, staf lapang sampai ke anggota.

Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara mendorong setiap area memiliki satu produk yang bisa meningkatkan produktifitas anggota semakin meningkat dan militan.

“Kesadaran berkoperasi anggota hanya bisa dibangun melalui pendidikan perkoperasian. Dengan pendidikan ini, maka mindset anggota jangan hanya berfokus pada pembiayaan semata, melainkan juga ikut aktif sebagai pemilik, pengguna pengendali Kopsyah BMI,” ujar Kambara.

Melalui Pendidikan Perkoperasian, kata Kamaruddin, diharapkan anggota faham akan seluk beluk Koperasi seperti mengetahui hak dan kewajibannya. “Dengan anggota yang semakin terdidik maka Kopsyah BMI akan jauh lebih kuat karena memiliki anggota yang militant kepada koperasinya,” ujarnya.

Dengan menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali, sambung Kambara, membuat Kopsyah BMI tetap dalam spirit menjaga prinsip, nilai dan jati diri koperasi. Selain itu, Koperasi BMI menjaga koperasi tetap menjadi koperasi, tidak berubah menjadi perseroan terbatas (PT). Ini sesuai amanat Pasal 15 dan 16 UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992.

Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menyampaikan bahwa melalui pendidikan perkoperasian militansi anggota untuk berkoperasi semakin erat.

Hal ini dituangkan dalam pengembangan Koperasi BMI Grup yakni Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Dan ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa.

”Jadi kalau yang ada hadir di sini ingin membeli handphone, belilah di Kopmen BMI. Kalau ingin bangun rumah, bangunlah lewat Kopjas BMI. Kalau sekedar mencari uang, nggak perlu kita membuat 100 cabang, membentuk Kopmen dan Kopjas. Tapi BMI bukan seperti itu, kita ingin mengampanyekan berkoperasi,” terangnya.

Dalam pemberdayaan anggota, sambung Kambara, Kopsyah BMI mendorong setiap area memiliki satu produk yang bisa diunggulkan yang kemudian bisa di pasarkan ke area -area lainnya.

”Dengan meningkatnya kesadaran berkoperasi maka akan membentuk anggota yang loyal dan militan. Anggota harus bangga berkoperasi karena koperasi merupakan solusi untuk pemerataan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan pemberdayaan, Kopsyah BMI mendorong anggota untuk produktif dan mengelola potensi dirinya agar semakin maju,” pungkasnya.

Wapresdir Koperasi BMI Radius Usman menerangkan bahwa bisnis koperasi selalu mengedepankan semangat gotong royong dan kekeluargaan.

Mengacu pada Model BMI Syariah, sambung Kambara, BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual.

”Sampaikan kepada anggota bahwa menjadi anggota BMI adalah menolong orang. Seperti hadits bahwa Khoirunnas anfauhum linnas, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Sesuai dengan misi BMI yakni memberikan pelayanan prima untuk kemaslahatan anggota melalui Sodaqoh, Pinjaman, Pembiayaan, Simpanan dan investasi. Kemudian, memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup anggota dan masyarakat dalam lima bidang yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” terangnya.

Sementara, Wakil Presiden Direktur Koperasi BMI Radius Usman menyampaikan Sinergi Bisnis Koperasi BMI dan anggota. Bisnis Koperasi adalah meningkatkan gotong royong dan kekeluargaan. Upaya membangun sinergi dengan anggota, Kopmen BMI membangun bentuk bisnis yang mensinergikan koperasi dengan kebutuhan anggota.

”Di antaranya Jaringan Warung Anggota (Jawara), BMI Point, Divisi Makanan dan Minuman dan Toko Bangunan dan Elektronik,” jelasnya.

Sementara, Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI Hendri Tanjung mengatakan, perbedaan antara koperasi konvensional dan syariah terletak di akad dan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Alumnus Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan ini kembali mengingatkan kepada para peserta TOT, bahwa di Koperasi BMI, kita mempraktekan ekonomi Islam dengan menegakkan sektor finansial (keuangan tanpa riba), riil dan ZISWAF.

Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI H Hendri Tanjung memberikan goal-goal ZISWAF dalam meningkatkan keimanan anggota dalam membangun ekonomi gotong royong.

”Goals ZISWAF adalah wujud iman kita kepada Allah SWT. Perwujudan syukur nikmat, meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik dan individualistis dan sekaligus membersihkan dan memberi ketenangan hati. Lantas goals besarnya adalah membantu mustahiq ke arah kehidupan yang lebih baik. Dan rasa cinta itu muncul dengan rasa memberi, bukan menerima,” papar Hendri Tanjung.

Goals besar lainnya, sambung Hendri, bahwa ZISWAF memasyarakatkan etika bisnis yang benar. Salah satu instrument pemerataan pendapatan dan mendorong umat Islam untuk bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta yang berkah.

Hadir dalam ToT Pendidikan Perkoperasian Direktur SDM Kopsyah BMI Agus Suherman, Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus dan dua pengawas operasional Kopsyah BMI H Machdiar dan Bagus WD Wicaksono.

Direktur Operasional Kopsyah BMI Yayat Hidayatullah saat menyampaikan presentasinya di Agenda ToT Pendidikan Perkoperasian bersama 45 manajer pusat, SPI dan Area di Qubika Hotel, Tangerang, Senin 15 Agustus 2022.

(Togar Harahap/Klikbmi)             

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *