Kuliah Umum Bersama Kambara, Dorong Mahasiswa STIE Jakarta Membangun Koperasi Modern & Kreatif di Masa Depan

BMI Corner

Jakarta, klikbmi.com – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta menggelar kuliah umum pada Rabu, 13 Desember 2023 di Auditorium Paisal Kamal Lantai 5 STIE Indonesia, Rawamangun, Jakarta. Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara menjadi narasumber spesial dalam kegiatan yang dihadiri 100 mahasiswa tersebut.

Kuliah umum ini diawali dengan penandatanganan kerjasama akademis antara STIE dan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI). Ketua STIE Jakarta Prof Ridwan Maronrong, menyampaikan bahwa mata kuliah koperasi menjadi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswanya.

Penandatanganan MoU Tri Dharma Pendidikan Tinggi antara STIE Indonesia Jakarta & Kopsyah BMI.

Agenda ini dihelat sebagai upaya STIE secara kolektif bersama-sama menjaga martabat koperasi sebagai tonggak perekonomian nasional di tengah tantangan dan disrupsi teknologi yang berkembang sangat pesat.

”Kami berharap dengan kerjasama ini menjadi upaya kita dalam pengembangan koperasi di Indonesia yang efektif dan memberikan warna terhadap ekonomi kreatif generasi muda sekarang,” tutur Ridwan.

”Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Kamaruddin Batubara dan ini merupakan implementasi Tri Dharma kita. Kopsyah BMI adalah koperasi besar di Indonesia yang berhasil membangkitkan ekonomi anggota dan masyarakatnya. Dan Kopsyah BMI memberikan kesempatan magang mahasiswa kami di sana sebagai upaya kami meningkatkan kapasitas SDM berkualitas Indonesia,” jelasnya.

Foto bersama usai penandatanganan MoU.

Ridwan mengatakan, gaya hidup anak muda yang kini lebih mengedepankan keberlanjutan, serta kesadaran sosial, sejalan dengan prinsip-prinsip koperasi. Selain itu, fenomena ekonomi kolaboratif, seperti crowdfunding dan coworking spaces, semakin menunjukkan bahwa konsep kerja sama dan kolaborasi sangat sesuai dengan generasi saat ini.

”Konstitusi kita di Pasal 33 UUD 1945 telah tegas bahwa koperasi adalah soko guru ekonomi Indonesia. Sayangnya keberpihakan kita terhadap koperasi masih rendah. Kalau kita ingin konsisten terhadap konstitusi kita, maka kita harus menguatkan peran koperasi dan meningkatkan peran anak muda dalam penguatan ekonomi kreatif melalui koperasi,” terang Ridwan.  

Ridwan Maronrong : Saatnya anak muda harus berbisnis kolaborasi, bisnis kolaborasi itu apa? Yakni koperasi.

Dalam kuliah ini, para mahasiswa diberikan wadah untuk belajar dan berdiskusi mengenai peran milenial dalam penguatan ekonomi kreatif melalui koperasi. Di sisi lain, agenda ini menjadi Pendidikan Koperasi bagi anak muda.

Pendidikan koperasi memiliki peran yang penting, yaitu mendorong kesadaran generasi muda dalam berkoperasi serta dapat memanfaatkan potensi koperasi yang melalui pengelolaan dan pengembangan yang baik,

Dengan didukung oleh pendidikan Koperasi pada generasi muda, maka mereka akan menjalankan peran mereka dalam menghidupkan kembali Koperasi. Melalui pemahaman dan kesadaran tentang manfaat besar dari keberadaan Koperasi, yang dimana anak muda akan menjadi penggerak utama dalam mengembangkan Koperasi di masa depan dengan mengutamakan kesejahteraan masyarakat.

Kambara memberikan presentasi di depan para mahasiswa.

Direktur Utama Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara mengatakan STIE Indonesia Jakarta merupakan lembaga pendidikan tinggi yang ke 19 yang bekerjasama dengan Koperasi BMI. Dari tahun 2021 sampai 2023 telah ada 421 orang yang sudah berbicara koperasi dalam naskah akademiknya (skripsi, tesis dan disertasinya). “Ini upaya kami mengenalkan koperasi di kalangan akademis,” terang Pria yang akrab disapa Kambara itu.

Kambara menjelaskan bahwa koperasi kini bukan lagi lembaga ekonomi tradisional. Sebagai kopaerasi beraset Rp1,1 triliun, bisnis Kopsyah BMI lebih menekankan pada kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab sosial sejalan dengan konsep-konsep syariah.

Kambara menjelaskan bahwa koperasi sebenarnya berasal dari orang-orang yang ingin merubah hidupnya dengan cara yang lebih murah dan mudah. Hal ini dituangkan dalam pengembangan Koperasi BMI Grup yakni Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI).

Kambara : Filosofi dasar koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Harus memikirkan kesejahteraan anggotanya agar sejahtera bersama.

Terdapat 3 koperasi primer di Koperasi BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Ketiga, Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa. Semuanya tidak berbadan hukum PT, semua koperasi

“Koperasi BMI Grup total anggotanya mencapai 303.926 orang dengan 1.493 karyawan BMI. Bisnisnya apa saja, selama orang bisa mengerjakan, kita bisa mengerjakannya,” paparnya.

Kambara mengatakan anak muda harus memahami ideologi koperasi. Ideologi koperasi itu telah dirumuskan BMI dengan menggali pemikiran Bung Hatta dalam RK-RAPB Tahun Buku 2024 di Hotel Niagara Parapat, Sumatera Utara. Rumusan itu dituangkan dalam 7 nilai yakni solidaritas, pemberdayaan, peduli sesama, gotong royong, kesejahteraan bersama, kemandirian dan kekeluargaan.

”Filosofi dasar koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Semuanya harus memikiran kesejahteraan bersama. Kedua, Koperasi adalah Kumpulan orang bukan kumpulan modal. Kemudian, Koperasi harus memberikan manfaat (benefit) sebesar-besarnya bukan pendapatan (profit). Kemudian, anggota harus bertransaksi melalui koperasi,” paparnya.

Kambara : Seperti pesan Bung Hatta, Koperasi tak butuh orang luar biasa, cukup orang yang jujur dan setia kawan.

Alumnus IPB University ini menggarisbawahi pesan Bung Hatta bahwa koperasi tidak menghendaki orang-orang yang luar biasa untuk mengemudikannya, di mana-mana koperasi diusahakan oleh orang yang biasa-biasa saja yang bekerjasama di atas 2 sifat penting yakni jujur dan setia kawan.

”Koperasi ini lembaga independent dan bukan lembaga publik. Koperasi itu asasnya gotong royong dan kekeluargaan. Bagaimana keluarga ingin hidup sejahtera bersama-sama. Kuncinya kita harus belajar berbagi. Koperasi Syariah mengambil keuntungan sewajarnya,” jelasnya.

Kenapa orang ingin berkoperasi? Ada beberapa aspek yang membuat masyarakat ingin berkoperasi. Aspek pertama adalah sejarah. Seperti alasan Koperasi Rochdale sebagai bentuk kekecewaan sekelompok buruh dengan sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme.

Foto bersama cenderamata dari Kopsyah BMI dan STIE Indonesia Jakarta.

“Kemudian dorongannya adalah kepentingan politis dan ekonomis dan alasan sosiologis. Selain kebutuhan ekonomi, setiap manusia juga memiliki kebuthuhan sosial. Lalu yang terakhir adalah unsur yuridis yakni mendorong negara melindungi bisnis koperasi,” tambah Kambara.

Penulis tiga buku Seri Peradaban Baru Koperasi Indonesia itu menjelaskan, tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggota dan masyarakat umum. Dalam Konferensi Koperasi di Jogjakarta Tahun 1946, Bung Hatta mengatakan bahwa konsep ekonomi Indonesia sesudah perang haruslah didasarkan kepada cita-cita tolong menolong.

” Kopsyah BMI tengah berjuang membangun Peradaban Baru Koperasi Indonesia bahwa harus menjadikan koperasi menjadi besar, harus dikelola profesional, harus menjadi mandiri, berkarakter dan bermartabat, koperasi harus peduli sesama dan koperasi harus berbasis pemberdayaan” tegas Kambara

Kambara menerangkan, untuk membangun koperasi yang inovatif ada beberapa aspek yang harus dibangun. Pertama adalah teknologi, dimana Koperasi BMI Grup kini memiliki dua dompet digital yakni Doit BMI dan BMI Mobile yang kini bisa didownload di Playstore dan Apps Store.

” Kopsyah BMI terus berinovasi terhadap produk pembiayaan dengan berpegang pada Model BMI Syariah. Kemudian, Kopsyah BMI juga berinovasi membuat produk layanan yang bermuara pada kebutuhan anggota. Kemudian, pengelolaan Risiko antara anggota dan koperasinya.

Kemudian membangun kemitraan dan kolaborasi. Kami membangun captive market utnuk membangun sirkuit bisnis Koperasi BMI Grup,” paparnya.

Foto bersama civitas STIE Indonesia Jakarta usai kuliah umum.

Pencetus Model BMI Syariah juga menegaskan bahwa di Pasal 4 Undang- Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 bahwa fungsi koperasi selain ekonomi adalah fungsi sosial. Kambara juga mengingatkan, bahwa membangun koperasi syariah wajib mempraktekkan nilai-nilai sosial (social value). Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp33,2 miliar.

”Kami telah menyerahkan 453 rumah gratis. Dan itu nilainya Rp31,5 juta sampai Rp60 juta untuk satu rumah. Kita punya gerakan Gassiteru, yang dari wakafnya mencapai Rp33,2 miliar. Inilah koperasi, gerakan gotong royong dalam QS Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan,” paparnya.

“Alokasi dana wakaf yakni Sawah 100 hektar, masjid, rumah sakit dan sekolah dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi yang gratis atau bayar seikhlasnya. Bayarnya dari mana? Dari bisnis yang kita jalankan,” tandas Kambara.

Kuliah umum ini berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh mahasiswa STEI Jakarta yang antusias. Pesan-pesan inspiratif yang disampaikan oleh Kambara diharapkan dapat mengilhami generasi muda Indonesia untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui koperasi dan berkontribusi dalam pembangunan negara. (togar/humas)

Share on:

1 thought on “Kuliah Umum Bersama Kambara, Dorong Mahasiswa STIE Jakarta Membangun Koperasi Modern & Kreatif di Masa Depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *