Larangan Berputus Asa Dalam Islam

Info ZISWAF

Nasehat Dhuha Rabu, 7 Juli 2021 | 27 Dzulka’dah 1442 H| Oleh:   Sularto

Klikbmi, Tangerang –  Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita pada nasehat dhuha kali ini adalah larangan berputus asa dalam mengerjakan kebaikan. Kita tetap harus berjuang untuk mengatasi masalah yang kita hadapi. Kita tetap harus berjuang dan tidak mengenal istilah putus asa. Ketika kita sedang dipusingkan dengan berbagai urusan, sering kali ada orang memberi saran, ” Ayuk semangat! Jangan putus asa!” Atau dengan kalimat lain seperti, ” Kamu bisa! Kamu pasti bisa ! Jangan menyerah!”

Nasehat-nasehat ini merupakan sugesti agar kita tidak menjadi lemah menghadapi berbagai persoalan. Artinya, jangan sampai kita menjadi putus asa dan menyerah. Saran demikian juga kerap kita dapatkan dari orang tua, teman dan ustadz-ustadz kita. Kita diharuskan untuk tidak berputus asa dalam segala hal, terutama soal agama dan soal kehidupan dalam arti luas. Islam  melarang kita berputus asa.

Dalam bahasa Arab putus asa dikenal dengan istilah al ya’s. Di dalam Alquran, al ya’s memiliki dua makna yaitu al qunuth atau frustasi. Hal ini seperti tercantum dalam Surat Yusuf ayat 87.

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Sedangkan makna ke dua dari al ya’s adalah mengetahui. Ini seperti dijelaskan dalam Surat Ar Ra’d ayat 31.

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.”

Sementara terkait hukum berputus asa, Ahmad Abduh ‘Iwad dalam kitab La Tayasu min Ruhillah dengan mengutip pendapat Ibnu Hajar Al Asqalani, menjelaskan putus asa termasuk dalam dosa besar. Dasarnya adalah Surat Yusuf di atas. Ibnu Hajar menyinggung hal ini mengingat adanya ancaman begitu pedih bagi orang yang berputus asa. Sebab putus asa dapat mengarahkan manusia ke dalam kebiasaan yang buruk. Pendapat ini diperkuat dengan pandangan Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsir Al Jami’ li Ahkamil Qur’an. Dalam kitab tersebut, Imam Al Qurthubi menerangkan seorang Muslim selalu mengharapkan jalan keluar atas segala masalahnya dari Allah dan tidak pernah berputus asa.

Jangan pernah berputus asa dan terus memberi manfaat. Tetap bekerja keras dan selalu berdoa. Doa mohon kemudahan segala urusan sesuai hadits Rasulullah, riwayat Ibnu Hibban dari Anas bin Malik RA.

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.”

Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *