Tangerang, Klikbmi.com – Seekor belalang yang telah lama terkurung dalam sebuah kotak berhasil keluar. Dengan gembira, ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Namun, ia keheranan kenapa belalang yang berada di luar kotak, lompatannya lebih tinggi.
Saat ia bertanya perihal itu, Belalang dari alam bebas itu pun menjawabnya, “Dimanakah kau selama ini tinggal ? Karena semua belalang yang hidup dialam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”. Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Kisah ini diceritakan oleh Ketua Pengawas Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) Bagus WD Wicaksono dalam pembekalan keuangan untuk 23 Karyawan BMI Point Regional DKI Jakarta dan Banten di Ballroom Tekukur, Hotel JHL Episode, Gading Serpong, Senin 18 Juli 2022.
”Dari kisah belalang itu kita belajar bahwa sebagai manusia kita mampu untuk berjuang melebihi yang lain, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Semangat itu harus ada dalam membangun BMI Point, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Lelah boleh tapi jangan menyerah membangun koperasi BMI,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar,” terang Bagus WD Wicaksono.
Pembekalan dibuka langsung oleh Direktur Utama Kopmen BMI Radius Usman bersama tiga panelis lainnya yakni Direktur Utama Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) Yayat Hidayatullah, Direktur Keuangan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Makhrus dan Direktur Unit Pengelola Dana Bergulir (UPDB) Kabupaten Tangerang, Rizky Maria Puspita Girsang.
Pemaparan pembekalan dibuat dalam bentuk bercerita (storytelling). Hadir pula Pengawas Kopmen BMI Edi Junaedi dan dua pengurus Kopmen BMI yakni Direktur IT dan Operasional Anwar Sholihin dan Direktur SDM dan Keuangan Ahyadi.
Dalam sambutanya, Direktur Utama Kopmen BMI Radius Usaman menerangkan bahwa melalui BMI Point, Kopmen BMI bertujuan menggerakkan pedagang pasar dan menghidupkan jejaring pasar secara nasional baik pasar tradisional dan modern melalui pembayaran cashless atau Doit BMI. ”Lewat pembekalan ini, teman-teman yang di BMI Point memiliki Financial Mentality yang baik,” terangnya.
Radius menerangkan bahwa, BMI Point menjadi jembatan konektivitas usaha antar anggota, tidak hanya di Banten, DKI atau Jawa Barat melainkan seluruh Indonesia hingga mancanegara. Saat ini, BMI Point telah memiliki 124 gerai ofisial.
Dengan begitu, BMI Point menjadi etalase produk usaha anggota agar dikenal di seluruh pasar tradisional dan modern Indonesia. Dan BMI Point menjadi tempat promosi program-program Koperasi BMI Group bisa tersampaikan ke anggota.
”Bagaimana Madu Baduy di Banten Selatan bisa dikenal di sebuah pasar di Payakumbuh Sumatera Barat. Bagaimana gula semut di Lebak bisa mendapat tempatnya di Pasar Mandailing Natal Sumatera Utara. Dan bagaimana pembiayaan rumah tanpa DP bisa juga dikenal oleh anggota-anggota Kopmen BMI di Surabaya. Itulah BMI Point, hadir untuk memberikan pelayanan prima demi kesejahteraan anggota dan masyarakat,” terangnya.
Sementara Direktur Utama Kopjas Yayat Hidayatullah mengawali presentasinya dengan Kisah varian menu Solaria, sebuah jejaring restoran terkenal di Indonesia. Mulai dari banyaknya varian menu, pelayanan yang on time, cita rasanya membuat para pelanggannya rela meraup kocek lebih dalam untuk menikmati masakan tersebut.
Namun untuk membangun itu bukan semudah membalikkan telapak tangan. Solaria memiliki anggota tim yang berkualitas seperti team leader yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, tim manajemen dengan pandangan bisnis yang luas dan memiliki ide-ide kreatif.
Yayat menerangkan tim yang kuat adalah tim yang memiliki tekad dalam mewujudkan tujuannya. Dengan menentukan tujuan, seluruh anggota tim dapat lebih bertanggungjawab dan dapat bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Cara ini juga dapat memotivasi anggota tim untuk saling berkoordinasi dan menjalankan peran masing-masing.
”Sama halnya dengan BMI Point, bagaimana kita membuat varian produk dan strategi pemasaran yang baik. Target hanya sekedar angka-angka, namun yang lebih penting adalah mengcreate tim kita untuk mencapai itu,” jelasnya.
Dan yang terakhir adalah menciptakan kebersamaan dan solid. Dua hal ini adalah kunci utama untuk membangun sebuah tim yang solid dalam mencapai tujuan bersama. Untuk menciptakan kedua hal ini, adalah saling berbagi kepada rekan satu tim dalam keadaan suka maupun duka.
Kisah para pengurus dalam membangun Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia juga disampaikan oleh Direktur Keuangan Kopsyah BMI. Bagaimana selama 10 tahun, Kopsyah BMI yang awalnya beraset Rp80 miliar meroket hingga Rp 1 triliun 10 tahun kemudian.
Makhrus mengingatkan, bahwa tim adalah salah satu pondasi yang dapat mendorong kemajuan dan perkembangan sebuah bisnis. Setelah memperkuat anggota tim, Anda juga harus memperkuat posisi keuangan bisnis. ”Untuk itu, manfaatkanlah peluang sekecil apapun untuk meningkatkan profit. Jika BMI butuh 10 tahun, tentu BMI Point bisa lebih cepat dari itu. Amin ya Rabbal alamin,” jelasnya.
Setali tiga uang dengan testimoni Direktur UPDB Kabupaten Tangerang, Rizky Maria Puspita Girsang. Ia menerangkan bahwa Koperasi BMI adalah salah satu mitra terbesarnya di Kabupaten Tangerang sejak masih bernama LPP-UMKM. Selama ini Koperasi BMI betul betul memberdayakan pelaku usaha mikro sesuai dengan sasaran yang dituju oleh UPDB Kabupaten Tangerang.
“UPDB Kabupaten Tangerang adalah bagian dari proses perjalanan LPP-UMKM hingga menjadi Koperasi BMI. Saya sangat mengapresiasi bagaimana Koperasi BMI kini semakin berkembang menjadi Koperasi BMI Group yang berisi Kopsyah BMI, Kopmen BMI dan Kopjas BMI. Apa yang telah dilakukan oleh Koperasi BMI sangat menginspirasi koperasi lain, tidak hanya di Kabupaten Tangerang, namun juga Banten dan nasional,” tandasnya..
Togar Harahap/Klikbmi)