مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; (QS Al Qashash : 84)
Tangerang, Klikbmi.com – Tanpa lelah, Koperasi BMI Group terus menggelorakan rasa kebanggaan untuk berkoperasi. Syiar muamalah tidak hanya diberikan kepada anggota Koperasi BMI namun juga antar koperasi lainnya.
Hampir dua jam, Presiden Direktur Koperasi BMI Group Kamaruddin Batubara memaparkan tranformasi bisnis koperasi kepada puluhan pengurus koperasi se-Kota Tangerang di Lantai 4 Gedung Cisadane Pemkot Tangerang, Senin, 18 Juli 2022.
Dalam acara yang dikemas dalam Forum Group Discusion (FGD), pria yang akrab disapa Kambara ini menceritakan bagaimana perjuangan Koperasi BMI yang awalnya hanya berasset Rp80 miliar di Tahun 2013 yang dalam rentang waktu 10 tahun meroket hingga Rp1 triliun lebih.
”Pak Kamaruddin, jika ada waktu kami minta waktunya berkunjung ke Kantor Koperasi BMI,” pinta Suhariyanto dalam sesi tanya jawab.
”Silahkan Pak, dengan senang hati,” jawab Kambara.
Suhariyanto merupakan Manajer Koperasi Karyawan Angkasa Pura I (KAS). Berstatus Koperasi Karyawan, KAS saat ini baru melayani simpan pinjam, belum ada simpanan yang bisa memenuhi kebutuhan anggota lainnya. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan sektor riil seperti yang telah ditransformasikan oleh Koperasi BMI Group dalam bentuk Koperasi Konsumen BMI dan Koperasi Jasa BMI.
”Apa yang dilakukan BMI sungguh luar biasa, tadi saya lihat ada simpanan umroh dan haji, ada simpanan qurban, sampai dengan simpanan pendidiikan. Tentunya dengan kunjungan kami ke kantor pusat, bisa mendengar langsung pengalaman Pak Kamaruddin beserta pengurus lainnya mewujudkan ini semua, kami bisa mendapatkan insight bagaimana pengelolaan koperasi bisa memenuhi kebutuhan anggota,” harap Suhariyanto.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Koperasi Karyawan Airnav Kota Tangerang Edi Cahyono. Ia pun dalam waktu dekat akan berkunjung ke Kantor Koperasi BMI Group untuk belajar transformasi bisnis koperasi. Saat ini Koperasi yang digawangi para karyawan perusahan navigasi udara itu baru sebatas simpan pinjam, belum kedalam kebutuhan riil.
”Kalau untuk urusan simpan pinjam konvensiona, Kopkar Airnav sudah melakukannya. Namun kalau kebutuhan riil,seperti pemenuhan sepeda motor, sanitasi, sampai rumah, kami belum menjangkau itu. Dalam waktu dekat, saya akan meminta waktunya Pak Kamaruddin untuk sudi menerima kami. Tentunya kami ingin menjalin kerjasama antar koperasi bersama BMI untuk memenuhi kebutuhan Kopkar Airnav,” jelas Edi Cahyono.
Diskusi yang bertajuk penguatan pengawasan koperasi itu diinisiasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Tangerang. Dalam pemaparannnya, Kamaruddin Batubara langsung melakukan bedah wacana (brainstorming) kepada peserta. Di awal sambutannya, ia sempat bertanya kepada para peserta diskusi.
”Selain Koperasi Karyawan, adakah yang total kerjanya cuma di koperasi,” tanya Kambara hingga tiga kali yang dijawab oleh gelengan kepala para peserta.
”Jadi kunci pertama kalau ingin koperasinya besar adalah fokus. Fokus mengurus koperasi saja, jangan ada pekerjaan lain. Lantas darimana gaji para pengurus? Bukan honor, tapi gaji ya. Ya gajinya dari keuntungan bisnis koperasinya,” jelasnya.
Selain fokus, sambung Kambara, pengelolaan koperasi harus bersih dari bisnis pribadi. Ini semua berangkat dari pesan Bapak Koperasi Indonesia bahwa Koperasi dibangun oleh orang-orang biasa yang jujur dan setia kawan.
”Kalau ada bisnis pribadi di dalam koperasi, itu bukan orang jujur. Bisnis harus fokus semuanya untuk koperasi. Sampai sekarang, Koperasi BMI tidak akan sampai Rp1 triliun assetnya jika dibangun oleh orang-orang yang tidak jujur,” papar Kambara.
Sebagai koperasi yang lahir dari gotong royong anggota, sambung Kamaruddin, Koperasi BMI dalam pergerakan usahanya selalu berdasarkan pemenuhan kebutuhan anggotanya. Hingga membentuk Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia yang didalamnya terdapat tiga koperasi primer, yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (sektor finansial), Koperasi Konsuman Benteng Muamalah Indonesia (Riil) dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (jasa/servis).
”Membangun bisnis koperasi harus benar-benar serius. Jangan main-main. Jangan kemudian protes ke pemerintah, gara-gara masalah sepele. Koperasi dibangun atas kesadaran anggotanya. Para pengurusnya harus siang malam dan setiap hari bagaimana caranya mencari modal simpanan. Para pengurusnya harus membuat terobosan program yang bisa memenuhi kebutuhan anggota,” tandas Kambara.
Selain Kambara, Dinas Koperasi UMKM Kota Tangerang juga mengundang dua narasumber lainnya antara lain Konsultan Koperasi Priambodo dan Lapenkopwil Banten Fredy Antoni. Pengawas Koperasi Muda Dinkop UKM Kota Tangerang Henny Pariastuti didapuk sebagai Moderator FGD ini.
(Togar Harahap/Klikbmi)