Nasehat Dhuha Selasa, 29 Juni 2021 | 19 Dzulka’dah 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Dalam menjalani kehidupan bersosial, kita tidak bisa menjauhi yang namanya bersinggungan dengan orang lain. Apakah disengaja atau tidak, disadari atau tidak. Kadang kita sebagai manusia tidak akan luput dari yang namanya salah. Dan jika punya salah, kita diperintahkan untuk meminta maaf.
Namun, jika ada seseorang yang memiliki kesalahan kepada kita, memaafkan kadang menjadi hal yang agak sulit dilakukan. Memaafkan apalagi melupakan kesalahan orang lain kepada kita memang tidak mudah. Tapi, sebagai manusia kita diharuskan untuk menjadi pribadi yang bisa memaafkan kesalahan seseorang dengan ikhlas, sebesar apapun kesalahan itu. Karena dengan memaafkannya, akan mendapatkan balasan dari Allah yang luar biasa.
Rasulullah SAW bersabda,” Barang siapa memaafkan saat ia mampu membalas, maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan (HR. Ath-Thabrani)
Bahkan di salah satu ayat Al-qur’an, dijelaskan bahwa jika kita bisa memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah akan memaafkan kesalahan kita. Allah berfirman di dalam surat An-Nur ayat 22 yang berbunyi :
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN SETIAP SEBELUM TIDUR ADALAH AMALAN AHLI SURGA
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW berkumpul dengan para sahabatnya di Masjid. Saat itu Rasulullah mengatakan bahwa akan ada ahli surga yang datang. Dan datanglah seorang Arab Badui yang masuk ke dalam masjid. Dan kejadian seperti itu berulang beberapa kali.
Sahabat-sahabat Nabi yang hadir merasa bingung mengapa orang Badui tersebut dikatakan sebagai ahli surga. Karena penasaran, salah satu sahabat Rasulullah yaitu Abdullah bin Amru bin Ash berinisiatif mencari tahu amalan yang dilakukan oleh orang Badui tersebut.
Setelah mengetahui rumahnya, Anaknya amr bin ash tersebut pun meminta izin untuk menginap selama beberapa hari di rumah orang Badui tersebut. Setelah menginap selama tiga hari, dia tidak menemukan amalan istimewa yang sekiranya membuat orang Badui tersebut tergolong ahli surga. Karena masih penasaran, Dia pun bertanya kepada orang Badui tesebut mengapa ia disebut ahli surga oleh Rasulullah.
Sempat bingung dengan pertanyaanya, akhirnya orang Badui itu menjawabnya dengan mengingat apa yang ia lakukan. Ia berkata:
“Sebenarnya setiap malam sebelum aku tidur, aku selalu mendoakan orang-orang dan memaafkan semua kesalahan (mereka) dan mengikhlaskan semua, lalu aku berdoa untuk mereka dan juga aku tidak iri dan dengki terhadap mereka.”
Mendengar jawaban orang Badui tersebut, Abdullah pun yakin dengan ucapan Rasulullah dan berkata: “Ya Paman, sekarang aku percaya bahwa kau calon penghuni surga. Dengan amalan itu kau akan dimasukkan ke dalam surga.”
Selain memaafkan kesalahan orang lain, Allah juga memerintahkan kita untuk membalas kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan. Allah berfirman di dalam surat fussilat ayat 34-35 yang berbunyi :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)
Kesimpulannya, Mungkin ada rasa kecewa bahkan marah setiap kita menerima kesalahan dari seseorang. Tapi dengan memaafkan kesalahan itu akan membuat hati kita menjadi tenang dan berlapang dada dan serta terhindar dari hati yang dipenuhi sifat dendam dan kebencian. Selain itu, Allah akan muliakan orang yang memiliki sifat pemaaf dan menjadikannya bagian dari ahli surga. Wallahu a’lam bish-showaab.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).
Assalamualaikum ustad, saya izin bertanya perihan riwayat hadis yang mendasari kisah tersebut darimana ya?, saya perlu karena kisah tersebut saya masukan ke skripsi saya dan saya kesulitan untuk mendapatkan riwayat hadis kisah tersebut, terima kasih