Nasehat Dhuha Senin, 21 Juni 2021 | 11 Dzulka’dah 1442 H| Oleh : Sularto
Klikbmi, Tangerang – BMI Kliker yang dirahmati Allah SWT mari kita renungkan arti tentang muhasabah atau introspeksi diri. Muhasabah adalah salah satu cara evaluasi dan membersihkan diri sendiri dari kesalahan-kesalahan yang mungkin telah diperbuat. Muhasabah adalah memperhatikan dan merenungkan hal-hal baik dan buruk yang telah dilakukan. Termasuk memperhatikan niat dan tujuan suatu perbuatan yang telah dilakukan, serta menghitung untung dan rugi suatu perbuatan. Muhasabah diidentikkan dengan menilai diri sendiri, mengevaluasi, atau introspeksi diri dengan mengacu kepada Alquran dan hadis Nabi sebagai dasar penilaian, bukan berdasarkan keinginan diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan, dan membersihkannya, mengutip Rofaah dalam buku Akhlak Keagamaan.
Setiap orang muslim dituntun untuk senantiasa melakukan muhasabah berdasarkan firman Allah dalam surah Al Hasyr ayat 18 yang berbunyi;“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya), dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan) bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala yang kamu kerjakan.”.
Syafri, dkk. dalam Jurnal Khazanah Pendidikan Islam menjelaskan bahwa muhasabah adalah kondisi ketika seorang hamba memiliki waktu untuk mengevaluasi dan menginvestasikan dirinya atas segala tindakan yang telah dilakukan olehnya (2020: 130). Demikian, dapat muhasabah dapat diartikan sebagai kegiatan melakukan evaluasi diri atas segala tindakan baik ucapan maupun perilaku yang telah kita dilakukan. Di dalam agama Islam, bermuhasabah dapat menjadi cara seorang hamba untuk selalu mengingat Allah SWT. Ketika seorang hamba selalu mengingat Allah SWT dalam setiap kegiatannya maka ada kemungkinan bahwa ia akan semakin dekat dengan Sang Pencipta.
Lalu, Bagaimana Cara Muhasabah Agar Dekat dengan Allah? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bermuhasabah. Jika di masa sekolah dulu, guru atau lembaga tertentu biasanya rutin membuat kajian dengan bermuhasabah. Namun, gimana kalau sudah lulus sekolah? Kita tetap bisa bermuhasabah secara mandiri, tapi lebih baik lagi jika kita mendapatkan bimbingan dari guru agama, ustadz, atau ustazah. Cara nyaman bermuhasabah yang bisa kita lakukan, yaitu:
a) Sucikanlah diri terlebih dahulu dari najis. Kita bisa mandi besar dan/atau wudhu.
b) Laksanakan Sholat Taubat, Sholat Wajib, atau Sholat Sunnah yang sesuai dengan waktunya.
c) Lakukan dzikir kepada Allah SWT, membaca sholawat, dan berdoa.
d) Setelah berdoa Kita bisa melafalkan segala keluh kesah dan perasaan Kita kepada Allah SWT.
Adapun muhasabah yang perlu terus kita lakukan paling tidak ada beberapa hal berikut ini :
a) Apa sholat kita sudah terjaga?
b) Apakah kita selalu mendoakan orang tua kita?
c) Apakah kita selalu bisa mnghindari perbuatan tercela dan maksiat?
d) Apakah kita bisa melaksanakan sunah-sunah?
e) Apakah kita masih sesuai dengan tujuan hidup kita?
f) Kenapa kita sering marah?
g) Kenapa kita tidak bisa sabar?
h) Siapa yang ada untuk kita?
i) Siapa yang akan membantu kita?
j) Siapa yang membimbing kita?
k) Dan tentu masih banyak pertanyaan lain sesuai dengan tujuan kita ingin kemana…
Bermuhasabah setiap saat tentu akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, karena setiap saat kita bisa mengevaluasi diri kita.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).