اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.
“Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” (HR Bukhari)
TENJO – Mimpi Mohammad Fadli Daus (7), bocah pengidap Down Syndrome mendapatkan kursi roda akhirnya terwujud. Bocah lugu itu tersenyum saat menerima kado dari Koperasi BMI. Sebuah kursi roda yang selama ini diimpikannya.
Bantuan kursi roda gratis dari BMI diterima langsung oleh Peni (38), ibu kandung Fadli di rumahnya, Kampung Manggu, RT 02, RW 01, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Penyerahan kursi roda diwakili langsung oleh Tim Zakat Infaq Wakaf dan Sadaqah (ZISWAH) Kopsyah BMI H Puryadi, Manajer cabang Tenjo Misjaya dan Sekretaris Desa Singrabraja Saeful.
Sebelum menerima kado, Fadli masih terbaring di teras rumah. Lelaki cilik usia 7 tahun itu bersandar sebuah bantal di belakangnya. Diapit ibu dan beberapa keluarga lainnya. Matanya kerap menatap ke atas, sesekali tertawa dan mengulum jemarinya. Tubuhnya pun mungil dan berbeda dari anak-anak seusianya.
Ia mengidap kelainan Down Syndrome sejak usia empat bulan. Berbeda dengan bocah seusianya, Fadli hanya bisa mendekam saja dalam rumahnya. Fadli adalah putra kedua pasangan suami istri, Marji dan Peni. Peni hanya seorang ibu rumah tangga, sementara Marji bekerja sebagai sopir. ”Di rumah saja pak, kadang kasihan mau diajak main bersama anak-anak lain, tapi kondisinya begini,” ujar wanita yang full 24 jam mengurus keluarga kecilnya tersebut.
BMI Serahkan Dua Unit HRSH Sekaligus di Kabupaten Bogor, Selengkapnya Baca di : Bogor Pancakarsa, Koperasi BMI Luar Biasa!
Kelainan yang diderita hampir tiga tahun itu membuatnya tak bisa berjalan, tak sanggup menyuapi dirinya sendiri, dan tak mampu berbicara lancar layaknya anak-anak seusianya. Kondisi Fadli ini tidak bisa dibilang baik-baik saja. Karena kelainan ini, maka niatnya untuk bersekolah atau mengaji di surau layaknya anak-anak lain pun tak bisa terwujudkan.
Peni mengatakan kelainan anaknya itu tidak dibawa sejak lahir. Fadli masih tumbuh normal selama empat bulan lebih, sampai terjadi musibah yang menyedihkan itu. “Setelah itu, dia mulai panas tinggi lalu kejang dan terjadi kelainan seperti ini,” tuturnya.
Sebagai seorang ibu, sebagaimana pula orangtua-orangtua lainnya, Peni dan keluarga lainnya tak tinggal diam melihat kondisi Fadli, Ia mengaku pernah merujuknya ke rumah sakit biasa. Namun karena belum menjadi peserta BPJS, ia pun merasa menyerah saat melihat nominal harga terapi yang diajukan oleh rumah sakit. ”Harganya jutaan pak, nggak sanggup kami. Saat ini, paling mengurus Fadli dengan sebaik-baiknya,” terangnya.
Sebagaimana terlihat, cara duduk Fadli yang tidak sempurna itu lantaran kaki dan tangannya yang kurus dan kaku.Jika anak-anak seusianya dengan luwes menggerakkan tangannya tanpa ada hambatan berarti, maka hal itu tidak berlaku untuk Fadli. Tangannya kaku untuk digerakkan dan dia tidak bisa melipat persendiannya dengan luwes.
Dengan bantuan ini, Peni mengucapkan rasa terima kasihnya yang dalam atas bantuan BMI. Kendati bukan anggota koperasi BMI, Peni mengaku selalu mendengar BMI tak pernah lelah mengulurkan tangannya untuk warga tak mampu. ”Saya mewakili keluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan ini. Bantuan ini sangat meringankan kami. Semoga berkah,” ujarnya.
BMI Terus Eksis Mengajak Anggota Beramal Jariyah, Selengkapnya baca di: Kamaruddin Batubara : “Jangan Menunggu Pensiun Untuk Beramal Jariyah”
Sementara, Sekdes Singabraja Saeful mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada BMI atas kepedulian terhadap warganya. ”Saya mewakili pemerintah Desa Singabraja mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas kepedulian BMI yang begitu tinggi kepada warga kami. Semoga ini menjadi keberkahan kita bersama,” jelasnya.
Kepada KlikBMI, Manajer Kopsyah BMI Cabang Tenjo Misjaya mengatakan, pemberian bantuan kursi roda untuk meringankan beban Fadli. Dikatakannya, kursi roda tersebut berasal dari dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) Kopsyah BMI dari anggota. Harapannya, dengan kursi roda ini, Fadli bisa melakukan aktivitasnya, meski hanya berjalan-jalan saja.
“Alhamdulilah, hari ini Kopsyah BMI menyerahkan kursi roda untuk Fadli. Semoga bantuan ini mampu meringankan beban beliau dan bisa membantunya beraktifitas kembali,” terangnya.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mendoakan agar Keluarga Fadli tetap tabah mengurus buah hatinya. Ia berharap Fadli bisa merasakan kembali masa kecilnya lewat kursi roda gratis dari BMI. ”Semoga ananda Fadli tumbuh dengan sehat dan tetap ceria,” ujarnya.
Program demi Program Ekonomi Umat oleh Koperasi BMI di Tahun 2021, Selengkapnya baca di : BMI Terus Menabur Harapan Di Tahun 2021
Penulis Best Seller Model BMI Syariah itu menjelaskan program kursi roda gratis merupakan implementasi poin ke lima Peradaban Baru Koperasi Indoensia. Yakni koperasi itu peduli sesama. Koperasi yang benar – benar koperasi harus peduli dengan sesama, harus berjalan dengan semangat berbagi, tolong – menolong dan memberdayakan.
”Koperasi itu peduli sesama dan berjiwa sosial. Koperasi sebagai perusahaan memiliki tujuan ganda, koperasi tidak hanya sekedar mencari keuntungan tetapi memiliki sifat berbagi kepada sesama (anggota dan non anggota) yang merupakan cerminan dari sifar tolong – menolong. Koperasi juga memiliki fungsi untuk memberdayakan anggota dan non anggota dalam mewujudkan kesejahteraan yang mandiri dan bermartabat,” tandasnya.
Disadari atau tidak bahwa kekuatan ZISWAF dari anggota BMI menjadi faktor stimulus kemakmuran ekonomi anggota. Dalam skala desa saja, ZISWAF mampu mengurangi tingkat kemiskinan warga, menciptakan keadilan ekonomi, menciptakan distribusi pendapatan yang merata, dan menjadi jaminan sosial dengan pelayanan yang efektif.
(gar/KLIKBMI)