Tangerang, Klikbmi.com – Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menerima kunjungan pengurus Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Syariah Kelda Hulu Sungai Selatan (HSS) asal Kalimantan Selatan. Studi tiru koperasi pegawai Kanwil Kemenag Kalsel ini dihelat di Aula Yasril Muttaqien Kantor Pusat Koperasi BMI Gading Serpong, Tangerang, Jumat 24 Juni 2022.
Dalam agenda studi tiru koperasi, Rombongan yang diketuai Ketua Pengurus KPRI HSS H Husni mendapatkan banyak insight (pengetahuan) mulai dari ilmu keuangan syariah seperti akad-akad pada Koperasi Syariah. Perlu diketahui, kunjungan studi tiru ke Koperasi BMI Grup ini difasilitasi oleh Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) yang memiliki divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi koperasi dan berbagai macam diklat manajemen perusahaan pada umumnya.
Materi pertama studi tiru disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Koperasi Sekunder BMI yang juga Ketua Pengurus Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara. Kemudian, Direktur Keuangan Kopsyah BMI, Makhrus yang memberikan materi akad akad syariah dan Manajer Pembiayaan Kopsyah BMI Jamin yang membahas detil produk simpanan dan produk pembiayaan (produktif dan investasi).
Kepada redaksi Klik BMI, Wakil Ketua I KPRI Syariah HSS Kelda Kalsel H Ridwan mengatakan, pihaknya sudah tepat memilih Kopsyah BMI sebagai percontohan koperasi syariah. Kelda sendiri merupakan singkatan Keluarga Departemen Agama. Baginya, apa yang telah dilakukan Kopsyah BMI tidak hanya bertumpu pada bisnis semata, namun juga sebagai koperasi pemberdayaan dan sosial sesuai syariah.
”Alhamdulillah, rombongan Koperasi Syariah KPRI HSS mendapatkan pengetahuan akad syariah dan produk-produk simpanan. Yang tentunya, bisa kami implementasikan kepada 505 anggota kami,” terangnya.
Ridwan mengatakan, informasi Kopsyah BMI didapatkannya melalui website dan jaringan media sosialnya. Setelah ditelisik, Ridwan semakin kagum dengan produk-produk pembiayaan dan simpanan syariah. Yang tidak hanya mengangkat derajat ekonomi anggota bersama-sama, namun juga sosialnya.
”Kopsyah BMI menjadi benchmark (tolok ukur) oleh pemerintah dalam mengembangkan konsep berkoperasi syariah hingga menjadi koperasi besar nantinya seperti Kopsyah BMI,” jelasnya.
Mengawali materinya Presiden Direktur Koperasi Sekunder BMI Kamaruddin Batubara, menerangkan perbedaan koperasi dengan Perseroan Terbatas (PT). Koperasi sesuai dengan prediksi Bung Hatta pada masa depan akan banyak disalahgunakan, banyak koperasi dikelola dengan pendekatan yang menyalahi prinsip dan nilai koperasi.
”Keberhasilan Koperasi BMI hingga mencapai asset Rp1 triliun adalah buah dari keseriusan dari pengurus, pengawas, karyawan dan anggotanya yang fokus membangun koperasi,” kata pria yang karib disapa Kambara itu.
Kambara mengatakan bahwa pengembangan Koperasi BMI Grup disinergikan dalam Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia (Koperasi Sekunder BMI). “Terdapat 3 koperasi primer di BMI Grup, Kopsyah BMI pada sektor simpan pinjam dan pembiayaan syariah, Kopmen BMI ada sektor usaha riil khususnya sektor konsumsi. Dan ketiga Kopjas BMI yang bergerak pada sektor jasa. Termasuk jasa diklat atau studi tiru yang kita lakukan sekarang,” terangnya.
Pria Kelahiran Mandailing Natal 47 tahun silam itu menerangkan Koperasi BMI memiliki metode atau model khusus. Model khusus ini disebut dengan Model BMI Syariah. “BMI berkembang dan menjadi manfaat bagi banyak orang karena kita mengenal 5 instrumen dan 5 pilar. 5 instrumen ini adalah sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi untuk menciptakan 5 pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” jelasnya.
Kambara menerangkan quote dari Bung Hatta yang menjelaskan bahwa untuk mengangkat kesejahteraan anggota, orang dapat membentuk koperasi kredit sebagai lead sector. “Bung Hatta berpesan bahwa nanti akan banyak orang membentuk badan usaha yang mengatakan bahwa usahanya adalah koperasi, namun ternyata prakteknya jauh dari nilai koperasi” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)