Nasehat Dhuha Jumat 24 Juni 2022 | 24 Dzul Qaidah 1443 H | Oleh : Sarwo Edi, ME
Tangerang, Klikbmi.com – “Assalamu alaikum,” salam dengan nada yang cukup lantang terdengar hingga ke ruangan belakang. Meski deru kendaraan yang lalu lalang di depan kantor, Karyawan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) Cabang Jayanti sudah mengenal salam dengan suara khas itu.
Pak Toyyib, begitulah kami menyapanya. Pria dengan tubuh tegap dan atletis itu sudah berada di depan Front Office kantor. Tak lama kemudian, pria berkacamata sudah menyambutnya dengan senyuman dan jabat tangan yang erat.
”Pak Wahyu, saya mau berzakat di BMI,” kata Pak Toyyib kepada pria berkacamata tersebut.
”Alhamdulillah,” jawab Wahyu Budi Prasetya, Manajer Cabang Kopsyah BMI Cabang Jayanti.
Pak Toyyib adalah Anggota Umum Kopsyah BMI Cabang Jayanti. Ia telah menjadi anggota sejak 2017 yang lalu. Kesehariannya adalah staf pelaksana di Dinas Sosial Kabupaten Tangerang bidang rehabilitasi sosial di seksi anak dan lansia. Merawat dan menjaga lansia dan anak terlantar bukanlah pekerjaan yang tak mudah. Butuh kesabaran dan ketegasan.
”Kalau Bang Toyyib di lagu-lagu itu kan lupa pulang, tapi kalau Bang Toyyib yang di sini, Insya Allah nggak pernah lupa bayar zakat,” ujar Pak Toyib seraya bercanda.
Pak Toyyib tinggal di Kampung Pabuaran, RT 04, RW 005, Desa Pabuaran, Jayanti, Kabuaten Tangerang. Untuk menuju rumahnya ke Kantor Cabang Jayanti, Toyyib rela menempuh waktu 20 menit dengan sepeda motor. Kerap juga, Pak Toyyib membayar zakatnya ke BMI saat pulang dari tempatnya bekerja, Panti Rehabilitasi Sosial Pemkab Tangerang.
Pak Toyyib selalu aktif menjadi anggota Kopsyah BMI. Selain menabung di BMI, ia juga mengajak warga sekitarnya untuk menjadi anggota. Ia juga aktif berbagi di masyarakat setelah mengenal program program Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf (ZISWAF) Kopsyah BMI.
“Keinginan saya bergabung menjadi anggota BMI karena karena saya melihat program di BMI bagus-bagus, khususnya perhatiannya kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu,” terangnya.
Pria yang saat ini berumur 44 tahun ini memang getol untuk berbagi. Selain di masyarakat, ia juga berbagi melalui BMI. Yaitu dengan berzakat dan berwakaf di Kopsyah BMI.
“Alhamdulillah, Saya juga sudah berwakaf di BMI. Ketika itu yang jadi Manajer Cabang Jayanti adalah Pak Seno. Kalau untuk zakat, saya baru mulai di Bulan Mei 2022 (setelah lebaran) kemaren. Dan insya Allah setelah itu, setiap bulan saya berzakat di BMI”. Lanjutnya.
Sebelum berzakat melalui Kopsyah BMI, sambung Toyyib, ia sudah rutin melakukannya. Salah satunya, dengan membagikannya langsung kepada anak yatim dan dhuafa. Tepatnya sejak 2019 yang lalu.
“Saya mulai berzakat dari tahun 2019. Yaitu senilai 2,5 persen dari pendapatan. Pada saat itu saya sendiri yang langsung membagikannya kepada anak yatim dan dhuafa. Saya merasa gaji yang saya terima sudah sampai nishab dan wajib untuk zakat,” tuturnya menceritakan awal ia berzakat.
Mulai Mei 2022, Ia memutuskan untuk berzakat di BMI karena merasa itu merupakan perintah. Selain itu, Kopsyah BMI merupakan Lembaga resmi yang boleh menerima dan menyalurkan zakat.
“Untuk urusan infaq saya masih bagikan sendiri kepada anak yatim dan dhuafa. Tetapi untuk urusan zakat, itukan perintahnya harus melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) atau Lembaga Amil Zakat yang terdaftar dan diakui oleh negara. Makanya saya mulai berzakat melalui Lembaga resmi, Yaitu Kopsyah BMI. Saya memilih berzakat di BMI karena programnya bagus dan lembaganya resmi”. Ujarnya mengungkapkan alasan berzakat di Kopsyah BMI.
Sejak menjadi pegawai di Dinas Sosial tahun 2019 silam, ia merasa bahwa dengan berbagi kepada orang lain adalah sebuah kebutuhan. Dengan ber-ZISWAF, Toyyib merasakan tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Seakan mendapatkan keamanan selain dari security. Hal itu ia rasakan setelah mulai berzakat di tahun 2019 yang lalu.
“Saya merasa bahwa dengan ber-ZISWAF menjadikan hidup lebih tenang. Seakan mendapatkan keamanan selain dari security. Barang-barang yang saya miliki juga aman. Dan itu saya rasakan sendiri setelah mulai berzakat dari tahun 2019 yang lalu”. Tambahnya menyebutkan manfaat yang ia rasakan setelah berzakat.
Ia melanjutkan, Ia merasa bahwa melakukan ziswaf setiap bulan itu ternyata enak dan ringan. Itu keamanan buat pribadinya dari Allah SWT. Dan ia merasa bahwa rezeki yang ia terima adalah titipan dari Allah SWT, dimana sebagiannya adalah hak orang lain yang harus diberikan melalui sedekah.
Di akhir perbincangan, Toyyib pun berharap kepada sahabat BMI Klikers yang penghasilannya sudah mencapai nishab (batas minimal wajib mengeluarkan zakat) dan haul (satu tahun) untuk dikeluarkan zakatnya dan diberikan kepada Lembaga Amil Zakat, baik daerah maupun pusat atau di lembaga yang sudah resmi seperti di Kopsyah BMI.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Rukun Islam ada 5 (lima) : Yaitu Mengucapkan dua kalimat syahadat, Mendirikan Sholat lima waktu, Menunaikan zakat, Berpuasa di Bulan Ramadhan dan Menunaikan Haji (Bagi yang mampu). Menunaikan zakat adalah salah satu kewajiban seorang muslim jika harta yang ia miliki sudah sampai nishab dan haul.
Bahkan tidak sedikit ayat di dalam Al-Qur’an yang berisi tentang ancaman dari Allah bagi orang yang enggan membayar zakat. Salah satunya sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat At-Taubah ayat 34 yang berbunyi :
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah : 34)
Banyak jenis (zakat) pekerjaan yang perlu dikeluarkan zakatnya. Ada zakat pendapatan dan jasa, zakat profesi, zakat pertanian, zakat tabungan, zakat peternakan, zakat perikanan, zakat emas, zakat perak, zakat saham, obligasi dan surat berharga lainnya, zakat perdagangan dan zakat investasi pabrik, Gedung dan lainnya.
Dari semua jenis zakat yang tertera di atas, kita perlu memperhatikan nishabnya. Jika di dalam satu tahun (haul) harta yang kita miliki sudah sampai nishab. Maka kita wajib untuk mengeluarkan zakatnya sesuai kadar & perhitungan yang ada.
Zakat adalah instrument dua sisi. Sisi pertama, harta yang kita keluarkan bisa membantu orang-orang yang termasuk 8 asnaf (Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Budak yang ingin memerdekakan dirinya, Gharimin (Orang yang terlilit hutang), Orang yang berjuang di jalan Allah dan musafir). Sisi kedua, sebagai pembersih harta kita yang di dalamnya masih ada “debu-debu” akibat dari proses untuk mendapatkan harta tersebut.
Sebagai Lembaga resmi, Kopsyah BMI juga menerima zakat para muzakki (Orang yang berzakat) dan disalurkan kepada para mustahiq (8 Asnaf) yang berhak menerimanya. Sebagaimana telah dilakukannya hingga sekarang.
Bersihkan hati dan jiwa dengan istighfar, Bersihkan harta dengan berzakat. Wallahu a’lam bish-showaab.
(Togar Harahap/KlikBMI)